00 - Prolog

1.7K 140 8
                                    

Sosok pemuda kelahiran tahun 2000 tengah itu tengah serius mengerjakan tugasnya. Baru saja, guru matematikanya memberikan tugas yang begitu banyak. Tak sedikit siswa dikelas itu yang mengeluh kesulitan. Namun, tidak untuk pemuda itu. Ia tampak sangat santai, bahkan beberapa kali menguap lebar.

"Psst—Jisung!"

Pemuda pemilik nama lengkap Han Jisung itu menoleh ketika mendengar namanya dipanggil oleh seseorang. Jisung menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya. Teman sebangkunya sekaligus teman baiknya, Shin Ryujin melirik ke arah depan kelas, lebih tepatnya ke arah pintu masuk. Jisung ikut mengalihkan pandangannya ke arah Ryujin menatap. Seketika, ia membelakkan mata. Tampak seorang pemuda tengah berbicara serius dengan gurunya. Dan Jisung sangat mengenal siapa pemuda itu.

"Hei Jisung! Mengapa kakakmu datang ke sekolah tiba-tiba?"

Ryujin bertanya dengan suara lirih. Jisung hanya mengangkat bahu tanda tak tahu. Jujur saja, ia bahkan tak tahu jika kakaknya akan datang ke sekolah ditengah jam pelajaran seperti ini! Oh ayolah, dia sendiri juga penasaran mengapa kakaknya yang satu itu datang. Terlebih lagi, pembicaraan keduanya terlihat sangat serius.

"Baiklah. Han Jisung, kau bisa meninggalkan kelas hari ini," ucap sang guru.

Jisung hanya mengangguk sekilas. Tangan kecilnya segera membereskan buku-buku dengan cekatan. Tanpa memakan waktu lama, ia beranjak meninggalkan kelas. Tak lupa, ia berpamitan dengan Ryujin tanpa suara, yang dibalas dengan rengekan kesal gadis tomboy itu. Jisung hanya terkekeh pelan menanggapinya.

♠️

"Mengapa kak Chan tiba-tiba datang menjemputku? Apalagi ditengah pelajaran seperti tadi?"

Jisung menghentikan langkahnya. Sang kakak, Han Christopher Chan hanya tersenyum tipis dan ikut menghentikan langkahnya. Kemudian ia berbalik dan menghadap ke arah sang adik yang kini tengah menatapnya kesal.

"Lalu mengapa kau tidak menebaknya saja? Bukankah kau seorang detektif?" balas Chan dengan tatapan remeh.

Hal itu membuat Jisung semakin kesal. Ia menggembungkan pipinya sambil menatap tajam ke arah sang kakak. Namun, hal itu justru tampak menggemaskan dimata Chan. Sebab itulah ia suka sekali menggoda adiknya. Meskipun telah menginjak bangku SMA, Jisung tetaplah adik kecil kesayangan Chan.

"Kak Chan menyebalkan!" seru Jisung kesal.

Chan hanya terkekeh pelan mendengarnya.

"Kau terlihat menggemaskan jika sedang kesal. Tapi tetap saja, istriku jauh lebih menggemaskan," kata Chan dengan nada menggoda.

Jisung memutar bola matanya malas. Kakaknya ini memang agak bodoh jika sudah jatuh cinta. Chan memang sudah beristri, mengingat usianya hampir mencapai kepala tiga. Namun wajahnya masih sangat segar dan awet muda. Terlebih lagi, tubuh atletisnya yang memikat banyak orang juga membuatnya tampak tak pernah menua.

"Dimata Kak Chan, Kak Seungmin akan menjadi orang paling menggemaskan bagaimanapun keadaannya," ujar Jisung malas.

"Ngomong-ngomong, Seungmin juga ikut menjemputmu jika kau ingin tahu. Dia menunggu di depan gerbang," kata Chan.

"Hah?! Kak Seungmin juga ikut?! Mengapa tidak Kak Seungmin saja yang menjemputku masuk?!"

Setelah melayangkan protesnya, Jisung segera melesat menuju gerbang luar sekolahnya. Chan agak terkejut melihat betapa gesitnya Jisung berlari. Tanpa pikir panjang, ia segera menyusul sang adik.

♣️

Di depan gerbang, sesosok pemuda yang mirip dengan puppy tengah menunggu. Sesekali, ia melihat ke arah ponselnya. Ia mulai mengetukkan kakinya dengan tanah, tanda bosan menunggu. Wajahnya terlipat masam. Namun, ekspresi itu tak bertahan lama setelah melihat pemuda berwajah tupai datang dan berlari ke arahnya.

Remi || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang