Perjalanan menuju kantor kepolisian pusat memerlukan waktu sekitar 45 menit. Jisung memilih untuk diam dan menikmati pemandangan sepanjang perjalanan. Chan juga terlihat fokus menyetir. Sedangkan Seungmin memilih untuk mendengarkan lagu sambil menikmati perjalanan.
Tiba-tiba, terlintas dipikiran Jisung tentang kedua kakaknya ini. Mereka berdua belum dikaruniani seorang anak meski sudah 3 tahun menikah. Apakah mereka tidak melakukannya? Atau mungkin mereka sudah melakukan berkali-kali namun gagal? Atau ada alasan lainnya? Hal itu cukup membuat Jisung bertanya-tanya.
"Kak Seungmin," panggil Jisung.
Seungmin hanya berdehem untuk menanggapi. Pandangannya tetap fokus pada jendela luar mobil, meskipun ia sempat melirik sedikit ke arah spion gantung di tengah mobil tadi. Jisung terdiam sejenak sebelum melontarkan pertanyaan yang membuat Seungmin maupun Chan tersedak.
"Mengapa kakak dan Kak Chan belum mempunyai anak?" tanya Jisung tanpa beban.
Baik Seungmin maupun Chan sama-sama terkejut dengan pertanyaan Jisung itu. Yah, tidak heran jika adik mereka penasaran. 3 tahun usia pernikahan memang bukan usia muda lagi. Setidaknya, mereka seharusnya sudah memiliki 1 anak.
"Yah, tidak ada alasan khusus sebenarnya. Kami hanya ingin menghabiskan waktu berdua saja," jawab Chan asal.
Jisung menggerutu kesal. Chan selalu saja menggoda dan mempermainkannya. Seungmin pun memukul pelan lengan kekar milik Chan.
"Jangan menggoda adikmu, kak. Sebenarnya, ini juga karena pekerjaan Kak Chan yang berat dan berbahaya. Karena itu kami tak ingin mempunyai anak terlebih dahulu. Sampai Kak Chan bosan dengan pekerjaannya nanti, kurasa kami baru akan memiliki anak," ujar Seungmin dengan nada menyindir.
Chan hanya meringis mendengar Seungmin yang sepertinya merajuk padanya. Seungmin melipat tangannya di dada dan membuang pandangan ke arah jendela. Jisung hanya tertawa pelan melihat kakak iparnya merajuk. Lucu sekali, itulah yang dipikirkan Jisung.
"Kita sampai,"
Ternyata, 45 menit bukanlah waktu yang lama jika kalian menghabiskan waktu di mobil dengan bercanda. Ketiganya segera turun dan memasuki kantor kepolisian pusat. Sebenarnya, Jisung cukup sering datang ke tempat ini. Jadi bukanlah hal yang asing lagi baginya. Namun, kali ini suasananya berbeda. Biasanya, ia hanya akan menyerahkan laporan kronologi kejadian lengkap suatu kasus kecil. Kali ini, ia akan mendapat misi besar yang berbahaya.
"Aku dan Seungmin akan menunggu di luar. Kau pergilah dan masuk ke dalam pintu itu. Seseorang menunggumu di dalam,"
Chan menunjuk sebuah pintu yang dijaga oleh banyak polisi. Ada sekitar 4 polisi yang berjaga di depannya. Padahal, pintu itu tak terlalu besar dan berada di ujung lorong. Sekilas, pintu itu memang tampak seperti pintu kayu biasa. Namun, jika diperhatikan dengan jelas, pintu itu terbuat dari logam yang didesain sedemikian rupa agar tampak seperti kayu. Kamuflase yang sangat luar biasa.
Jisung mengangguk dan berjalan sendirian. Sesekali, ia menoleh ke belakang dan mendapati kedua kakaknya memberi semangat. Jisung meneguk ludah kasar. Ia sangat gugup, apalagi ketika para polisi penjaga itu menatapnya. Atmosfer di sekitarnya terasa sangat berbeda.
"Han Jisung, benar?"
Salah satu polisi itu bertanya dengan nada datar. Jisung hanya mengangguk takut. Sang polisi sempat membungkuk sesaat dan mengantar Jisung masuk ke dalam ruangan. Jisung merasakan atmosfer yang semakin menegang di dalam ruangan. Ruangan itu berukuran 4x5 meter tanpa ada banyak barang. Hanya satu meja dan satu kursi yang telah diduduki oleh seseorang. Jisung tak bisa melihat wajah orang itu dengan jelas karena pencahayaan yang sangat minim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remi || Minsung
FanfictionHan Jisung adalah seorang detektif muda yang tiba-tiba mendapat misi untuk menyelidiki kelompok mafia bernama Black Malvado. Black Malvado sendiri dipimpin oleh seseorang dengan nama samaran 'Ace'. Jisung harus bisa mengalahkan sosok Ace ini bersam...