١٣

8.8K 622 6
                                    

"Permulaan ilmu adalah diam, tenang, tak bicara. Yang ke dua ialah mendengarkan, yang ke tiga adalah menghafal dan menjaganya, yang ke empat adalah mengamalkannya, dan yang ke lima adalah menyebarkan dan mengajarkannya kepada orang lain."
-Sufyan bin Uyainah-

Gladysa menekuk wajahnya dari setengah jam yang lalu. Hari sudah pagi dan karena hari ini adalah hari libur, mereka merencanakan untuk olahraga pagi bersama. Tetapi, yang dilakukan Gladysa justru malah membuat Imam kebingungan.

Di mana letak kesalahannya?

Perempuan itu mendengus ketika Imam malah memainkan ponselnya tanpa mengindahkan dirinya yang sedang kesal akibat ulah cowok itu semalam. Katanya setengah jam, tapi nyatanya sampai setengah jam lagi sebelum Subuh!

Gladysa memakai kerudungnya, gadis itu sudah siap dengan pakaian olahraga muslimahnya. Dirinya memperhatikan bibirnya di cermin lalu menghentakkan kakinya kesal.

Imam memasukkan ponselnya lalu berdiri. "Udah siap?"

Bukannya menjawab tapi Gladysa malah menatap sinis cowok itu.

Imam menggaruk hidungnya. Bingung sendiri. "Aku ada salah?"

"Kamu nanya?!"

"Kamu nanyea? Kamu bertanya-tanya?"

Bukannya mendapatkan respon yang sesuai, tapi Imam malah memperagakan kalimat yang beberapa lalu itu viral.

Cowok itu jalan lalu menghampiri istrinya. Gladysa terdiam kaku begitu sampai, lelaki itu sedikit menunduk lalu memegang kedua pipinya dan meneliti seluruh wajahnya.

"Manis banget, loh, ini.... Kenapa ditekuk mulu wajahnya, hm?"

Perempuan itu melipat bibirnya spontan yang membuat Imam paham. Cowok itu tersenyum penuh arti lalu mengusap dagu Gladysa agar tidak disembunyikan madunya.

Pria itu mengusap bibir Gladysa yang sedikit luka akibat ulahnya semalam.

"Mau aku obati?"

Gladysa mengangkat sebelah alisnya. "Emang bisa?"

"Bisa..."

"Pake apa?"

"Pake ini."

Tanpa menunggu waktu lagi, Imam mengusap bibir istrinya lembut dengan bibirnya sendiri. Gladysa yang terlanjur kesal itu malah menggigit bibir Imam membuat Imam spontan menjauh dan meringis pelan.

"Sakit, Yang...."

"Bodo amat!"

"Jutek!"

"Bodo amat!"

"Galak!"

"Bodo amat!"

"Tukang ngambek!"

"Bodo amat!"

"Tapi Imam cinta banget!"

"Bodo amat!"

"Loh?! Kok gak salting, sih?!!!"

"Bodo amat!"

"Marahnya lucu, ya.... Tambah manis."

"IMAAAAAMMMMM ELLL!!!!"

"Apa, Sayang? Ketagihan?"

"NGGAK!"

"Yakin?!"

"AYO, CEPET! KALO NGELEDEK SEKALI LAGI, AKU JANJI ITU YANG TER---"

"OKEEE!!!"

"APA?!! IMAM EL TAKUT ISTRI?!!"

"SAYAAAANGGG!!!!"

Imam untuk Gladysa✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang