"Segala takdir yang diciptakan-Nya memang jamil, tapi takdir-Nya yang membawa sosok seperti dirimu di hidupku itu ajmal."
-Imam El-"Katanya Mamang yang jemput?"
Imam menggelengkan kepalanya seraya menepuk-nepuk ubun-ubun istrinya.
"Lebih baik aku anter kamu pulang duluan daripada nungguin Mamang terus diajak ngobrol sama Gibran."
Spontan Gladysa tertawa. "Aneh!" Ada jeda. "Kalo kamu anter aku pulang, bakalan telat, dong, rapatnya."
Cowok itu mengedikan bahunya. "Biarin. Bentar lagi lengser ini dari jabatan."
Perempuan itu mendelik tajam lalu tatapannya jatuh pada sesosok pasangan yang sudah tua. Suaminya sedang menuntun istrinya untuk ke masjid bersama.
Imam mengikuti arah pandang istrinya dari dalam mobil lalu seketika tersenyum melihat pemandangan itu. Di mana ada sang Kakek yang memakai sarung serta peci lalu sang Nenek yang memakai mukena dengan digandeng tangannya oleh suaminya.
Imam menatap Gladysa tulus. "Aku mau, aku dan kamu bisa sampai di titik seperti itu."
×××
"Abigail! Dengerin Bunda dulu!"
Perempuan yang baru pulang sekolah itu menggelengkan kepalanya keras. "Enggak mau! Abi nggak mau dijodoh-jodohin, Bun!"
Rahma menghela napasnya menatap semata wayangnya dengan sendu. Wanita itu menghampiri Abigail yang sudah menangis dan mengelus pundak anaknya.
"Kalo kamu lahir di keluarga ini, kamu juga harus siap buat nurutin setiap aturan yang udah turun-temurun."
"Abigail masih sekolah...."
"Abigail belum siap."
"Di hati aku juga udah ada yang ngisi."
"Abigail gak bakalan bisa cinta nantinya sama suami."
Darma tertawa menatap putrinya itu dengan jenaka. "Kalo kamu gak bisa cinta sama suami kamu, kenapa kamu bisa cinta sama lelaki yang bukan mahram kamu itu?"
Anak itu berdecak. Sudah jadi kebiasannya, jika perempuan itu sedang curhat dengan Rahma, maka Darma akan meledekinya.
"Cinta, kan, fitrah."
"Nah, itu tau! Kalo kamu bisa ngerasain cinta sama yang bukan mahram, kenapa kamu justru gak mau mencoba buat cinta sama suami kamu?"
"Banyak orang yang bilang cinta dulu baru nikah. Padahal, Al-Qur'an mengatakan sebaliknya." Darma melirik anaknya itu seraya bersedekap dada. "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Qur'an surat Ar-Rum ayat dua puluh satu. Para ulama bilang, cinta dan kasih sayang itu diciptakan, Allah ciptakan ia setelah menikah walau sebelumnya gak cinta. Kamu mungkin ngerasa gak cinta pas liat orang yang mau dijodohin sama kamu. Tapi setelah nikah, kamu ngejalanin perintah Allah dengan sifat-sifat suami kamu. Kamu menikah karena Allah.... Itu poin pentingnya, kamu bakalan dikasih rasa cinta itu."
"Ubahlah niat menikah karena cinta menjadi menikah karena Allah."
Abigail berdiri dari duduknya setelah mencerna baik-baik penjelasan itu. "Tolong hargai perasaan Abi, Abi mau mikir dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam untuk Gladysa✓
SpiritualGladysa Makmuma Al-Fath. Seorang perempuan yang selalu mengusik ketenangan seorang Imam El. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Galydsa sangat membenci Imam, beda dengan kaum Hawa lainnya yang selalu memuji Imam bagaimana pun keadaannya. Yang satu kal...