CHAPTER 08 [Tanding Basket]

896 81 0
                                    


-----

Selamat membaca.

-----

Di Minggu yang cerah ini, disertai hawa dingin di pagi hari Heksa dkk sedang berada di lapangan basket yang terletak di belakang rumah Heksa.

Tadi, pagi-pagi sekali Ayah Heksa pergi menuju kantornya saat ada telepon mendadak dari sekretarisnya, yang mengharuskan Joni pergi ke kantor, padahal ini masih hari libur.

Marka ada di rumah, namun dia memilih tidur lagi setelah sholat Subuh, ketimbang mengikuti Heksa dan teman-temannya bermain.

Pagi ini mereka memutuskan untuk melakukan pertandingan basket tiga lawan tiga. Sebelumnya mereka sempat membagi tim dan berakhirlah dengan Heksa, Chiko dan Januar melawan Rasya, Jiko dan Yoga. Dengan Jidan sebagai wasit.

Pritt

Mendengar pluit dibunyikan, mereka mulai berlomba-lomba men- dribble mengoper dan memasukkan bola kedalam ring.

"Bang Heksa, oper ke gue Bang," teriak Chiko yang berada di depan, dekat tiang.

Heksa yang mendengarnya langsung mengoper bola tersebut, belum sempat bola itu mendarat ke tangan Chiko, tangan Jiko lebih dulu menggapainya.

Jiko berlari menuju ring sambil sesekali memantulkan bola ke lantai lapangan. Jiko melempar bola orange tersebut ke arah ring, dan

Pritt

"YESS," teriak Jiko kencang saat bola tersebut masuk.

Jiko, Yoga, Rasya langsung saja melakukan selebrasi dengan saling merangkul dan meloncat-loncat senang.

Permainan terus bergulir, skor mereka pun terus bertambah. Sesekali Heksa sedikit beradu argumen dengan Jidan yang terlihat agak bingung.

Hingga permainan berakhir, yang mana skor akhir 45 : 60 yang dimenangkan oleh Heksa, Januar dan Chiko.

Heksa terlihat begitu antusias begitupun dengan Chiko, tidak dengan Januar yang hanya tersenyum tanpa melakukan selebrasi berlebihan seperti Chiko dan Heksa yang saat ini berlari mengelilingi lapangan.

"HAHAHA, GUE MENANG!" teriak Heksa senang. Saking senangnya ia memeluk Jidan yang berada di sisinya dengan kencang yang sontak membuat Jidan merasa pengap.

"Gue gak bisa napas Bang. Lo meluknya kekencengan," ucap Jidan.

"Ya maaf, gue seneng banget sih."

Sedangkan di sisi lain, Jiko, Yoga dan Rasya terlihat sudah tepar di lantai lapangan seperti ikan yang membutuhkan air, mereka merasa capek dan juga haus.

"Gak capek apa kalian?" tanya Rasya pada Heksa dan Chiko.

"Kita main hampir 1 jam tanpa istirahat lho," lanjutnya.

"Capek, tapi ketutup sama rasa seneng. Ya gak Chik?" Chiko mengangguk.

"Seneng banget kayaknya," cibir Yoga.

"Iyalah, kan lumayan bakal dapet traktiran selama tiga hari penuh," balas Chiko.

"Udah kaya juga masih aja sukanya morotin duit temen." Itu Jidan yang bersuara.

"Biarin," balas Chiko.

"Bi Ijah kemana Sa?" tanya Januar pada Heksa. Ia tadi sempat ke dapur untuk mengambil air.

"Ke pasar kayaknya, ini jam-nya Bibi ke pasar," jawab Heksa.

"Pantesan gak ada yang nyiapin kita minum, biasanya langsung siap siaga."

Mereka semua terbaring terlentang, menyaksikan langit biru disertai awan yang begitu indah. Semuanya terdiam menikmati keindahannya. Hingga sebuah suara mengintrupsi keterdiaman mereka.

Heksa Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang