-----Selamat membaca.
-----
"Gue nebeng pulang bareng lo ya Jik," ucap Heksa.
"Oke," balas Jiko pelan.
Rumah Heksa itu satu komplek dengan Jiko, Januar dan Jidan. Bahkan rumah mereka berempat berdekatan. Seperti rumah Heksa dan Jiko yang bersebrangan, rumah Januar yang terhalang oleh 2 rumah di sebelah rumah Heksa, sedangkan rumah Jidan berada di sebelah rumah Jiko. Tak ayal, kadang jika diantara mereka ada yang tidak membawa motor, pasti akan menebeng, seperti Heksa contohnya.
Rumah Yoga, Chiko dan Rasya juga berada di komplek yang sama dengan komplek tempat Heksa dan trio J tinggal, hanya berbeda blok. Jika Yoga, Rasya dan Chiko blok F, kalau Heksa dan trio J blok B
Saat ini Heksa, Jiko, Januar, Yoga dan Rasya sedang berada di lapangan voli SMA Gerdana. Mereka memperhatikan Chiko dan Jidan yang sedang bermain voli. Dibanding ikut bermain dengan Chiko dan Jidan, mereka lebih memilih duduk lesehan di pinggir lapangan sembari memakan gorengan bakwan yang sempat dibeli Januar tadi di kantin.
Ngomong-ngomong sekolah sudah bubar sejak 30 menit yang lalu, disaat siswa yang lainnya memilih untuk pulang, guna mengistirahatkan tubuh dan otak yang sudah seharian penuh belajar. Tidak dengan Heksa dkk, yang lebih memilih berdiam dahulu di sekolah.
Karena sudah merasa capek. Jidan dan Chiko memutuskan untuk berhenti bermain, mereka menghampiri Heksa dan yang lainnya. Keringat bercucuran di dahi bahkan baju seragam mereka berdua.
Jidan mengambil air mineral yang berada didekat kaki Januar, begitupun dengan Chiko. Dengan napas terengah mereka meminum 1 botol air mineral dengan satu kali tegukan saja.
"Haus ya bocah," ledek Heksa saat melihat cara minum Chiko dan Jidan yang tak santai.
"Capek Bang," keluh Jidan, ia menyenderkan badannya pada bahu Heksa yang masih asik memakan bakwan gorengnya.
"Rasanya kayak mau mati." Chiko membaringkan badannya di dekat Jiko yang sedang bersender pada tembok sambil bermain game di androidnya dengan fokus.
"Hush, kalau ngomong dijaga." Januar menampar pelan mulut Chiko.
Yoga melihat jam yang melingkar di tangannya, pukul 16:00 WIB.
Ia bersuara, "Balik yuk! Udah sore."
"Ayo!" sahut Rasya.
***
"Balik sama siapa lo Bang?" tanya Jidan saat sudah sampai di parkiran sekolah.
"Gue bareng Jiko," jawab Heksa yang dibalas Jidan dengan anggukan kepala.
"Gue duluan," pamit Rasya diikuti Chiko dan Yoga.
"Hati-hati."
"Yoi."
"Udah belum?" tanya Jiko pada Heksa.
"Bentar," jawab Heksa sembari memakai helm, "oke udah. Let's go!"
Motor Jiko, Jidan dan Januar pun melaju, berbaur dengan kendaraan lainnya.
Sore ini, suasana kota Bandung terlihat begitu menakjubkan dengan sinar matahari yang masih berpendar terang. Jalanan saat ini masih lenggang, karena biasanya para pegawai pulang pukul 16:30 sore, sedangkan ini masih pukul 16:05.
Motor mereka berhenti saat melihat traffic light berubah warna menjadi merah.
Sembari menunggu traffic light berubah warna, Heksa bersenandung pelan. Netranya menoleh kanan, kiri, belakang dan depan. Hingga matanya melihat sebuah warung nasi goreng pinggir jalan yang terlihat ramai di kunjungi pembeli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heksa Story ✓
Fanfiction[END] Menceritakan daily life Heksa dengan Ayah dan Abangnya. Dan Heksa dengan para sahabatnya. Juga Heksa dengan tingkah randomnya. Yang penasaran, boleh langsung mampir! Kalau suka jangan lupa masukkan ke library kalian. ---------- Warning!! • Lee...