Netranya berpendar kearah sekitar, memindai restoran khas Eropa dengan kepala mengangguk pelan. Rose akui selera Jungkook memang tidak pernah berubah, selalu memberikan kesan mewah, elegan, juga nyaman secara bersamaan.
Rose menoleh ke arah Jungkook yang duduk disampingnya, "Bukankah baiknya kau dan Aera menyelesaikan apa yang belum selesai?"
"Kita bahkan tidak pernah memulai, apa yang harus diselesaikan?"
Helaan napas sang wanita Jungkook dengar, sengaja ia acuhkan. Tangannya memilih menuangkan wine dalam gelas dan menyesapnya sesaat.
"Itu bagimu, beda lagi bagi Aera."
Jungkook hanya mengedikkan bahunya, "Akan kucoba."
"Bukan akan tapi harus." Koreksi Rose membuat Jungkook mengangguk pelan.
Pintu private room terbuka, salah seorang pelayan mengantar Aera. Tatapan Jungkook dan Aera bertemu, waktu seolah berhenti diantara keduanya, baik Jungkook dan Aera tidak ada yang berniat memutuskan pandangan.
Rose melihatnya, melihat bagaimana tatapan bersalah Jungkook terasa begitu dalam. Aera memutuskan tatapannya setelah beberapa saat. Jungkook berdiri dari duduknya, bermaksud menyambut kedatangan Aera. Sang sahabat hanya mengangguk pelan, ia segera duduk tepat dihadapan Jungkook.
Aera menoleh ke arah Rose, tersenyum dengan kepala mengangguk pelan. Pertemuan pertama mereka ternyata bukan membahas pekerjaan tapi sedikit permasalahan dalam hidup, tak apa.
Suasana yang begitu canggung sangat terasa. Rose mengerti jika sahabat lama itu harus menyelesaikan apa yang belum selesai. Maka dari itu Rose bangkit dari duduknya, meraih tas mahal kesukaannya, ia tersenyum, "Kalian bicara terlebih dahulu, aku akan menunggu diluar."
Tanpa mendengar jawaban dari sepasang sahabat itu, Rose segera keluar dari private room. Menyisakan Jungkook dan Aera yang hanya diam tanpa memulai percakapan apapun.
Jungkook memutuskan menuangkan wine dalam gelas dan menggesernya ke arah Aera yang mana membuat sang wanita menatap ke arahnya.
Aera, wanita itu berusaha mati-matian menahan debaran jantungnya yang menggila. Cintanya penuh, sayang yang dicinta tak merasakan apapun.
"Bagaimana kabarmu?"
Aera meremas coat mahalnya, ia mengangguk pelan dengan senyuman kecil, "Seperti yang kau lihat, aku baik."
Jungkook tersenyum, ia merogoh saku jasnya lalu meletakkan kalung dengan liontin bunga daisy dihadapan sang wanita. Terlihat jelas oleh Jungkook raut wajah terkejut sang sahabat.
"Terimakasih banyak, terimakasih banyak karna kau sudah mau menolongku malam itu."
Aera yang mendengarnya tersenyum kecil, "Sama-sama, kebetulan hanya lewat."
"Lalu kenapa menghindar?"
Kalimat tanya meluncur mudah dari bibir Jungkook, sang empu mengutuk kalimat tanya yang keluar dengan mudahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorce
FanfictionProblematika perceraian Rose dan Jungkook dalam membesarkan kedua putra mereka. Lalu bagaimanakah usaha Soobin dan Jungwon untuk menyatukan kembali kedua orang tua mereka? "Kita boleh bercerai, tetapi Soobin dan Jungwon yang utama."