29. Accident

4.4K 396 28
                                    

Pete tertegun. Dia tidak menyangka kalau Vegas menaruh hati padanya hanya karena alasan kecil seperti itu.

Dan yang paling membuat Pete terkejut adalah fakta bahwa dia selama ini diawasi oleh Vegas.

Terlebih lagi orang yang melaporkan setiap gerak-gerik Pete adalah Ken. Dia memang tahu kalau Ken dan Vegas adalah teman SMA, tapi dia tidak tahu jika pertemanan mereka sangat dekat sampai Vegas bisa meminta Ken untuk mengawasi dirinya.

Pantas saja Vegas tahu setiap pergerakannya, bahkan pria itu tahu mengenai mimpinya!

Pete mencebikkan bibirnya, tapi tidak lama setelah itu, ekspresinya berubah menjadi penasaran. Ada satu pertanyaan yang sangat ingin Pete ketahui dari Vegas.

"Jadi..."

Salah satu alis Vegas terangkat. "Jadi, apa? Kalau ada yang ingin kamu tanyakan, tanyakan saja. Aku akan menjawab," ucap Vegas sambil tersenyum.

Raut terkejut sangat kentara di wajah manis itu. Bagaimana tidak? Dia melihat seorang Vegas yang terkenal psikopat dan sadistic tersenyum, terlebih lagi tersenyum kepadanya.

Pria manis itu berdehem menetralkan wajahnya yang mulai memerah.

"Apakah selama dua tahun ini kamu pernah tidur dengan orang lain?" Tanya Pete dengan harapan bahwa Vegas akan menjawab jika pria itu tidak pernah menyentuh siapa pun dan dengan setia menunggu dirinya.

"..."

Tapi karena tanggapan Vegas yang hanya diam membuat ia mulai menaruh rasa curiga. Pete berbalik menatap Vegas langsung di matanya

Takut ketahuan, Vegas memilih untuk menatap ke arah lain. "Sayang, apa kamu lapar? Mau aku buatkan kari?" Vegas bertanya dengan tujuan agar Pete lupa dengan pertanyaannya.

Tapi Pete bukan orang semudah itu, dia masih ingin jawaban. "Jangan mengalihkan pembicaraan!"

Matanya menatap Vegas penuh selidik, lalu ia bergerak menjauhi pria yang tadi mendekapnya.

Dengan bibir mengkerut, Pete memalingkan wajah ke samping, berpose seolah-olah sedang merajuk.

Sementara pria di dekatnya hanya bisa menggaruk tengkuk yang tidak gatal.

Vegas tidak tahu harus berbuat apa, karena selama hidupnya, ia tidak pernah sekalipun membujuk seseorang agar tidak merajuk padanya.

Seperti ketika dulu saat ia masih bersama Tawan, ketika pria itu merajuk padanya, Vegas tidak akan mau repot untuk membujuk. Cukup dengan memberikan salah satu kartu miliknya, maka Tawan tidak akan merajuk lagi.

Tapi Pete berbeda, bahkan dulu ketika pria manis itu masih bekerja di klub, ia selalu menolak Vegas walaupun pria sangar itu sudah menunjukkan kekayaannya pada Pete.

"Huh! Tanpa menjawab pun aku tahu. Pria sepertimu tidak akan bisa kekurangan sentuhan. Bahkan aku bukanlah yang pertama untukmu, padahal kamu adalah yang pertama untukku."

Perlahan Vegas mulai mendekati Pete dan kembali memeluknya dari belakang.

"Sayang, tidak peduli siapa yang mengambil keperjakaan ku, kamu tetap menjadi yang terakhir untukku. Apakah kamu tahu pentingnya kata terakhir?"

Vegas menopang dagunya di pundak Pete. "Bagiku, terakhir adalah yang paling penting. Karena dengan si terakhir inilah aku akan menjalani sisa hidupku sampai maut menjemput, jadi tidak peduli kalau kamu bukan yang pertama bagiku, karena nyatanya kamu adalah yang terakhir untukku, jadi jangan marah lagi, ya."

Pete hampir tersedak ludahnya sendiri ketika mendengar lontaran kata manis dari Vegas, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa wajah Pete memerah karenanya.

"E-ekhem, apa kamu masih mau membuatkan aku kari?" Pete bertanya untuk mengalihkan perhatian Vegas agar pria itu tidak melihat wajah merah Pete.

"Tentu saja, sayang. Aku sering berlatih untuk momen ini," Vegas bangkit dari kasur, lalu memasang celananya yang tergeletak tidak jauh dari ranjang.

"Mau temani aku di dapur?" Tanya pria itu sambil mengulurkan tangan.

Pete tentu saja mau, ia ingin melihat bagaimana seorang psikopat mesum seperti Vegas memegang alat-alat dapur.

Pria manis itu mengangguk antusias. Seketika tubuhnya yang masih dibungkus selimut di angkat oleh Vegas ke gendongannya.

"Aku bukan wanita! Aku bisa jalan sendiri," protes Pete.

Orang yang menggendongnya hanya tersenyum sebagai tanggapan.

•••

Sudah satu Minggu Pete dan Vegas liburan di safe house milik keluarga kedua, dan sekarang adalah saat bagi mereka berdua untuk kembali pulang.

Selama perjalanan, Vegas tidak pernah mau melepas tangan Pete dari genggamannya walau Pete terus berusaha membebaskan tangannya dari genggaman Vegas karena malu.

Mobil yang di kendarai Vegas sampai di depan gerbang mansion keluarga utama.

Sebelum Pete turun, Vegas menyempatkan dirinya untuk meraup bibir manis yang telah membuatnya candu, sebelum dia benar-benar berpisah dengan pria manis itu.

Butuh waktu lima menit baru Vegas mau melepas pagutannya, aneh memang. Tapi inilah Vegas.

Pete melambaikan tangan pada mobil yang mulai menjauh dari pandangannya, kemudian masuk ke dalam.

"Liburan yang sangat menyenangkan," gumam Vegas sambil memegang bibirnya dengan sebelah tangan yang tidak memegang kemudi.

Ia menggosok pelan bibirnya yang masih terasa jejak dari bibir Pete, kemudian menjilatnya, merasakan sisa-sisa dari pergulatan antara ranumnya dan juga Pete.

Sungguh Vegas adalah orang yang sangat mesum, hanya dengan merasakan jejak-jejak bibir Pete bisa membuatnya ingin merasakan kembali lubang ketat itu.

Padahal tadi sebelum mereka kembali ke Bangkok, Vegas dan Pete sempat melakukannya beberapa ronde. Tapi sekarang ia kembali bergairah.

Di tengah-tengah Vegas mendambakan milik Pete lagi, tiba-tiba seekor ayam menyebrang, dan berhenti di tengah jalan raya.

Bahkan Vegas tidak sempat berpikir dari mana datangnya ayam ini. Terlebih lagi ini adalah jalan raya besar yang tidak ada pemukiman warga.

Seketika pria sangar itu langsung menekan rem dalam-dalam, dan membanting stir ke kanan untuk menghindari ayam yang diam di tengah jalan.

Karena perbuatannya itu, dia jadi mengalami kecelakaan tunggal yang cukup parah, karena mobilnya menabrak pembatas jalan dengan keras hingga kap mobilnya hancur.

Orang-orang yang berkendara lalu-lalang di jalan itu seketika berhenti dan mengerumuni mobil Vegas, salah satu dari mereka menelepon ambulance untuk membawa Vegas ke rumah sakit.

Sementara orang di dalam mobil sudah bisa di pastikan tidak sadarkan diri, sebab kepalanya terbentur cukup keras pada stir mobil.

Seandainya Vegas memakai seatbelt, dia tidak akan mengalami luka yang serius.

Tapi itulah cerobohnya dia, lupa memasang kembali setbelt nya setelah melakukan 'salam perpisahan' dengan Pete.

Untung saja ambulance segera datang dan bisa memberi Vegas pertolongan pertama, lalu setelahnya membawa tubuh lemas milik Vegas ke rumah sakit terdekat.

TBC

Author note: maaf ya kalau part ini nggak ngefeel, soalnya nulisnya dalam keadaan mood yang jelek, tapi semoga aja kalian suka. Jangan lupa vote dan komen💟

DREAM [VEGASPETE]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang