Chapter 23

824 184 26
                                    

Kepulan panas dari secangkir coklat sedikit guna menghangatkan tubuh menjadi titik fokus bocah berumur tujuh tahun tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepulan panas dari secangkir coklat sedikit guna menghangatkan tubuh menjadi titik fokus bocah berumur tujuh tahun tersebut. Sosok wanita dengan cardigan putih itu menatap iba pada bocah tersebut. Bahu kecil itu bak tertimpa beban berat tak kasat mata.

Aera, wanita itu menemukan Jungwon tertidur dibangku minimarket dua puluh empat jam tak jauh dari tempat tinggalnya. Seorang diri tanpa ditemani siapapun. Empatinya membumbung tinggi, ia rayu si bocah untuk ikut dengannya. Jungwon setuju dengan syarat jika Aera tidak memberitahu siapapun.

Namun, Aera sedikit ingkar, ia hubungi Taehyung bermaksud agar keluarganya tahu dan tidak terlalu khawatir. Aera juga menyuruh Taehyung atau siapapun untuk tidak datang menjemput Jungwon tanpa izin anak itu. Sebab jika mereka tahu tanpa izin anak itu, hati kecil Jungwon akan terluka. Ia akan kecewa, karna demi apapun Aera tahu jika si bocah tengah kehilangan rasa percayanya.

Jungwon, Aera tahu bocah itu memiliki rasa percaya diri tinggi. Ia juga menganggap sang ayah adalah segalanya. Namun, sebuah fakta telak menghancurkan bocah itu dalam sekejap. Sosok yang selalu ia elu-elukan, ia bangga-banggakan ternyata bukanlah ayah biologisnya. Pikiran bocah itu penuh, ia sensitif. Dan Aera mencoba memahami semuanya pelan-pelan.

Aera memutuskan mendekat ke arah Jungwon. Duduk disofa tepat disamping si bocah. Jungwon tak terusik sama sekali, ia bahkan melamun. Aera menyentuh bahu kecil itu, total membuat Jungwon terkejut. Menatap ke arah sang pelaku, Jungwon tersenyum kecil.

"Mau mandi air hangat? Sudah aunty siapkan."

"Apa boleh?"

Aera terkekeh kecil, ia mengangguk pelan, "Tentu, aunty menawarkan. Mau ya?"

Jungwon mengangguk. Ia lantas mengikuti Aera masuk ke dalam kamar wanita itu, "Jungwon okay kalau mandi di kamar aunty? Kamar mandi yang ada dikamar tamu sedang diperbaiki."

"Jungwon okay, tapi aunty okay?"

Aera terkekeh pelan dengan kepala mengangguk, "Okay, sayang."

Aera segera mengambil handuk yang ada didalam lemari. Ia juga membantu Jungwon melepas pakaiannya meski anak itu sedikit sungkan. Anak itu Aera antar ke kamar mandi, setelahnya ia meraih tas Jungwon guna menyiapkan pakaian bocah itu tentu ia sudah meminta izin dari sang pemilik. Aera mengambil minyak penghangat khusus bayi yang ia punya.

Beberapa menit setelahnya Jungwon keluar dari kamar mandi, anak itu sudah memakai celana pendek. Aera segera menepuk kasur disebelahnya, Jungwon hanya menurut tanpa kata. Setelah Jungwon duduk ditepi ranjang, Aera berdiri dan mulai mengoleskan minyak itu dibadan si bocah, "Biar hangat, ya." ujarnya lembut total membuat Jungwon terdiam ditempatnya. Perhatian kecil yang Aera berikan total mengingatkan bocah itu pada sang ayah.

Aera segera memakaikan baju Jungwon dengan telaten. Tak lupa ia juga mengeringkan rambut Jungwon dengan hairdryer miliknya.

"Selesai." Ujar Aera tepat setelah ia memakaikan sweater yang baru ia beli untuk Jungwon.

DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang