٢٤

8.6K 456 11
                                    

"Kalau belajar Al-Qur'an, surat Al-Fatihahnya diperbaiki dulu. Sebab Fatihah itu termasuk rukunnya sholat."
-Nyai Hj. Musyafa'ah Adlan-

4 tahun kemudian....

Gladysa memasang muka garangnya ketika anak pertamanya itu yang sudah dimandikan sejam yang lalu main selang bersama suaminya.

Padahal Gladysa menitipkan anaknya sebentar kepada Imam untuk mandi dan memasak. Cewek itu juga berpikir jika anaknya itu tertidur tapi nyatanya salah ketika perempuan itu menemukan keberadaan dua insan sedang tertawa bersama dengan baju yang sudah basah semua.

"SIAPA YANG NYURUH MAIN SELANG?!"

Pergerakan Imam terhenti melihat istrinya sedang berkacak pinggang sedangkan satpam rumah mereka hanya bisa menahan tawanya.

Imam memasang wajah takutnya. Dirinya lupa kalau anaknya baru saja mandi. Perlahan pria itu menaruh selangnya lalu menggendong anaknya yang berusia tiga tahun itu.

"Siapa yang nyuruh ke sini?," Omel Gladysa masih dengan raut jutek.

"Elang! Elang, Bi!!!" Rengek anak itu dan minta diturunkan.

Imam menggelengkan kepalanya keras. "Gak boleh! Nanti Naf'an sakit."

Pipi gembulnya mengembung lalu matanya dan menyipit. Beberapa detik kemudian anak itu menghadiahkan sebuah pukulan kecil di pipi Imam.

Gladysa tertawa mengejek sedangkan Imam hanya bisa pasrah.

"Mandiin Naf'an lagi pake air anget!" Titah Gladysa lalu masuk duluan ke dalam rumah.

Di belakangnya Imam berbisik pelan kepada anaknya itu.

"Umi marah!" Ada jeda. Cowok itu melirik jam di dinding. "Untung udah jam sepuluh, kebetulan sekarang hari Jum'at. Jadi Abi tinggal nunggu bentar lagi buat sholat Jum'at."

Pria itu menciumi seluruh wajah anaknya yang sudah basah. "Nanti kita kasih Umi bunga, oke?"

Naf'an tertawa keras lalu mengangguk lucu. "Bunga?"

Imam menurunkan anaknya itu ketika sudah sampai di dalam kamar. Pria itu mengamati Gladysa yang sedang menyiapkan pakaian untuknya juga anaknya.

"Aa hari ini ikut Abi ke Masjid lagi?," Tanya Gladysa lembut ketika anak itu menghampirinya.

Gladysa menjauh. "Mandi lagi sama Abi! Umi gak mau kalo masih basah gitu."

Imam membuka kaosnya di depan Gladysa membuat wanita itu melotot tajam lalu mengalihkan pandangannya. Suaminya yang menyadari itu terkekeh kecil.

"Liat, Naf'an! Umi kamu masih bisa salting pas lagi marah ternyata."

Imam menghampiri Naf'an lalu membuka seluruh baju anaknya dan mulai menggendongnya. Sebelum beranjak, pria itu mencuri satu kecupan di pipi Gladysa.

"Jangan kecapekan, Sayang.... Nanti kamu sama adiknya Naf'an kenapa-napa."

×××

Dentingan sendok begitu menggema di meja makan. Ini sudah menjadi hal yang sering terjadi semenjak anak pertama mereka sudah mulai aktif.

Imam untuk Gladysa✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang