14 - Malaikat Tak Bersayap

514 76 4
                                    

Jisoo menatap kakak beradik yang masih berpelukan itu. Ia tersenyum kecil. Sungguh, ia merasa rindu dengan putranya.

"Mengapa kakak tak mengatakannya? Mengapa? Hiks—"

Jisung menangis tanpa sadar. Ia takut jika kehilangan kakaknya. Baginya, Hyunsuk sangatlah berharga. Hyunsuk bisa menjadi pengganti sosok sang ibu ketika Jeonghan sibuk. Hyunsuk begitu lembuut dan baik hati. Dan hal itu membuat Jisung merasa nyaman bersama Hyunsuk.

"Aku tak bisa. Maaf,"

Hyunsuk ikut meneteskan air mata diam-diam. Hatinya terasa sakit melihat sang adik yang menangis.

"Bukankah sebaiknya kalian segera kembali pada ibu kalian? Dia pasti panik ketika tahu bahwa kedua putra manisnya menghilang," sela Jisoo.

Jisung menatap ke arah Jisoo dengan tatapan yang begitu dalam.

"Lalu, apa hubunganmu dengan kami? Kau terlihat sangat mengetahui semua tentang keluarga kami. Sebenarnya seberapa dalam kau mengenal keluarga Han?" tanya Jisung.

Jisoo terdiam sesaat. Kemudian ia tersenyum kecil.

"Kembalilah dan tanyakan pada ibumu. Dia yang akan menjawab semuanya,"

♦️

"Hyunsuk! Jisung!"

Jeonghan memeluk tubuh mungil kedua putranya yang baru saja pulang. Sungguh, ia sangat khawatir pada keduanya.

"Ibu, ada yang perlu kami bicarakan," kata Jisung tegas.

Jeonghan menatap manik bulat Jisung begitu dalam. Ada sesuatu yang terjadi ketika Jisung menemukan kakaknya. Terlihat dari raut wajah Jisung yang sangat serius dan Hyunsuk yang hanya menunduk sedari tadi.

Disana juga ada Chan, Seungmin, Doyoung dan Changbin. Mereka sangat menyadari bahwa sesuatu yang akan dibicarakan oleh Jisung pasti sangatlah serius dan penting.

"Katakan,"

Jeonghan langsung menyesuaikan nada bicara dan keadaan Jisung saat ini. Ini bukanlah saatnya menjadi sosok yang lembut dan hangat. Ini saatnya untuk menjadi seorang profesional.

"Apa yang ibu ketahui tentang sosok bernama Hong Jisoo?"

Jeonghan tersenyum kecil. Ia sudah menduganya. Ia yakin sekali bahwa Jisung pasti akan sangat cepat mengetahui masalah ini.

"Dia adalah sahabat lama ibu. Kami saling berbagi keluh kesah bersama. Dan banyak hal yang terjadi diantara kita,"

♠️

"Jeonghan,"

Jeonghan menoleh, menaikkan sebelah alisnya menanggapi Jisoo. Mereka tengah berada di rumah Seungcheol. Hanya ada mereka berdua di rumah besar itu. Seungcheol tengah pergi mengurus sesuatu bersama Seokmin.

"Ada apa? Apakah ada sesuatu yang menggangumu?" tanya Jeonghan.

"Kau tahu? Aku tengah mengandung saat ini," ucap Jisoo pelan.

"Sungguh? Kau tahu, aku juga tengah mengandung!" seru Jeonghan bersemangat.

Jisoo memeluk Jeonghan dengan erat. Ia tak menyangka akan mengandung di saat yang bersamaan dengan sahabat baiknya.

"Tapi ini merupakan kehamilan pertamaku. Sedangkan kau sudah pernah mengalaminya," gumam Jisoo khawatir.

Jeonghan menangkupkan pipi Jisoo.

"Jangan khawatir. Aku yakin kau pasti bisa melewatinya,"

♥️

"Lepaskan aku, Jeonghan! Aku harus menemui Seokmin! Hiks—"

Remi || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang