CHAPTER 09 [Bolos]

758 75 0
                                    


-----

Selamat membaca

-----

"Cerpen atau cerita pendek merupakan karya sastra yang berbentuk teks narasi (cerita). Cerpen termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang kehidupan nyata. Cerpen merupakan cerita karya imajinasi penulis..."

"Bosen," celetuk Heksa pelan.

Saat ini ia sedang mencoba mendengarkan penjelasan guru bahasa Indonesia di depannya yang sedang menerangkan materi tentang karya sastra.

Yoga yang duduk disebelah Heksa menyahut, "Sama," sautnya pelan.

Heksa menyembunyikan wajahnya pada kedua tangannya yang bertumpu pada meja.

Berbicara mengenai kelas. Saat ini Heksa, Yoga, Rasya, Jiko dan Januar berada di kelas akhir SMA alias kelas 12, sedangkan Chiko dan Jidan berada di kelas 11. Maka tak perlu heran saat Jidan dan Chiko memanggil Heksa atau yang lainnya abang. Nyatanya mereka berbeda satu tingkat.

"Bolos gak nih?" ajak Yoga masih dengan suara pelan.

Heksa menegakkan tubuhnya, keningnya mengeryit, ia memikirkan ajakan Yoga tadi. Kayaknya seru juga ajakan sahabatnya ini.

Bolos sekali-kali tidak apa-apa kan?

"Gimana caranya?" tanya Heksa pelan. "Bu Dina masih ngejelasin pelajarannya itu," lanjutnya.

"Gampang kalau itu. Tapi gue tanya lagi, mau bolos gak?"

"Boleh deh, sekali-kali."

"Sekali-kali apaan. Ini kita udah yang kelima kali."

"Ya tapikan selama kelas 12 kita belum pernah bolos."

"Iya juga sih."

"Cepetan katanya mau bolos. Gini aja, pertama gue duluan izin ke toilet, tunggu agak lama, baru lo juga izin."

Yoga mengangguk. "Yang lain gimana?"

Maksud Yoga yang lain itu, Jiko, Januar dan Rasya.

Heksa yang duduk paling belakang bersama Yoga melirik ke arah meja Jiko dan Januar yang terletak paling depan, lalu menoleh ke sebelah kanan, ke arah meja Rasya yang terhalang oleh dua meja. Mereka bertiga terlihat fokus mendengarkan.

"Gak usah diajak, kita aja berdua."

"Yaudah."

Heksa mengangkat tangannya.

"Bu!" Semua mata tertuju ke arah Heksa.

Merasa namanya di panggil bu Dina menengok ke belakang.

"Ada apa Heksa?" tanya bu Dina.

"Saya izin ke toilet ya Bu, udah kebelet ini." Demi melancarkan aksinya, Heksa sampai memasang wajah seperti menahan sesuatu.

Tanpa rasa curiga sedikitpun, bu Dina mengangguk. "Silahkan!"

"Terima kasih." Setelahnya dengan sedikit berlari Heksa keluar dari kelasnya.

Setelah agak jauh dari kelasnya. Heksa berjalan dengan santai, ia memasukkan kedua tangannya pada saku celana abu-abu nya.

Terdengar sebuah langkah kaki dari arah belakang, saat Heksa menoleh. Ternyata itu Yoga

"Bolos kemana nih?" tanya Yoga setelah berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Heksa.

Heksa kembali terlihat berpikir. "Rooftop ajalah."

***

Heksa memutar knop pintu rooftop, dahinya mengernyit heran. "Kok gak di kunci?"

Heksa Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang