Setelah sekian lama tidak berkumpul bersama Tankhun, Arm dan Pol. Akhirnya sekarang Pete bisa berkumpul lagi bersama mereka.
Terhitung sudah satu Minggu semenjak misinya bersama keluarga kedua. Biasanya sebelum misi itu, Pete selalu mengawal Kinn kemana saja. Tapi setelah dia menjalankan misi itu, Kinn selalu pergi dengan Porsche.
Pria beralis tebal itu selalu beralasan bahwa dia memberikan Pete libur, karena sudah bekerja keras di misi bersama keluarga kedua.
Dan disinilah dia sekarang, di kamar Tankhun yang sudah lama tidak ia kunjungi. Kini Pete, Tankhun, Arm dan Pol sedang menonton serial drama Korea horor thriller berjudul the guest.
"Bajingan Park Il-Do walau sudah mati kau tetap menjadi beban." Umpat Tankhun ketika adegan dimana seorang pastor sedang membantai keluarganya karena dirasuki setan bernama Park Il-Do.
"Khun Noo jangan bilang begitu! Nanti dia kesini bagaimana?" Kata Pol dengan suara bergetar. Dari awal dimulainya drama dia hanya menutup matanya dan bersembunyi dibelakang Arm. Padahal mereka baru menonton episode pertama.
"Hei yang benar! Astaga bagaimana ini?! Kalian harus tidur denganku nanti malam titik!"
Tankhun bergidik ngeri membayangkan kalau setan Park Il-Do benar-benar akan datang menggentayanginya, padahal mereka menonton drama itu saat siang bolong.
Tapi walaupun takut, Tankhun tetap lanjut menonton drama itu. Karena seru dan dia penasaran siapa sebenarnya yang dirasuki Park Il-Do setelah dia masuk kedalam tubuh paman dari pemeran utama.
Semua orang di kamar Tankhun sedang menahan napasnya melihat adegan menegangkan di depan. Adegan dimana pastor yang kerasukan tadi mencari adiknya yang bolos sekolah sambil membawa tongkat baseball berlumuran darah.
Tepat saat pastor itu menemukan adiknya yang bersembunyi di kolong kasur, pintu kamar Tankhun dibuka secara tiba-tiba membuat semua orang di kamar itu teriak.
"Ada apa?" Tanya orang yang membuka pintu tadi dengan santainya.
"Kinn sialan! Aku kira Park Il-Do." Ternyata Kinn lah yang membuka pintu kamar Tankhun.
"Apa? Ayolah, itu hanya drama. Itu tidak terjadi di kehidupan nyata, tokohnya hanya khayalan penulis."
Kinn muak dengan kakaknya itu. Dia takut, tapi tetap nekat menonton.
"Ada apa kemari?" Tanya Tankhun setelah mem-pause dramanya.
"Aku pinjam Pete." Kinn menarik Pete agar ikut keluar dengannya. Mengabaikan teriakan Tankhun yang tidak terima Pete nya diambil.
"SIALAN! KEMBALIKAN PETEKU! DIA SUDAH LAMA DENGANMU. SEKARANG WAKTUNYA DIA BERMAIN BERSAMAKU. KINN SIALAN!"
Teriakan Tankhun terdengar sampai luar kamar pria tersebut, tapi Kinn tetap abai pada teriakan kakaknya.
Setelah membawa Pete ke ruang kerjanya, dan dirasa tidak ada yang menguping. Barulah Kinn mengutarakan alasan dia menyeret Pete.
"Awasi Vegas."
'lagi?' batin Pete tidak menyangka kalau dia akan kembali mendapat perintah untuk mengawasi anak sulung dari keluarga kedua itu.
"Kenapa ya Khun Kinn? Bukankah Khun Vegas sudah tidak mendekati Porsche lagi?"
Bagaimana Pete tahu? Karena dia selalu melihat Kinn pergi bersama Porsche, jadi tidak mungkin ada celah bagi Vegas untuk mendekati Porsche ketika pria berkulit Tan itu bersama dengan Kinn.
"Tidak mendekati darimana?!" Pete menolehkan wajahnya ke samping ketika mendapat bentakan dari Kinn.
'salahku apa?' batin Pete, rasanya dia ingin menangis menghadapi mood Kinn.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM [VEGASPETE]✓
Fanfictiontentang Pete yang bermimpi bahwa kelak di masa depan dia akan disekap dan di siksa oleh Vegas keponakan dari bos besarnya. semenjak dia mendapat mimpi itu, Pete selalu berusaha menghindari segala jenis pertemuan dengan Vegas. semakin dia menghindar...