Vegas melangkah mundur sambil mengangkat kedua tangannya. Jujur dia sangat terkejut mendapati ternyata Pete lah yang menyelinap ke ruang pribadinya.
Berarti orang yang membuka komputernya adalah Pete. Sial! Vegas berharap Pete tidak melihat folder rahasianya.
"P-pete." Panggil Vegas terbata-bata. Sedangkan Pete, pria manis itu melayangkan tatapan tajam pada putra sulung keluarga kedua itu. Tangannya juga masih senantiasa menodongkan senjata itu pada Vegas.
Pete memusatkan perhatiannya pada Vegas hingga tidak sadar kalau dua pengawal Vegas masuk menyusul tuan mudanya. Kemudian memukul wajah Pete, lalu mengambil pistol yang ada di tangan pengawal keluarga utama itu.
Kini berganti, giliran Pete yang ditodongkan pistol.
Ketika tahu kalau pengawalnya masuk, Vegas segera mengatur ekspresinya menjadi datar. Dia tidak akan membiarkan siapapun mengetahui kalau dirinya sedang cemas. Walaupun dia tadi sempat menampilkannya di depan Pete. Karena Pete adalah pengecualian dari segala hal.
"Aku kira kau hanya kurir barang biasa. Ternyata pengawal keluarga utama." Kata pengawal Vegas yang menodongkan pistol pada Pete.
"Beraninya anjing keluarga utama melewati batasnya." Kali ini pengawal Vegas yang berada di sisi kiri Pete berbicara.
"Periksa apakah dia membawa ponsel atau tidak." Perintah Vegas yang langsung dilaksanakan oleh pengawalnya.
Pengawal di sisi kiri Pete meraba-raba tubuh Pete untuk memeriksa apakah ponselnya ada di saku. Namun, dia tidak menemukan apa-apa. Tidak sampai disitu, pengawal itu mencari ke lemari baju Vegas yang terbuka, dan dia menemukan sebuah benda persegi panjang berwarna hitam, tapi ponselnya tidak bisa hidup, walau beberapa kali dicoba dinyalakan.
Sedangkan Vegas, ketika dia melihat pengawalnya meraba tubuh Pete, darahnya mendidih. Kalau mereka sedang dalam situasi normal, maka bisa dipastikan Vegas akan segera melubangi kepala pengawalnya itu.
"Ponselnya tidak bisa menyala Khun Vegas." Pengawal tadi menyerahkan ponsel Pete pada Vegas.
"Hm, kalian bisa keluar. Biar aku yang urus."
"Apakah anda yakin?" Tanya pengawal yang menodongkan pistol.
"Hm."
Lalu kedua pengawalnya keluar dari kamar tidurnya, menyisakan Vegas dan Pete saja.
"Kenapa? Apakah bosmu memerintahkan menyelidiki ku lagi? Sampai kamu berani nekat menyusup ke dalam ruangan ku."
Pete diam, tidak berniat untuk menjawab.
"Bukankah kamu tahu? Kalau ada orang yang berani menyusup ke dalam mansion keluarga kedua, maka orang itu tidak akan pernah bisa kembali lagi."
'karena aku tidak akan membiarkan mu pergi dari sini. Aku ingin menyimpanmu untuk diriku sendiri.' Lanjut Vegas di dalam hatinya.
Hening beberapa saat. Pete tidak berniat untuk menjawab semua perkataan Vegas. Pemuda manis itu hanya menatap lantai.
"Kenapa? Kenapa kamu tega mengkhianati Khun Kinn?" Vegas terkejut mendengar pertanyaan Pete. Tapi dia masih tidak ingin berpikir bahwa Pete melihat video menjijikkan dirinya yang sedang bergumul bersama Tawan.
"Kenapa kamu tega bermain di belakang Khun Kinn dengan Tawan? Bukankah Khun Kinn selalu baik kepadamu?"
'sial! Dia melihatnya.' Batin Vegas, tapi tidak lama setelahnya dia menyadari perkataan Pete mengenai Kinn yang baik padanya.
"Baik? Orang baik mana yang akan merebut kekasih sepupunya sendiri, hm?" Vegas berjalan ke arah Pete, kemudian berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Pete. Lalu membelai wajah penuh keringat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM [VEGASPETE]✓
Fanfictiontentang Pete yang bermimpi bahwa kelak di masa depan dia akan disekap dan di siksa oleh Vegas keponakan dari bos besarnya. semenjak dia mendapat mimpi itu, Pete selalu berusaha menghindari segala jenis pertemuan dengan Vegas. semakin dia menghindar...