CHAPTER 02 [Sahabat Heksa]

2.6K 140 1
                                    


----

Selamat membaca.

----

Sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di depan gerbang sekolah SMA Gerdana

"Adek turun ya Yah, Ayah semangat kerja-nya." Heksa menyalami tangan Joni.

"Iya, uang yang Ayah kasih kemarin masih ada kan?"

"Ada kok."

"Yaudah sana turun, itu teman-temanmu udah nungguin."

Heksa menoleh ke arah yang ditunjuk ayahnya. Benar saja, disana sudah berdiri ke enam sahabatnya di dekat gerbang.

"Dadah Ayah, Ayah hati-hati bawa mobilnya," ucap Heksa melambaikan tangan dari balik kaca jendela setelah turun dari mobil.

"Iya."

Heksa memperhatikan mobil sang ayah yang melaju membelah jalanan kota, hingga tidak terlihat oleh netranya, baru ia menghampiri ke enam sahabatnya.

"Hello guys," sapa Heksa riang.

Tangannya tak tinggal diam. Ia menepuk satu-persatu bahu mereka dengan keras.

"Sakit anjir," ringis Rasya kencang. Ia membalas dengan mengeplak kepala Heksa.

"Tahu nih, dateng-dateng," sahut Jiko

"Hehe, sorry." Heksa memberikan cengiran kudanya.

"Hihi, Sirry," ledek Chiko. "Kebiasaan lo Bang."

"Tumben Bang," ucap Jidan.

"Tumben apa?"

"Gak bawa motor."

"Gue lagi males bawa motor, makanya bareng sama Ayah."

"Oh," sahut Yoga dengan wajah datar.

Heksa yang melihat raut Yoga, tak segan-segan langsung menggeplak belakang kepala Yoga, yang Yoga balas dengan ringisan pelan.

"Aneh gue lihat wajah lo, sok datar gitu."

"Kan biar keren, kata Adek gue, kalau pengen keren pasang aja muka datar."

"Bukannya kelihatan keren, tapi malah jelek," cibir Rasya pedas.

Yoga yang tak terima dibilang jelek, langsung membalas cibiran Raysa. "Ganteng gini dibilang jelek."

"Dahlah, kita masuk kelas aja yuk!" Januar bersuara, ia berjalan dengan merangkul bahu Yoga dan Jidan. Meninggalkan Heksa, Chiko, Rasya dan Jiko.

"Woy tungguin elah!" Heksa berlari menyusul ketiganya diikuti yang lain.

Dipertengahan koridor menuju kelas, Heksa dkk dihadang oleh kepala sekolah mereka.

"Eh Bapak, selamat pagi Pak."

"Selamat pagi Pak."

"Pagi Pak."

"Iya pagi," balas kepala sekolah bernama pak Hendri.

"Ada apa ya Pak? Kenapa ngehadang jalan kita bertujuh? Bapak mau ngasih kita hukuman ya? Perasaan hari ini kita belum buat onar deh Pak." tanya Jidan secara beruntun.

Rasya yang mendengar pertanyaan beruntun Jidan, secara spontan mencubit pinggang orang yang berada di sebelahnya, yang ternyata Yoga. Membuat Yoga meringis.

"Sakit anjing," ringis Yoga pelan

Karena keadaan yang hening, ringisan Yoga ternyata terdengar oleh pak Hendri. Sontak semua mata langsung tertuju ke arah Yoga.

Chiko dan Jiko memberikan pelototan tajam, Heksa yang langsung menepuk jidat pelan, sedangkan Jidan, Rasya dan Januar langsung menundukkan kepala.

"Bentar lagi," gumam Heksa yang hanya bisa didengar dirinya sendiri.

Heksa Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang