CHAPTER 25 [Marka Galau]

650 72 0
                                    

Kecepetan? Sengaja aku cepetin alurnya ya. Karena target aku dari awal rampung 29-30 chapter udah selesai.

Masih ada beberapa chapter lagi, kedepannya.

Enjoy ya.

-----

Selamat membaca

-----

5 bulan kemudian

Heksa turun dari mobil Januar. Ditangannya terdapat kantong berisi cakwe dan odading yang sempat dirinya beli di pinggir jalan.

Mulutnya juga tak berhenti mengunyah cakwe. Setelah menelannya. Heksa berucap, "Makasih ya Ja tumpangannya."

"Hm," balas Januar. Ia pun sedikit melajukan mobilnya kearah rumahnya yang berjarak lima langkah dari rumah Heksa.

Setelah melihat mobil Januar memasuki garasi. Heksa membuka pagar rumahnya dan berjalan menuju teras depan.

Sesekali ia menyuapkan satu buah cakwe ke mulutnya.

Heksa menghentikan kunyahannya saat melihat abangnya terlihat sedang melamun di teras rumah. Kedua telapak tangan Marka bertumpu pada dagu.

Disana juga ada Kenan, Hendery dan Lamuel yang sedang bermain ponsel.

Heksa menyalami tangan ke empatnya secara bergantian.

"Abang gue kenapa?" tanya Heksa berbisik pada Lamuel.

Lamuel balas berbisik, "Dia lagi galau."

"Galau kenapa?"

Kali ini Hendery yang menjawab, "Putus dari Meisya."

"HAH?" Heksa sedikit mengeraskan suaranya. "Kok bisa? Padahal kelihatannya mereka berdua baik-baik aja," lanjutnya merasa heran.

"Nah itu, gue juga ngerasa aneh. Tadi pas kita lagi makan di kampus. Si Meisya tiba-tiba minta putus, katanya udah gak cinta," jelas Kenan kali ini.

Heksa memanggil Marka pelan. "Bang!"

Tak ada respon.

Heksa kembali memanggil, "Abang!"

Lagi-lagi tak ada respon.

Oke, habis sudah kesabaran Heksa. Dengan kekesalannya Heksa menepuk bahu sang abang kencang, setelahnya berteriak.

"ABANG!"

Dan berhasil, Marka tersadar dari lamunannya. Melihat Heksa disebelahnya Marka mengerutkan dahi bingung. "Lho Dek, dah pulang? Kok gue gak tahu"

"Gimana mau tahu, dari tadi ngelamun terus," cibir Lamuel yang ikut merasa kesal.

"Abang beneran putus dari Kak Meisya?" tanya Heksa memastikan yang Marka balas dengan anggukan kepala.

"Kenapa bisa putus?"

"Gak tahu lah pusing." Marka berdiri dari duduknya. "Gue mau ke kamar dulu!" Ia bergegas masuk kedalam rumah.

"Ternyata Marka bisa galau juga," celetuk Hendery setelah beberapa detik hening.

"Abang gue kan juga manusia Bang, jadi bisa galau lah."

"Iya bocah, eh btw  bagi dong odading-nya." Hendery mencoba menggapai kresek berisi cakwe dan odading di tangan Heksa.

Heksa menjauhkan tangan Hendery. "Gak boleh, beli aja sana Bang! Ini punya gue."

Hendery berdecak. "Aelah, pelit amat lo bocah."

Heksa hanya menjulurkan lidahnya mengejek Hendery, setelahnya berlari memasuki rumah.

Heksa Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang