CHAPTER 22 [Semaleman With Abang]

595 71 0
                                    

-----

Selamat membaca.

-----

Tok tok

"Bang, keluar dong!"

Tok tok

"Bang, temenin Adek main."

Tok tok

"Bang, Adek bos---"

Ceklek

Ucapan Heksa terpotong oleh suara Marka yang baru saja membuka pintu dan menyahut, "Berisik! Ganggu aja lo."

Heksa cengengesan. "Hehe, temenin Adek main yuk Bang? Kita battle satu lawan satu. Adek bosen kalau main sendiri."

"Emang temen-temen lo kemana?" tanya Marka disertai dengusan pelan.

Setahunya Marka tadi, saat ia pulang ngampus. Dirinya melihat para sahabat Heksa ada di rumah. Pas ia tanya habis darimana? Kata mereka, habis dari Dago dan Lembang.

"Mereka pulang Bang, tadi sebelum Magrib," jelas Heksa.

"Lo biasanya juga main sendiri, kenapa sekarang pengen ditemenin?"

"Biasanya kan Adek main sama Ayah Bang, tapikan sekarang Ayahnya belum pulang dari Surabaya."

"Main game nya pending aja sampai Ayah pulang. Besok juga Ayah pulang."

"Adek maunya main sekarang Bang, kalau harus nunggu Ayah besok kelamaan."

"Tapi Dek, gue ngantuk."

Heksa melirik jam di dinding kamar Marka, baru jam 20:00.

"Baru juga jam delapan Bang, masa udah ngantuk aja."

"Ya biarin, gue ini." Marka akan kembali menutup pintu. "Udahlah, besok aja mainnya!"

Heksa mencoba menahan pintu yang akan menutup, dirinya menarik kerah baju yang digunakan Marka dengan kasar. Membuat badan Marka limbung ke kanan.

"Lepasin anjing, baju gue nanti melar!"

Heksa tak menghiraukan perintah Marka, dengan santainya ia menyeret Marka ke kamarnya. Tempat biasa mereka bermain game.

Kini keduanya sudah duduk di sofa yang hanya muat untuk dua orang saja.

Ditangan keduanya terdapat sebuah stick PS yang sudah terhubung pada tv.

Marka dan Heksa mulai bermain. Walau dengan ogah-ogahan Marka tetap memainkan permainan yang dipilih Heksa.

Mereka begitu konsentrasi dengan permainannya.

"Iya, Abang ngalah dong sama Adeknya," celetuk Heksa saat Marka menyalip kendaraan di game nya.

"Gak ada kata kalah ya di kamus gue."

"Ish, bikin kesel aja!"

"Lo jangan curang dong Dek," ucap Marka saat Heksa dengan sengaja menyenggol tangannya.

"Ih itu bukan curang, tapi strategi supaya menang."

"Strategi pala lo kotak."

"Pala kotak itu si Adudu atau Spongebob Bang, bukan kepala Adek. Abang gak lihat kepala Adek bulat gini?"

"Argh, Diem lo! Kesel gue lama-lama."

Setelahnya hanya keheningan yang melanda. Mereka kembali fokus pada permainan di depannya.

Dan masih sama. Heksa yang sesekali curang, sedangkan Marka mengumpat, mengabsen hampir semua hewan yang terdapat di kebun binatang.

Dua jam berlalu.

Heksa Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang