"Sepertinya ada seseorang yang ingin menjemputmu,"
Sana menatap sekilas ke arah jendela. Ia tak sengaja mendapati Chan, Seungmin dan Doyoung disana. Jihoon juga hanya terdiam. Mereka berdua sama sekali tidak khawatir jika ada yang masuk.
"Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan mereka bertiga. Meskipun mereka mungkin tidak mengenalku, tapi aku mengenal mereka semua dengan baik. Ah tidak, aku mengenal kalian semua dengan baik," ujar Sana sambil melirik ke arah Changbin.
Changbin hanya menatap keduanya dengan tajam.
"Apa yang ingin kau lakukan, nona Minatozaki?" tanya Jihoon.
"Tidak ada. Biarkan mereka semua masuk. Ada banyak hal yang perlu aku ceritakan pada mereka," ujar Sana.
Jihoon hanya mengangguk. Sana menatap Changbin.
"Apa yang sebaiknya aku ceritakan pada kalian? Ah, aku ingin sekali menceritakan banyak hal tentang ibumu. Tapi, tidak ada Yedam disini. Terlebih lagi, mereka yang datang adalah putra-putra Seungcheol," gumam Sana cukup keras.
Changbin mengeraskan rahangnya. Sungguh, ia sangat ingin tahu banyak hal tentang sang ibu. Apalagi, Sana adalah sosok teman baik dari ibunya. Sana tersenyum tipis melihat reaksi Changbin.
"Kuharap kau tidak cukup egois untuk menyimpan cerita ini sendiri. Ibumu susah sangat mempercayaimu, agar kau tidak menyembunyikan semua cerita yang kau dengar, terutama dari Yedam. Kalian berasal dari ibu yang berbeda. Jadi Wonwoo selalu berharap agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara kalian berdua,"
Changbin tertegun mendengar nada bicara Sana. Nadanya berubah menjadi sangat lembut, seolah Sana benar-benar menyayanginya sepenuh hati.
"Ingatlah satu hal ini-"
Jihoon ikut membuka suara dan menjeda perkataannya sesaat.
"-Ada banyak orang yang memiliki tujuan seperti Hyunsuk,"
Perkataan Jihoon sukses membuat Changbin kembali tertegun. Sekarang ia merasa bahwa dua orang yang berada di hadapannya ini tak memiliki niat jahat. Jihoon dan Sana saling berpandangan sekilas. Changbin menatap keduanya.
"Bagaimana jika kita bicarakan semua ini secara langsung? Tidak baik menguping pembicaraan orang, bukan?"
Spontan, Changbin dan Jihoon menoleh mendengar ucapan Sana. Ternyata tiga orang yang tadinya berniat menyelamatkan Changbin itu telah menguping semua pembicaraan mereka. Chan berinisiatif untuk keluar terlebih dahulu.
"Sepertinya sudah lama sekali sejak kita terakhir bertemu. Bukan begitu, nona Sana?"
Ucapan Chan itu membuat semua orang terkejut. Ah, mereka bahkan hampir melupakan fakta bahwa Sana adalah agen ganda, yang dimana ia menjadi mata-mata untuk kedua belah pihak. Jangan lupa, Sana juga yang memberikan informasi terkini tentang Black Malvado pada Woojin. Sana tersenyum sekilas mendengar perkataan Chan.
"Ya, sudah lama sekali,"
♠️
"Ah, jadi kau adalah putra Seungcheol? Kau pasti akan tumbuh menjadi pria yang hebat,"
Sana mengusak rambut Chan yang memang sudah berantakan. Chan hanya tertawa kecil mendengar pujian Sana. Sejujurnya, ia tak terlalu mengenal wanita di hadapannya ini. Tapi, sang ayah pernah berkata bahwa ia bisa mempercayai wanita itu.
"Sana,"
Wanita itu menoleh. Ia mendapati Wonwoo datang berjalan ke arahnya. Wonwoo sempat tersenyum sekilas pada Chan. Namun, Chan tak bisa mengingat secara jelas wajah Wonwoo karena keadaan saat itu sangat gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remi || Minsung
FanfictionHan Jisung adalah seorang detektif muda yang tiba-tiba mendapat misi untuk menyelidiki kelompok mafia bernama Black Malvado. Black Malvado sendiri dipimpin oleh seseorang dengan nama samaran 'Ace'. Jisung harus bisa mengalahkan sosok Ace ini bersam...