Vegas masuk ke dalam kamarnya, dan saat itu juga dia mendapati pemandangan yang dapat menghilangkan rasa penatnya.
Putra sulung keluarga kedua itu berjalan menuju sisi ranjang sebelah kanan, kemudian mengelus rambut pemuda yang sedang terlelap itu.
Setelahnya, Vegas berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Pada awalnya Vegas berniat ingin bermalas-malasan di kamarnya sambil bermain bersama Pete, karena satu Minggu ini dia sudah berusaha sangat keras mengerjakan pekerjaannya sampai dia tidak sempat menyentuh Pete.
Dia bahkan sudah memberikan surat izin pada ayahnya, tapi entah kenapa Vegas tiba-tiba diminta untuk datang ke perusahaan. Jadi, mau tidak mau Vegas harus pergi ke perusahaan.
"Harusnya aku pulang lebih awal agar bisa bermain sebentar dengan Pete, sial bahkan sudah satu Minggu aku tidak menyentuhnya, karena pekerjaan sialan itu." Gumam Vegas seraya menyalakan shower.
Setelah menyelesaikan mandinya, Vegas mengenakan piyama satin berwarna merah kesukaannya. Kemudian berjalan menuju ranjang.
Vegas mendekatkan dirinya dengan Pete, lalu menyelipkan tangan kanannya sebagai bantalan untuk kepala Pete, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk memeluk tubuh Shirtless pemuda disampingnya.
Jadinya sepanjang malam Vegas dan Pete tidur berpelukan sampai pagi menjelang.
"Ugh." Pete mencoba untuk menggeliatkan tubuhnya, tapi tidak bisa. Karena dia merasa ada beban berat yang menimpa tubuhnya.
Pete membuka perlahan kedua matanya, menyesuaikan dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah gorden.
Pemuda manis itu mencari sumber yang membuat pergerakannya terhalang. Hampir saja Pete berteriak ketika mendapati lengan Vegas lah yang menimpa tubuhnya.
'Sial! Sejak kapan dia tidur sambil memelukku?'
Merasa ada pergerakan di sebelahnya, Vegas semakin mengeratkan pelukannya hingga Pete benar-benar tidak bisa bergerak.
"Ugh! Lepas!" Pete mendorong dada Vegas sekuat yang dia bisa, tapi Vegas masih tidak bergeming.
Tenaga Pete tidak sebanding dengan pertahanan Vegas. Bagaimana tidak? Dari kemarin Pete hanya diberi sayur, sayur dan sayur. Tidak ada nasi yang masuk ke dalam tubuhnya membuat dia lemas dan selalu merasa lapar.
Bahkan Pete mengamuk pada Nop minta dibawakan nasi dan kari seperti apa yang Nop makan, tapi pengawal Vegas itu menolak dengan alasan, dia diperintahkan untuk memberi Pete makan sayur.
"Kamu sudah bangun? Good morning baby." Vegas mencium kening Pete, kemudian kembali memeluk tubuh Shirtless yang lebih muda.
"Lepas! Aku mau mandi." Pete mendorong dada Vegas menjauh, bahkan dia sampai menggunakan kakinya juga untuk menjauhkan Vegas darinya.
"Aku juga mau mandi." Vegas melonggarkan pelukannya sedikit, disaat itulah Pete langsung menjauh dari Vegas.
"Kamu saja yang duluan." Kata Pete. Lalu dia berjalan menuju rak buku milik Vegas, mengambil salah satu buku yang berbahasa Thailand. Buku-buku milik Vegas kebanyakan menggunakan bahasa Inggris sehingga Pete kesulitan untuk membacanya.
Pete duduk di sofa sambil membaca buku, berusaha untuk mengabaikan Vegas yang terus menatapnya sedari tadi.
"Kenapa kita tidak mandi bersama saja?" Usul Vegas yang entah kapan dia sudah duduk disamping Pete sambil menyelipkan kepalanya di leher Pete.
"Tidak!" Pete mendorong Vegas, lalu menjauh dari pria kelebihan hormon itu.
Vegas terkekeh geli, lalu berjalan ke kamar mandi meninggalkan Pete yang masih menyilangkan tangan di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM [VEGASPETE]✓
Fanfictiontentang Pete yang bermimpi bahwa kelak di masa depan dia akan disekap dan di siksa oleh Vegas keponakan dari bos besarnya. semenjak dia mendapat mimpi itu, Pete selalu berusaha menghindari segala jenis pertemuan dengan Vegas. semakin dia menghindar...