10 - Pertemuan

585 74 6
                                    

Sosok Sagittarius telah melepas semua benda yang menutup wajahnya. Ia menatap Jisung begitu dalam. Jisung bahkan tak bisa berkata-kata lagi.

"Ryujin...?"

"Ya. Ini aku, Jisung,"

Sosok dibalik Sagittarius itu adalah Shin Ryujin, teman baik Jisung. Tentu saja Jisung snagat terkejut. Siapa yang akan menyangka bahwa teman baikmu di sekolah akan menjadi musuhmu sendiri?

"Ketika aku membantu kakakmu menyelamatkanmu, sebenarnya aku merasa takut kau akan mencurigaiku. Tapi sepertinya aku sedang beruntung saat itu. Kau sudah dalam keadaan yang sangat lemah. Aku sangat berterima kasih pada ibuku saat itu," ujar Ryujin.

"Ibu...?"

Jisung berusaha mencerna semuanya kembali. Bukankah itu berarti sosok ibu Ryujin itu adalah—

"Ya, akulah sosok ibu kandung Ryujin,"

Minghao menjawab pertanyaan yang ada di kepala Jisung. Sungguh, ini semua terlalu tiba-tiba. Bagaimana mungkin ibu dan anak keduanya seorang mafia sedangkan anak sulung dan bungsunya adalah seorang detektif?

"Para petinggi Black Malvado tak pernah menunjukkan wajahnya di hadapan anggota biasa. Tentu saja para penjaga yang kembali menyerang kalian itu tak mengenalku. Aku tak tahu kakak iparmu mencurigaiku karena aku bisa menembak secara akurat atau tidak. Tapi setidaknya, kau tak melihatku melakukan aksi itu," jelas Ryujin.

Jisung tetap bungkam. Meskipun ia merasa kecewa pada Ryujin, namun ia tetap tak bisa membencinya. Ryujin sudah banyak membantu Jisung selama ini, terutama ketika berada di sekolah. Dengan kata lain, Jisung banyak berhutang budi pada Ryujin.

"Kak Yeji dan Yuna tak mengetahui semua ini. Aku tak segan membunuhmu jika kau memberitahu mereka," tegas Ryujin.

Sungguh, Jisung merasakan hawa yang sangat berbeda dari Ryujin. Nada bicara Ryujin terasa benar-benar tajam dan menusuk. Dan itu membuat Jisung merinding setengah mati.

"Lalu, apa yang kalian inginkan dariku...?" tanya Jisung pelan.

Ryujin terkekeh mendengarnya.

"Kau terlihat manis sekali, Jisung. Tapi sepertinya, kita tak harus buru-buru menyelesaikan semua ini. Aku tahu kau memiliki banyak sekali pertanyaan dalam benakmu. Mengapa tidak kau tanyakan saja? kami akan menjawabnya selama kami bisa," kata Ryujin seraya mengelus rahang tajam Jisung.

Jisung menggigit bibirnya bimbang. Ini adalah satu kesempatan yang bagus untuk mendapat informasi. Namun, ia bahkan masih terlalu takut untuk sekedar membuka mulutnya.

"Bisakah aku menanyakan sesuatu?" pinta Jisung pelan.

"Silahkan,"

Jisung kembali meneguk ludahnya dengan kasar.

"Bisakah kalian memberi petunjuk mengenai sosok dengan nama samaran Aquarius?"

Jisung cukup tahu diri untuk tak menanyakan hal yang merupakan rahasia kelompok. Setidaknya, ia berharap Minghao dan Ryujin mampu memberikan sedikit petunjuk mengenai sosok yang harus ia dan Changbin temukan. Ryujin terkekeh pelan mendengarnya.

"Dia adalah sosok wanita. Aku juga sudah tahu bahwa dia adalah agen Hunter Organization. Jika kau ingin tahu, sebenarnya dia berada sangat dekat dengan kita. Tapi sayangnya kau masih belum menyadarinya," kata Ryujin.

Jisung menggigit bibirnya. Petunjuk dari Ryujin masih terlalu samar. Ada banyak wanita yang berada di sekitar mereka. Jisung kembali menatap ke arah dua orang yang merupakan musuhnya. Pandangannya kini tertuju pada Minghao.

"Kau ingin menanyakan sesuatu padaku?" tanya Minhao.

"Apakah kau mengenal Seo Mingyu dan Jeon Wonwoo?" Jisung langsung menanyakannya tanpa pikir panjang. Ini adalah kesempatan emas, bukan? Ia mungkin bisa mendapat banyak informasi dari dua orang ini.

Remi || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang