Setelah memastikan mobil Vegas pergi dari wilayah kediaman keluarga utama, barulah Pete masuk ke dalam.
Pete terus berjalan masuk ke kediaman keluarga utama sambil memegang bibirnya dan cekikikan tidak jelas.
"Pete, apakah otakmu geser?" Sebuah pertanyaan datang dari belakang punggung Pete, membuat pria manis itu seketika berbalik, melihat siapa yang bertanya.
"Khun Kim," Pete membungkukkan badannya, setelah mengetahui bahwa anak bungsu keluarga utamalah yang bertanya padanya.
"Tidak perlu sopan begitu, toh kau adalah kekasih sepupu ku."
Manik hitam milik Pete membulat, dari mana Kim tahu perihal dirinya dan Vegas, pikirnya.
"Hah?"
"Tidak perlu terkejut, tidak ada yang tidak aku ketahui, oh iya. Ngomong-ngomong apa kau melihat Porchay?"
Pete menggeleng sebagai jawaban, wajahnya masih terlihat linglung.
Kim mendecak kesal mendapat gelengan dari Pete, ia pergi keluar dari kediaman keluarga utama sambil bergumam. "Kemana anak nakal itu pergi malam-malam begini?"
Pria manis itu kembali berjalan memasuki mansion keluarga utama setelah beberapa menit menenangkan diri dari keterkejutan.
"Dari mana Khun Kim tahu tentang aku dan Vegas?" Gumam Pete yang masih tidak habis pikir mengenai hubungannya yang bocor sampai ke telinga Kim.
"Tapi tidak ada yang tidak mungkin bagi Khun Kim," gumam Pete lagi.
"PETE AKHIRNYA KAU KEMBALI," tiba-tiba tubuh Pete diterjang sebuah pelukan erat sehingga Pete sedikit limbung ke belakang di buatnya.
"Kenapa lama sekali?! Bukankah kemarin kau bilang hanya tiga hari, kenapa jadi seminggu?!"
Pete memiringkan kepalanya bingung. "Kapan saya bilang begitu Khun Noo?"
Tankhun, orang yang menerjang tubuh Pete tadi berdehem gugup. "Pokoknya kenapa lama sekali?! Apa kau tidak tahu betapa membosankannya dua katak ini?" Ucapnya seraya menunjuk Arm dan Pol yang berdiri di belakang.
"Huh?" Sahut Pol yang tadinya asik bermain injak-injak kaki bersama Arm, kini menatap bosnya setelah merasa bahwa ia dan Arm ditunjuk.
"Siapa yang tidak akan bosan kalau dia menonton yang itu-itu terus," bisik Arm pada Pol yang masih bisa didengar oleh Tankhun.
"Apakah gaji kalian ingin dipotong?!" Pekik Tankhun, karena merasa dua pengawal di belakangnya itu sedang menghina dirinya.
Mendengar gajinya yang terancam dipotong, Arm dan Pol langsung diam bak seorang bodyguard yang tengah menjaga tuannya di pertemuan penting.
"Huh! Hanya Pete saja yang patuh," Tankhun kembali menghadap Pete, lalu menyeret tangan pengawal manisnya entah kemana.
"Khun Noo, mau kemana? Saya belum ganti pakaian," tanya Pete bingung.
"Ayo bermain dengan Sebastian dan Elizabeth."
Alis tebal Pete mengkerut, seingatnya dua nama yang disebut oleh Tankhun sudah mati.
"Bukankah Elizabeth dan Sebastian sudah tidak ada, Khun Noo?"
Bibir Tankhun mengkerut ketika mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu, dimana ia menemukan dua peliharaannya tak bernyawa dan berbau air kencing.
Rasanya Tankhun ingin kembali menghukum Porsche, karena telah menyebabkan dua kesayangannya meninggal.
"Aku sudah membeli yang baru, dan itu masih bayi! Kau harus melihatnya, Pete! Lihat betapa lucunya Elizabeth dan Sebastian junior," jelas Tankhun dengan antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM [VEGASPETE]✓
Fanfictiontentang Pete yang bermimpi bahwa kelak di masa depan dia akan disekap dan di siksa oleh Vegas keponakan dari bos besarnya. semenjak dia mendapat mimpi itu, Pete selalu berusaha menghindari segala jenis pertemuan dengan Vegas. semakin dia menghindar...