٣

7.4K 674 17
                                    

"Mencintaimu itu candu tapi aku takut Allahku cemburu."
-Imam El-

Gladysa memandang gerbang yang sudah tertutup itu dengan harap cemas. Perempuan itu mengatur napasnya agar teratur. Karena perempuan itu ingin menghabiskan murojaah 5 juz penuh setelah Isya, perempuan itu tidur di atas jam 10 malam, ditambah tilawah 1 juz setiap habis melaksanakan sholat fardhu.

"Siapa namanya?"

Gladysa mundur selangkah ketika nada datar itu menghampiri.

Cewek yang berada di samping Imam mengamati Gladysa dengan sangat teliti.

"Kakak kelas bukannya ngasih contoh yang baik ke adik kelasnya malah telat!"

"Ditanya sama ketos malah gak jawab!"

Perempuan itu mengembungkan pipinya kesal hingga Imam mengalihkan pandangannya.

"Imam udah tau nama gue. Jadi buat apa gue jawab?"

"Diem!"

"Ya Allah.... Salah lagi gue."

"Dibilangin malah ngejawab giliran ditanya malah diem aja!" Ada jeda. "Dasi lo mana?"

"Di tas."

"Pake buruan!"

"Kaos kaki lo kenapa item?!"

"Kaki gue udah putih jadi kaos kakinya item aja."

"Astaghfirullah...." Imam refleks mengusap wajahnya lalu menggeleng pelan. "Pake dasinya!"

Dengan penuh keterpaksaan perempuan itu membuka resleting tasnya lalu mengambil dasinya yang belum tersimpul.

"Gue urus yang lain dulu, deh. Lo urus si Gladysa," ujar Ocha, waketos.

Imam menyenderkan tubuhnya di gerbang seraya melihat satu persatu insan yang telat.

"Udah tau gak bisa pake dasi malah disuruh pake!" Gerutu Gladysa seraya memasang dasi dengan asal.

"Udah!"

Imam melihat sekejap lalu menahan tawa. "Lo gak bisa pake dasi?"

"Menurut lo?" Perempuan itu tersenyum sinis. "Kenapa? Mau ngeledek?"

"Ge-er banget!" Ada jeda. "Dibenerin lagi itu dasinya, nanti dimarahin sama guru piket!"

"Gue gak bisa!"

"Lepas!"

"Apanya?"

Imam berdecak seraya memegang dasi miliknya. "Dasi lo!"

Gladysa pasrah. Perempuan itu menyerahkan dasinya kepada Imam. Cowok itu membuat simpul dengan sangat telaten sedangkan Gladysa sangat khusyuk melihatnya.

"Coba pake!" Titah Imam seraya menyodorkan dasi tersebut.

"Gila lo!" Semprot Gladysa tak terima. Pasalnya ketika dasi itu sudah dipakai dengannya, sangat kecil sekali.

Imam untuk Gladysa✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang