٥

8.4K 685 10
                                    

"Sangat berbeda antara engkau mencintainya karena dia cantik, atau dia cantik karena engkau mencintainya."
-Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi-

Gladysa mengembuskan napasnya pasrah ketika semua gamis yang dirinya punya berserakan di ranjang.

"Kirain cuma si Imam doang yang nyuruh, ternyata Papi juga," dengusnya lalu mengambil ponselnya di atas nakas. Menghubungi kedua sahabatnya saat ini mungkin adalah solusi yang tepat.

Perempuan itu mendelik ketika video call tersebut sudah terhubung. Bagaimana tidak? Terlihat Abigail di layar akan tetapi mata perempuan itu tidak terbuka, begitu pula dengan Luna yang sedang maskeran seraya menunjukkan wajah kesalnya.

"Gila! Jam sepuluh malem ngapain lo nelpon?!"

Gladysa meniup poninya merasa kesal. "Gue ada acara."

"Terus?" Terlihat Luna menggeleng melihat sahabatnya itu tertidur.

"Gue minta kalian buat milihin gamis."

"APA?!"

GEDEBUK

BRAK

"Anjir!" Abigail bangkit seraya meraih ponselnya sedangkan Luna kesal sendiri karena maskernya retak.

"Santai! Alay banget lo pada," cibir Gladysa lalu memperlihatkan semua gamisnya.

"Jadi.... Cocokan yang mana?"

Abigail tampak berpikir seraya mengucek matanya. "Hm.... Semua cocok di elo!"

"Kalo kata gue, sih, enggak, ya. Bingung juga. Lo, kan, gak pernah pake gamis seumur-umur."

Gladysa meringis mendengar ucapan Luna barusan. "Terus.... Gue harus gimana?"

"Em.... Biasanya kalo kayak gini cowok yang tau."

"Loh?"

"Hm, lo tanya aja sama Papi lo atau sama tetangga atau sama tukang kebun atau sama sopir atau sam---"

"Stop!" Gladysa memberenggut kesal.

"GLADYSA?!!"

"Gak guna lo pada!"

Sambungan dimatikan oleh Gladysa. Sudah terlalu kesal apalagi suara Dara yang terus-menerus memanggil dirinya.

Perempuan itu keluar dari kamarnya lalu berlari ke arah ruang tamu. Terlihat Dara yang sedang menenteng paper bag.

"Apaan?"

"Nih."

"Maksudnya?"

"Gamis."

Perempuan itu menerimanya dengan perasaan bingung. "Dari siapa?"

"Imam."

"HAH?!"

×××

Gladysa keluar dari mobil. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih lima jam, kini dirinya bersama keluarganya telah sampai tujuan.

Imam untuk Gladysa✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang