07 - Cerita Seungmin

629 84 4
                                    

"Semuanya sudah siap? Apakah ada yang tertinggal?"

Jeonghan membantu memeriksa ulang barang-barang Jisung, Chan dan Seungmin. Jeonghan tak khawatir pada Seungmin karena pemuda itu sudah tahu apa saja yang dibutuhkannya. Namun, ia sedikit mengkhawatirkan Chan dan Jisung. Chan yang mudah panik dan Jisung yang sedikit ceroboh. Kombinasi saudara yang sangat buruk. Beruntung, ada Seungmin yang menemani mereka berdua.

"Aku sudah memeriksa ulang semuanya. Sepertinya sudah cukup dan tidak ada yang tertinggal," balas Seungmin.

Jeonghan mengangguk pelan dan memeluk Seungmin erat.

"Sungguh beruntung aku memiliki menantu seperti dirimu," bisik Jeonghan pelan.

Seungmin hanya terkekeh pelan dan membalas pelukan Jeonghan. Ia bisa mendengar Chan dan Jisung yang mendengus kesal. Mereka ini anak kandungnya, tapi mengapa yang dipeluk malah menantunya?!

"Kami harus segera berangkat. Changbin pasti juga sudah menunggu," kata Seungmin.

Jeonghan mengangguk. Ia mengalihkan pandangan pada kedua putranya yang akan terbang ke belahan bumi bagian timur. Kemudian ia merentangkan kedua tangannya. Jisung dan Chan langsung menghambur ke dalam pelukan hangat sang ibu.

"Jaga diri kalian baik-baik," ucap Jeonghan sembari mengelus kepala dua putranya.

Jisung dan Chan mengangguk dalam pelukan Jeonghan. Meskipun terkadang mereka suka berdebat dengan sang ibu, tapi mereka tetap menyayanginya. Jeonghan adalah malaikat bagi mereka. Mereka tahu menjadi single parent seperti Jeonghan tidaklah mudah. Apalagi jika harus membesarkan banyak anak.

"Jangan terlalu menyusahkan Seungmin selama disana,"

Ucapan Jeonghan itu dibalas dengan gerutuan keduanya. Entah mengapa, tapi sepertinya Jeonghan ini sangat menyukai Seungmin. Apalagi Seungmin sangat manis dan mampu melakukan banyak pekerjaan rumah tangga. Tak heran jika Seungmin menjadi menantu idaman Jeonghan.

Pelukan ketiganya terlepas. Hyunsuk dan Junghwan melambaikan tangan. Seungmin mengingatkan bahwa pesawat mereka akan lepas landas 1 jam lagi. Mereka pun juga masih harus menjemput Changbin. Jadi sepertinya perpisahan sementara ini harus diakhiri.

"Kami harus segera berangkat, bu. Maaf jika tak bisa berlama-lama lagi," ucap Seungmin.

Jeonghan mengangguk.

"Aku titipkan mereka padamu. Tolong urus mereka meskipun mereka menyebalkan," balas Jeonghan.

"Ibu!"

Teriakan dari Chan dan Jisung membuat Seungmin terkekeh pelan. Ia pun segera menyeret kedua kakak beradik itu. Tak lupa, ia juga membawa barang-barang mereka semua dibantu oleh Chan.

"Kami berangkat!"

♣️

New York, Amerika Serikat.

"Aku akan sekamar dengan Changbin saja. Ada yang perlu kami bicarakan,"

Seungmin mengangguk mendengar penuturan Chan. Itu berarti ia akan sekamar dengan Jisung. Tanpa banyak bicara, ia menarik Jisung menuju kamar mereka yang bersebelahan dengan kamar Chan. Sungguh, ia sangat lelah untuk saat ini.

"Aku akan membereskan barang-barang kita. Kau mandilah terlebih dahulu," ujar Seungmin.

Jisung mengangguk dan segera menuruti perintah kakak iparnya. Selagi Jisung mandi, Seungmin mulai membereskan barang mereka. Setelah selesai, ia mendudukkan diri di pinggir ranjang. Ia sempat berpikir mengapa tiba-tiba Tuan Woojin meminta mereka datang bersama-sama.

Remi || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang