٤

8.3K 741 6
                                    

Berkata Asy-Syaukani rahimahullah:
"Janganlah engkau tertipu dengan tampilan zahir; karena sesungguhnya seseorang terkadang meninggalkan maksiat di khalayak ramai dan ia menjadi orang yang paling terhormat secara zahir, dan jika ada waktu yang memungkinkannya ia menggunakannya seperti penggunaan orang yang tidak takut kepada neraka dan tidak mengharapkan surga."
(Adabuth Thalab wa Manhal Arib, 122).

Gadis berambut panjang sepunggung itu tak henti-hentinya berkomat-kamit karena sopirnya yang biasa menjemput dirinya tak bisa datang.

"Ish! Udah tau anak gak bisa pulang sendiri, malah Mami minta anter Mang Cecep!" Gerutu Gladysa seraya duduk di koridor yang sudah mulai sepi.

Luna dan Abigial sudah pulang terlebih dahulu, sebab Gladysa pun tak tahu jika akhirnya seperti ini.

"Terus gue gimana?," Gumamnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Menghela napas pelan lalu seketika matanya membulat sempurna ketika melihat seseorang yang dirinya sedang hindari disebabkan kejadian beberapa jam yang lalu.

Perempuan itu bangkit lalu berjalan cepat ke arah parkiran sebelum ketahuan. Gladysa berlari ke arah belakang motor seseorang lalu berjongkok di sana.

"Ogah banget gue pulbar sama dia," cibir Gladysa.

"Ge-er banget. Siapa juga yang mau pulbar sama lo?"

"Anjir!"

Perempuan itu menganga manakala melihat penampakan cowok berperawakan tinggi.

"Ngapain ngumpet di situ?"

"Ya terserah gue!"

"Tapi itu motor gue."

Perempuan itu memejamkan matanya.

"Bacot!"

Akhirnya Gladysa keluar dari tempat persembunyiannya, dalam diam perempuan itu melihat sosok Imam yang sedang memakai helm lalu perlahan meninggalkan area parkiran.

"Beneran gak diajak pulbar?" Beo Gladysa melihat kepergian Imam dari atensinya.

"Ya Allah.... Mau mesen Grab juga gak tau cara pesennya...." Lirih perempuan itu dengan mata yang sudah mengeluarkan air.

Gladysa menghapus air matanya lalu berjalan ke arah jalan raya dan melihat kendaraan yang berlalu lalang.

"Gimana gue mau nyampe rumah kalo nyebrang aja kagak bisa."

Gladysa kebingungan sendiri ketika ada sebuah mobil berhenti tepat di hadapannya.

"Loh?"

"Ayo, Neng! Masuk!"

Tak menunggu waktu lagi, perempuan itu masuk ke dalam mobil meski dengan wajah kebingungan. Masalahnya, ini adalah sopir pribadinya Imam.

"Kok Mamang ada di sini?"

Mamang tertawa kecil. "Katanya kalo Neng Gladysa nanya, jawab aja disuruh Bunda."

Imam untuk Gladysa✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang