17 - Changbin Dalam Bahaya?

478 75 7
                                    

Changbin berusaha menghubungi Jisung sejak tadi, namun tidak berhasil. Ia mulai khawatir jika Jisung kembali berada dalam bahaya, mengingat ternyata ada banyak anggota Black Malvado di sekitar mereka.

"Seo Changbin, benar?"

Suara seorang wanita membuat Changbin menolehkan kepalanya. Ia mendapati seorang wanita paruh baya berambut Panjang, dengan pakaian formal yang membuatnya semakin menawan.

"Um—Siapa?" tanya Changbin sopan.

Wanita itu tersenyum penuh arti.

"Ah, ternyata kau tak ingat denganku? Sepertinya ada banyak hal yang terjadi setelah aku pergi dan meninggalkan kalian berdua di rumah," ujar wanita itu.

Changbin menyipitkan matanya. Ia tak mengerti. Siapa wanita ini sebenarnya? Ia tak ingat pernah mengenal wanita ini dimanapun. Bagaimana bisa wanita paruh baya ini mengenalnya, bahkan adiknya juga?

"Apakah kau mengenalku?" tanya Changbin hati-hati.

"Tentu saja. Aku sangat mengenalmu, bahkan sejak kau kecil. Jika kau lupa, akulah yang mengurus kalian ketika orang tua kalian pergi," kata wanita itu.

Cahngbin ingat sekarang! Wanita ini memang orang yang nengurusnya dan juga Yedam sejak kepergian orang tua mereka. namun, ia bahkan tak pernah tahu siapa identitas dari wanita ini.

"Kau ingat sekarang?"

Changbin hanya mengangguk pelan menanggapi pertanyaan wanita di hadapannya itu. Pikirannya masih pada Jisung yang tak bisa dihubungi sama sekali. Ia tampak semakin gelisah. Dan hal itu ditangkap oleh wanita paruh baya tersebut. Wanita itu menyeringai tipis. Ia mendekat dan merangkul Changbin.

"Mencari partnermu?"

Changbin tersentak mendengar perkataan tersebut. Wanita itu merangkul leher Changbin dari samping. Dan bodohnya, Changbin baru menyadari bahwa wanita itu sudah menodongkan pisau lipat seukuran jari tepat di depan lehernya. Pisau itu terselip di antara jari telumjuk dan jari tengah sang wanita. Changbin meneguk ludahnya kasar.

"Mau ikut denganku? Aku akan memberimu petunjuk tentang Jisung," ujar wanita tersebut.

Changbin tak bisa menolak. Ia hanya bisa meningkatkan kewaspadaannya. Ia melirik sekilas ke arah wanita tersebut.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Changbin tajam.

"Kau tak pernah mengetahui namaku, ya? Padahal Jisung sudah mengetahuinya terlebih dahulu," balas wanita itu main-main.

Changbin membelakkan matanya. Ada beberapa dugaan yang muncul di kepalanya. Setelah melirik sekilas, ia malah mendapati wanita itu menyeringai tajam padanya.

"Aku adalah Minatozaki Sana, salah satu orang yang cukup penting dalam masalah rumit ini. Aku yakin Jisung sudah mengatakan padamu bahwa ia bertemu denganku, bukan?"

♠️

Jisung mengerang tertahan. Ia tak bisa menggerakkan tubuhnya karena terikat kuat. Ia juga tak bisa mengeluarkan suara karena mulutnya tertutup kain. Ia berada di sudut suatu ruangan. Ruangan ini tampak seperti kamar tidur. Barang-barang dan perlengkapannya pun masih terlihat layak pakai. Ia hanya bisa menyimpulkan bahwa kamar ini masih digunakan oleh pemiliknya.

Pintu terbuka tiba-tiba. Jisung mendapati Jeongin masuk. Jeongin sudah tak mengenakan seragam sekolahnya lagi. Lelaki mirip rubah itu mengenakan setelan jas formal. Ia juga mengenakan sarung tangan hitam guna menghindari sidik jarinya tersebar.

Jisung tak bodoh untuk menyadari bahwa Jeongin membawa banyak senjata di seluruh tubuhnya. Jeongin mendekatkan wajahnya ke arah Jisung. Jisung hanya memalingkan pandangan untuk menghindari tatapan Jeongin. Jeongin hanya tertawa kecil melihatnya.

Remi || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang