Soobin berlari cepat di sepanjang lorong markas Hunter Organization. Ia harus segera menemui sosok kekasihnya. Selain karena rindu, ada beberapa hal yang harus ia bicarakan. Ditambah, keadaan sedang genting saat ini.
Brak!
Soobin membuka pintu dengan keras, membuat dua orang yang berada di dalamnya terkejut bukan main.
"Astaga, Soobin! Kau bisa membuat Junkyu terkena serangan jantung nanti!"
Yeonjun mengelus pucuk kepala Junkyu yang juga terkejut karena kedatangan Soobin. Soobin mendengus pelan mendengarnya.
"Jangan banyak drama, kak! Junkyu tidak akan terkena serangan jantung. Kakak berlebihan sekali," ujar Soobin sarkas.
Yeonjun terkekeh pelan, kemudian berjalan menuju Soobin dan mengecup sekilas bibirnya.
"Iya, iya. Aku yang salah. Sekarang, mengapa kau berlari-lari seperti ini bahkan sampai mendobrak pintu seperti tadi?" tanya Yeonjun.
Soobin menghela nafas pelan.
"Kakak sudah membaca pesanku, kan?" tanya Soobin.
Yeonjun mengangguk.
"Jisung meminta bantuan kita untuk mengalahkan Ace. Lalu ada apa dengan itu?" Yeonjun bertanya balik.
"Masalahnya, rencana yang akan digunakan Jisung itu sedikit gila, kak! Tadi aku sempat bertanya pada tuan Woojin dan katanya itu rencana ayah Jisung yang sempat hampir berhasil mengalahkan Ace. Tapi sayangnya rencana itu gagal," jelas Soobin.
"Memangnya rencana seperti apa itu?" tanya Yeonjun lagi.
Soobin menghela nafas panjang.
"Masalahnya rencana ini akan melibatkan seorang gadis yang sama sekali tak ada hubungannya dengan semua ini," kata Soobin Lelah.
"Hah? Bagaimana? Aku tidak mengerti. Kau jangan menjelaskan setengah-setengah seperti ini," keluh Yeonjun bingung.
"Aduh, lupakan dulu yang itu. Nanti aku jelaskan lagi. Sekarang kakak harus mengantar aku dan Seungmin ke suatu tempat," potong Soobin cepat.
Yeonjun mengangkat sebelah alisnya.
"Kemana?" tanya Yeonjun penasaran.
"Ke rumah sakit tempat Cancer dirawat. Jisung meminta aku dan Seungmin membunuhnya sebelum sebelum rencana ini dimulai,"
♣️
Chan menghela nafas panjang saat ini. Ia sungguh Lelah. Baru saja mengurus kematian Minghao, sekarang ia juga harus mencari Jisung dan Minho yang tiba-tiba menghilang. Belum lagi Soobin yang buru-buru menemui Yeonjun dan membawa Seungmin bersamanya.
"Kak Chan sepertinya sangat lelah. Aku membawakan minum untuk kakak,"
Doyoung menghampiri Chan dengan membawa secangkir kopi. Chan hanya mengangguk. Doyoung tampak prihatin dengan keadaan kakak sulungnya.
"Ada yang bisa aku bantu, kak? Kakak tak harus menanggung semuanya sendiri," tanya Doyoung khawatir.
Chan menghela nafas lagi.
"Kita harus menemukan Jisung dan Minho terlebih dahulu. Mereka itu yang akan menentukan berhasil tidaknya kita melawan Ace," kata Chan.
Doyoung mengangguk pelan.
"Tapi Kak Chan, tidakkah kakak merasa janggal dengan hal ini? Maksudku, ayolah. Kak Jisung tidak akan seceroboh itu hingga membiarkan jendela kamarnya terbuka lebar,"
Perkataan Doyoung membuat Chan tersadar. Memang, ada beberapa hal tak masuk akal jika diteliti kembali. Bagaimana Jisung dan Minho bisa hilang secara bersamaan jika tadi malam saja mereka tidur di kamar yang terpisah? Ya, kecuali jika Minho datang ke kamar Jisung setelah semua orang tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remi || Minsung
FanfictionHan Jisung adalah seorang detektif muda yang tiba-tiba mendapat misi untuk menyelidiki kelompok mafia bernama Black Malvado. Black Malvado sendiri dipimpin oleh seseorang dengan nama samaran 'Ace'. Jisung harus bisa mengalahkan sosok Ace ini bersam...