٢٢

6.8K 496 16
                                    

"Setiap pemuda yang mengaku mencintaimu tapi terbayang dalam pikirannya hanya keindahan fisikmu, maka ia adalah pendusta. Seorang pria yang mencintai wanita, maka dia akan menjaga kehormatannya, ia akan mengagungkan perintah Allah dalam bersikap kepadanya. Dia tidak akan pernah duduk berduaan dengannya, dia tidak akan tega menyentuhnya sebelum ia halal baginya. Dan dia tidak akan pernah memanfaatkan seorang gadis ketika ia terbawa oleh perasaannya, untuk kemudian mengajaknya melakukan setiap hal yang ia kehendaki."
-Habib Ali Al-Jufri-

Ketika berita bahwa Gladysa sedang hamil itu sampai ke para kaum Hawa yang sedari dulu mengidamkan Imam, semuanya sangat terlihat kecawa. Bahkan akun menfess lagi-lagi ramai karena banyaknya yang mengirimi pesan-pesan untuk pasutri itu.

Entah suatu keberuntungan juga pada mereka atau tidak, karena pasalnya ketika perempuan itu kehamilannya sudah menginjak 5 bulan, Gladysa tiba-tiba mengirimi menfess yang di mana perempuan itu mengundang untuk mereka semua agar ke rumahnya jika ingin fotbar bersama Imam.

Katanya, itu bawaan bayinya. Tapi kenapa Imam merasa tertekan sekali?!

Seperti sekarang, Gladysa sudah duduk manis di bangku teras seraya tersenyum girang mendapati banyaknya orang-orang yang tengah antusias agar bisa foto bersama suaminya.

Ini aneh. Yang dulunya kedua pasangan itu selalu saling cemburu, tapi ketika Gladysa hamil, Gladysa seolah-olah membuka lebar-lebar untuk pelakor masuk ke dalam rumah tangga mereka.

Juga, bukan sikap Gladysa saja yang berbeda. Masalahnya, Imam juga kadang-kadang suka kecipratan!

Tanpa merasa bersalah, Gladysa memandangi wajah suaminya yang hanya memasang muka datar ketika para perempuan tengah berdesak-desak.

Imam yang sudah tak kuat langsung berlari ke arah Gladysa lalu berkacak pinggang dan berbalik menatap tajam para perempuan itu.

"Cukup!"

Gladysa yang mendengar suara tegas dari suaminya mendongakkan pandangannya.

"Kenapa? Kamu gak kuat?"

"Ya!"

Singkat, padat dan jelas. Cowok itu memasang wajah juteknya seraya bersedekap dada, persetan dengan berpuluh-puluh flash kamera yang bermain dengan wajahnya.

Gladysa memicingkan matanya tak suka. "Gitu aja gak kuat!" Ada jeda. "Sebenernya kamu cinta gak, sih, sama aku?!"

Nah, ini.... Ini yang Imam hindari.

Cowok itu mengembuskan napasnya.

Belum sempat menjawab pertanyaan istrinya, perempuan itu menuturkan lagi perkataan yang membuat Imam tercengang.

Gladysa tersenyum sinis. "Kamu gak kuat sama godaan mereka?!"

Allahuakbar!

Sumpah demi apa pun, Imam tak menyangka ternyata maksud tak kuat perempuan itu adalah merujuk ke situ.

"Aku gak kuat bukan karena itu...." Lirih Imam ketika sudah tahu bahwa menjelaskan atau tidak, lagi-lagi dirinya harus rela terpojokkan sebagai korban kedzaliman anaknya  sendiri.

Satpam mereka yang kebetulan melihat adegan itu, Imam dengan tatapannya menyuruh paruh baya itu agar mengusir para perempuan yang menurutnya asing di rumahnya.

Imam untuk Gladysa✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang