02 - Bahaya

908 109 14
                                    

Jisung berangkat ke sekolah dengan keadaan tegang. Ia tak tahu apa yang harus dibicarakannya ketika bertemu dengan Changbin nanti. Bahkan, tanpa ia sadari, Changbin telah berjalan di sampingnya.

"Apa yang kau pikirkan?"

Tentu saja Jisung terkejut dan langsung menoleh. Astaga, bagaimana mungkin orang ini sudah berada di sampingnya tiba-tiba?! Ia bahkan tak siap untuk bertemu dengan Changbin. Meskipun sudah cukup dekat, tapi tetap saja rasa canggung itu masih ada.

"Bukan apa-apa. Kau tak perl-"

"Jisung!"

Bagus! Datang lagi satu orang yang membuatnya semakin khawatir. Itu adalah Ryujin. Jisung hanya bisa mnegusap wajahnya kasar begitu Ryujin mendekat. Ryujin mengerutkan dahi melihat tingkah Jisung.

"Mengapa kau terlihat frustasi ketika aku datang? Kau menolakku?" tanya Ryujin kesal.

"Hah.... Aku hanya lelah,"

Hanya itu yang bisa Jisung katakan. Karena memang pada dasarnya ia hanya lelah. Ditambah lagi kehadiran dua orang ini membuatnya semakin pusing.

"Hei, apa yang kau lakukan disini, Changbin? Tak biasanya kau berangkat bersama Jisung," Ryujin bertanya heran.

Jisung meneguk ludahnya kasar. Oh my god! Changbin terlalu terang-terangan. Apa yang harus ia katakan pada Ryujin nanti? Apalagi, Ryujin ini bukan tipe orang yang mudah percaya dengan omong kosong orang lain.

"Lalu apa urusannya denganmu? Aku berhak melakukan apapun," balas Changbin acuh.

"Yah, aku hanya bertanya. Sangat jarang melihat 2 mutiara sekolah berjalan bersama," celetuk Ryujin apa adanya.

"Kau terlalu berlebihan, nona Shin," Changbin merotasikan matanya malas.

Jisung semakin dibuat pusing dengan dua orang yang malah berdebat ini. Ia pun mengambil langkah lebih cepat dari Changbin dan Ryujin. Ia ingin segera sampai di kelas dan menutup matanya sesaat sebelum pelajaran dimulai.

♥️

"Jadi, apa yang kau temukan?"

Changbin dan Jisung memutuskan untuk bertemu di taman belakang sekolah. Tempat itu biasanya sangat sepi bahkan ketika jam istirahat. Jadi Jisung memilih tempat itu untuk berbicara dengan Changbin.

"Ada satu agen ganda dari Hunter Organization yang masih bertahan disana. Sayangnya, aku tak menemukan identitasnya. Kita sendiri yang harus mencarinya," jelas Jisung.

Changbin mengangguk paham.

"Aku menemukan fakta tentang misi ini. Ternyata, ini adalah misi utama dari Hunter Organization untuk sekarang. Dan misi ini terus diturunkan pada pasangan agen dan detektif terpilih berikutnya. Tercatat, sudah ada dua pasangan yang melaksanakan misi ini. Namun keduanya belum berhasil memberantas keresahan orang-orang terhadap Black Malvado," jelas Changbin.

Giliran Jisung yang mengangguk paham.

"Oh, ada yang ingin aku tanyakan padamu, Changbin," sela Jisung tiba-tiba, membuat Changbin menaikkan sebelah alisnya.

"Apakah kau mengenal kakak pertamaku?" tanya Jisung.

Tentu saja Changbin menggeleng. Ia bahkan memberikan tatapan tak paham. Bagaimana mungkin ia mengenal putra sulung keluarga Han jika ia saja tak pernah bertemu. Namun, tanggapan Changbin itu malah membuat dahi Jisung mengerut heran.

"Benarkah? Tapi kakak iparku bahkan sudah mengenalmu," kata Jisung.

Changbin terbelak. Tahu kakak kandung Jisung saja tidak. Bagaiman mungkin kakak ipar Jisung malah mengenalnya? Ia bahkan tak tahu jika kakak Jisung sudah menikah.

Remi || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang