24. Confession

3.9K 421 6
                                    

Beberapa hari ini Vegas terus diam di kamarnya, tidak pergi ke perusahaan, tidak bersenang-senang keluar. Bahkan untuk bekerja dia tidak melakukannya di ruang kerjanya, melainkan di dalam kamar.

Karena Vegas terus-terusan berada di dalam kamar, itu membuat Pete jengkel. Sebab, dia jadi tidak bisa menemukan cara untuk kabur dari tempat ini. Walaupun Vegas melepas rantainya ketika dia berada di kamar, tapi dengan keberadaan Vegas bersamanya itu akan menyulitkan Pete untuk mencari jalan keluar.

Dia merasa setiap apa yang di lakukannya di dalam kamar terus diawasi oleh Vegas. Itulah yang membuat Pete jengkel, karena dia tidak bisa leluasa, tidak bebas.

Pete ingin sekali berteriak memaki Vegas dan berkata. "Pergi bekerja saja sana! Untuk apa terus berdiam diri di kamar, kamu bukan remaja lagi."

Tapi tentu saja itu hanya keinginan yang tidak bisa terealisasikan. Walaupun jengkel, tapi Pete tetap bungkam. Takut jika nanti dia menyuarakan isi hatinya, maka Vegas akan membalasnya dengan menyiksa tubuhnya. Cukup semalam Pete hampir pingsan karena ulah Vegas.

"Kenapa cemberut? Apakah kamu lapar?" Tanpa Pete sadari, sedari tadi Vegas terus mengawasinya, mengawasi setiap perubahan ekspresi pria manis itu. Sampai dimana Pete tiba-tiba cemberut dan membuat Vegas menghampirinya.

'Apakah aku cemberut?' Pete ingin memegang bibirnya, tapi urung. Dia langsung memperbaiki ekspresinya.

"Tidak! Hanya saja buku ini menyebalkan." Pete melempar buku yang dia pegang ke atas meja. Vegas melihat novel yang dia beli beberapa hari lalu untuk Pete agar pria manis itu tidak bosan tergeletak di meja.

"Lalu kamu mau apa?" Vegas menyelipkan anak rambut Pete yang mulai memanjang ke belakang telinga.

"Tidak ada. Aku mau tidur."

Vegas mengernyit, apakah Pete tidak ingin makan atau bahkan sekedar cemilan? Biasanya nafsu makannya bisa setara dengan para pegulat diluar sana. Tapi sekarang dia hanya ingin tidur? Vegas agak tercengang dibuatnya.

Dengan langkah gontai Pete berjalan menuju ranjang. Saat ini selain membaca buku dan makan, yang bisa dilakukan Pete hanya tidur. Tidak ada aktifitas lain.

Kebosanan menyerangnya selama beberapa hari membuat nafsu makannya berkurang.

Setidaknya ketika bekerja dengan tankhun dia memiliki beberapa kegiatan yang menghibur, yaitu karaoke, menonton serial televisi, memberi makan ikan kesayangan Tankhun dan berlatih bersama pengawal lain. Walaupun jarang pergi ke luar untuk bertugas, setidaknya Pete terhibur.

Tidak seperti sekarang, Pete rasanya seperti Rapunzel yang dikurung di menara tinggi oleh ibu tirinya. Walau di kenyataannya dia adalah tawanan Vegas. Setidaknya Pete sedikit bersyukur, karena Vegas tidak menyiksanya secara fisik.

"Tidur yang nyenyak, nanti sore aku akan membangunkanmu." Vegas mengusak rambut Pete, lalu kembali pada kegiatan awalnya, yaitu melihat beberapa dokumen.

Pete mendecih, kemudian memejamkan matanya. Setelah beberapa saat, kesadarannya menghilang hingga sekarang Pete sudah benar-benar terlelap.

Meninggalkan Vegas yang masih melihat dokumennya, dan sesekali mengelus rambut Pete agar tidur pria di sampingnya itu semakin nyenyak.

Beberapa jam berlalu, hari yang tadinya terik berubah menjadi cahaya oranye pertanda sebentar lagi malam akan menjelang.

Seperti perkataannya, Vegas membangunkan Pete dari tidur nyenyaknya.

"Pete, bangun." Vegas mengguncang pelan pundak Pete, tapi tidak ada tanggapan dari seseorang yang sedang tidur itu.

"Pete Pongsakorn, bangun! Sudah sore." Lagi, Pete terlihat sedikit terusik. Tapi tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan bangun.

DREAM [VEGASPETE]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang