-----
Selamat membaca.
-----
Pukul 13:15, Heksa sudah sampai di rumahnya. Ia memutar knop pintu, Dan.
"Heksa pulang!" pekiknya.
Seorang perempuan yang sedang duduk di sofa, sembari memainkan ponselnya menoleh ke arah pintu utama, tempat dimana Heksa berdiri.
Sedangkan Heksa mematung saat melihat ada perempuan yang terlihat muda di rumahnya.
Heksa kembali menutup pintu, ia tak jadi masuk ke dalam. "Ini beneran rumah gue kan?" gumamnya pelan, matanya melirik pagar rumahnya yang bertuliskan nomor 35 blok B.
"Bener kok."
"Tapi itu perempuan siapa ya? Cantik banget," lanjutnya bergumam.
"Gue tanya aja deh."
Heksa kembali memasuki rumahnya, ia menghampiri perempuan tersebut. Matanya menelisik penampilan si perempuan yang belum ia tahu namanya itu.
"Gayanya kaya anak kuliahan, apa ini temennya Abang?" tanyanya dalam hati.
Dengan ragu-ragu Heksa menduduki sofa yang tak jauh dari perempuan itu.
"Hai Kak!" sapa Heksa yang dibalas anggukan kepala oleh perempuan tersebut.
"Kakak siapa ya kalau boleh tahu?" tanya Heksa penasaran.
"Gue Mei---"
"Dia pacar gue, namanya Meisya." Marka yang sedang menuruni tangga tiba-tiba menyahut.
Heksa mengalihkan pandangannya kearah Marka, ia tidak salah dengar kan? Ini pacar abangnya? Cantik sekali pikirnya
"Ya, gue Meisya. Lo Heksa?" tanya Meisya mencoba menebak.
"Yap, seratus buat Kakak cantik, hehe," balas Heksa disertai gombalan.
Meisya terkekeh pelan mendengar gombalan Heksa.
"Itu cewek gue Dek, jangan di gombalin sembarangan!" peringat Marka yang sudah duduk di sebelah Meisya.
"Ya ampun Bang, possesive banget," dengus Heksa sebal.
"Biarin," balas Marka acuh. "Gue antisipasi aja, lo kan tipe-tipe PHO," lanjutnya menekankan kata PHO.
"Sialan lo Bang." Heksa menimpuk badan Marka dengan bantal sofa.
"Gue bilangin Ayah lo tadi ngomong kasar," ancam Marka main-main.
Heksa yang mendengar menjadi kelabakan sendiri, ia mengambil tangan abangnya, lalu diciumnya tangan itu bolak-balik.
"Jangan Bang, kalau Ayah tahu nanti uang jajan Adek di kurangin. Please jangan ya Bang," ucap Heksa memohon.
Marka mencoba melepaskan tangan Heksa. "Lepasin gak, air liur lo kena tangan gue semua."
"Gak mau," balas Heksa masih dengan memegang erat tangan Marka. "Kalau mau dilepasin, Abang harus janji dulu sama Adek. Jangan bilang Ayah, kalau Adek tadi ngomong kasar," lanjutnya.
"Ngapain juga gue bilang ke Ayah, gue gak cepu kayak lo ya. Jadi sekarang lepasin!"
Heksa melepaskan lengan Marka, ia menoleh pada Meisya. "Kakak beneran pacar Bang Marka?" tanyanya mencoba memastikan.
"Iya, kenapa?"
"Mending pacaran sama Heksa aja yuk Kak? Jangan mau pacaran sama Bang Marka. Dia orangnya ngebosenin."
"Gak mau, lo masih kecil," balas Meisya disertai tawa pelan. Mengapa lucu sekali adek pacarnya ini?
"Aku udah 17 tahun kok Kak, udah punya KTP juga," ucap Heksa mencoba bernegosiasi.
"Tetep gak mau,"
"Yah," desah Heksa. "Nih aku kasih tahu Kakak satu hal tentang Bang Marka."
"Kasih tahu apa?"
"Abang masih suka ngompol di celana."
Setelah berucap seperti itu, Heksa berlari dengan kencang menaiki tangga.
"HEKSA," pekik Marka yang dibalas tawa ngakak oleh Heksa.
"HAHAHAHAHHA."
***
Kini Marka dan Meisya sedang duduk di kursi panjang putih yang tersedia di taman belakang rumah.
Mereka hanya terdiam memandangi bunga matahari yang di tanam Heksa dengan ayahnya enam bulan yang lalu, sekarang bunganya sudah tumbuh dan mekar dengan subur, terlihat begitu indah, sebab bunganya tidak hanya satu, dua. Melainkan ada sebanyak lima puluh bunga matahari yang Heksa tanam.
"Bunganya cantik," celetuk Meisya setelah sekian lama terdiam.
"Kamu suka?" tanya Marka yang diangguki Meisya.
"Itu yang nanam Heksa sama Ayah," lanjutnya menjelaskan.
"Adek kamu lucu ya."
Marka mendengus mendengarnya. "Lucu apanya? Kalau nyebelin sih iya."
"Entah, lucu aja gitu."
Suasana kembali hening.
"Aku masih bingung sama kamu, kenapa tiba-tiba jadiin aku pacar?" tanya Meisya penasaran.
Marka terdiam. "Memangnya kenapa? Kamu gak seneng kalau kita pacaran?"
"Bukan gak seneng. Aku seneng, seneng banget malah. Kamu kan tahu sendiri, aku itu salah satu orang yang sering ngejar-ngejar kamu di kampus."
"Terus kenapa masih bingung."
Meisya mengedikkan bahu. "Gak tahu bingung aja. Kenapa kamu milih aku? Kenapa gak milih Yona atau Lina aja? Mereka kan juga ngejar-ngejar kamu."
Marka menghela napas pelan. Ia menarik kedua tangan Maisya untuk digenggam. "Untuk saat ini rasa aku ke kamu masih tahap suka, bukan cinta. Dan kenapa aku milih kamu dibanding Yona dan Lina? Aku juga gak tahu, tapi aku ngerasa kamu itu cocok buat aku. Kamu mau kan bantu aku biar sepenuhnya cinta sama kamu?"
"Of course."
"Thank you and sorry."
"For what?"
"Terima kasih karena mau nerima aku. Dan maaf baru sekarang berani jadiin kamu pacar, disaat kamu udah ngejar aku selama setahun ini."
"It's okay, perasaan orang gak tiba-tiba muncul begitu saja kan? Dan gak bisa semaunya juga kan?"
Mereka berdua saling bertatapan, sampai terlarut dalam suasana romantis yang mereka ciptakan, sehingga tidak sadar ada satu pasang mata yang sedang mengintip dari celah pintu belakang. Itu Heksa.
Saat Marka akan menarik Meisya kedalam pelukan, sebuah pekikan mengintrupsi keduanya, dan tentu saja itu mengagetkan mereka berdua. Membuat Marka mengurungkan niat awalnya.
"CIE-CIE ABANG UDAH GEDE YA, UDAH PUNYA PACAR!" pekik Heksa menghancurkan suasana romantis yang tercipta.
Oke, kesabaran Marka sudah habis sekarang. Ia melepaskan sandal yang dipakainya, lalu melemparkannya pada Heksa, namun sayang tidak kena.
"Wlee gak kena," ledek Heksa senang.
Marka memutuskan untuk berlari mengejar Heksa, dan terjadilah aksi kejar-kejaran, mereka berlari memutari area taman.
"Awas lo ya, kalau gue berhasil nangkap lo, gue ceburin lo ke kolam ikan."
"Aaaaa, Ayah takut."
Meisya yang menyaksikan aksi kejar-kejaran tersebut hanya dapat terkekeh pelan.
Lumayan, tontonan baru, batinnya.
_______________________________________________
TBCSEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
Don't forget for follow wp & ig @delindanae or @hnajaem
TERIMA KASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
Heksa Story ✓
Fanfic[END] Menceritakan daily life Heksa dengan Ayah dan Abangnya. Dan Heksa dengan para sahabatnya. Juga Heksa dengan tingkah randomnya. Yang penasaran, boleh langsung mampir! Kalau suka jangan lupa masukkan ke library kalian. ---------- Warning!! • Lee...