Happy Reading 💞
....
Sesampainya di rumah sakit Park Jihoon langsung di tangani oleh perawat. Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh oleh Dokter, tenyata Park Jihoon hanya mengalami luka ringan, dan tidak perlu melakukan rawat inap.
Dokter menyarankan agar Park Jihoon beristirahat sampai infusnya habis. Jadi Choi Hyun Wook, Park Jiyeon berserta kru wanita itu pun memutuskan untuk menunggu Jihoon sadar di luar ruangan.
Mereka mencari tempat untuk duduk sembari menunggu Park Jihoon sadar. Setelah mendapatkannya Choi Hyun Wook mulai menanyakan tentang beberapa hal kepada Park Jiyeon.
"Apakah, hal seperti ini sering terjadi?" tanya Choi Hyun Wook dengan wajah penasaran.
Park Jiyeon menghembuskan nafasnya lelah. Sembari menoleh menatap lelaki yang sedang duduk di sampingnya. "Sangat. Semenjak, beberapa tahun terakhir Park Jihoon sering mendapatkan teror dari berbagai pihak," jelas Jiyeon kepada Choi Hyun Wook.
Kru wanita bernama Sojung yang berada di tengah mereka pun menyetujui perkataan Jiyeon. Sedikit banyak dia tahu bahwa Park Jihoon sering mengalami banyak kesulitan di industri ini. "Aku juga sering mendengar desas-desus ini. Tapi, awalnya, aku kira itu hanya sekedar teror hadiah ataupun surat. Akan tetapi, aku salah." Sojung tampak begitu mengasihani Park Jihoon.
"Kenapa agensi tidak turun tangan dan mengambil tindakan untuk melaporkan hal ini ke pihak kepolisian?" Choi Hyun Wook kembali bertanya kepada kedua wanita di sampingnya.
Jiyeon menatap ruang rawat inap di depannya dengan tatapan putus asa. "Segala cara sudah kami lakukan. Meskipun begitu ... hal ini masih tetap berlanjut, orang yang meneror Park Jihoon begitu hebat. Sampai-sampai kami tidak bisa mengetahui keberadaannya hingga detik ini," ujar Park Jiyeon penuh nada emosi.
Seketika Choi Hyun Wook mulai memikirkan tentang beberapa hal.
Jika Park Jihoon benar-benar di teror oleh seseorang, berarti? Ada kemungkinan bahwa kematian Mina berhubungan dengan mereka. Soalnya, tunangannya itu memiliki hubungan diam-diam bersama Park Jihoon.
Bisa saja? Mereka yang meneror Park Jihoon tidak menyukai hal ini. Sehingga, mereka menghabisi nyawa Mina.
Choi Hyun Wook tampak melamun memikirkan semua kemungkinan-kemungkinan buruk ini. Namun dia harus mengakhiri lamunannya karena Sojung tiba-tiba bangkit dan izin pamit untuk pergi.
Sementara Park Jiyeon tiba-tiba di suruh kekantor untuk membicarakan kondisi Park Jihoon kepada agensi. Tapi sebelum Park Jiyeon meninggalkan rumah sakit dia berpesan kepada Choi Hyun Wook untuk menjaga Park Jihoon, lelaki polos dan manisnya.
Choi Hyun Wook pun mengangguk menyetujui keinginan Park Jiyeon. Sehingga saat kedua wanita itu sudah pergi meninggalkan rumah sakit ini. Dia pun langsung bergegas masuk ke kamar Park Jihoon untuk memeriksa sedikit kondisi lelaki itu.
Klekk.
Hyun Wook membuka pintu itu secara hati-hati. Namun, ketika dia sudah berada di dalam ruangan Choi Hyun Wook melihat Park Jihoon sudah membuka matanya.
Lelaki itu tampak duduk bersandar dengan nyaman di ranjangnya. Dia tidak menunjukkan sedikitpun reaksi saat melihat Choi Hyun Wook berdiri di sampingnya.
Tatapan Park Jihoon saat ini terarah ke layar televisi rumah sakit. Mata itu terus menyaksikan pemberitaan media tentang kondisinya. Ternyata, kejadian yang tadi terjadi di lokasi sudah tersebar ke seluruh televisi di Korea Selatan.
Park Jihoon merasa kalau dia harus segera membuat statement untuk meredakan berita simpang siur yang diberikan oleh media massa.
"Di mana nonna?" tanya Park Jihoon sembari menatap ke arah pintu masuk ruangannya, berharap Park Jiyeon akan datang menemuinya.
"Dia dipanggil untuk datang ke perusahaan. Karena itu, hanya ada aku di sini," ucap Choi Hyun Wook dengan nada santai.
Mendengar jawaban Choi Hyun Wook membuat hati Park Jihoon risau. Dia khawatir kalau perusahaan terlambat membuat statement tentang kondisinya.
Jihoon takut kalau hal ini dibiarkan. Maka kesempatan ini akan digunakan oleh para pembencinya untuk menjatuhkannya dengan berbagai macam berita buruk. "Tidak," gumam Jihoon sambil menggelengkan kepalanya menolak pemikiran jahat itu.
"Apanya yang tidak?" tanya Choi Hyun Wook dengan ekspresi bingung melihat tingkah laku Park Jihoon.
Park Jihoon mengabaikan pertanyaan Choi Hyun Wook. Dia malah berusaha untuk bergerak turun dari ranjangnya sambil melepaskan infus ditangannya.
Choi Hyun Wook yang melihat hal itu segera bergerak menahan tangan Jihoon dan meminta lelaki itu untuk tidak bersikap aneh-aneh. Tapi Park Jihoon malah mendorong tubuh Choi Hyun Wook mundur.
Setelah itu Park Jihoon berusaha menyingkirkan selimut dari badannya. Lalu melangkah turun sesudah berhasil melepaskan infus dari tangannya.Choi Hyun Wook menghela nafas berat melihat kelakuan lelaki keras kepala di hadapannya. "Kau belum diizinkan pergi," ucap Choi Hyun Wook sambil bergerak maju dan memaksa Park Jihoon untuk kembali beristirahat.
Akan tetapi, lagi-lagi Park Jihoon berusaha menyingkirkan tangan Choi Hyun Wook dari pundaknya. Tetapi kali ini usaha Jihoon tidak berhasil, karena lelaki di depannya benar-benar menggunakan kekuatannya untuk menyuruh Park Jihoon tinggal.
"Kembali ke ranjang!" perintah Choi Hyun Wook kepada Park Jihoon.
"Tidak!" Park Jihoon tetap keras kepala untuk pergi.
Mendengar jawaban itu membuat Choi Hyun Wook kesal. Sehingga tanpa persetujuan dari lelaki di depannya, dia langsung mengendong tubuh Park Jihoon dan kembali meletakkannya ke atas ranjang empuk rumah sakit. "Kau tidak bisa pergi. Jadi tolong kerjasamanya," bisik Choi Hyun Wook saat mencoba meletakkan tubuh Park Jihoon pelan-pelan ke ranjang.
Sesudah itu dia ingin kembali berdiri tegak. Namun Park Jihoon malah tidak mau melepaskan pelukannya dari leher Choi Hyun Wook, sehingga lelaki itu mencoba untuk memukul lembut lengan Jihoon sambil berkata, "Apa yang kau lakukan?" tanyanya heran.
Park Jihoon tidak bicara.
Dia hanya diam dan tidak melepaskan pelukannya dari Choi Hyun Wook, dikarenakan Park Jihoon sedang membutuhkan seseorang saat ini.
"Jihoon-ah, lepaskan," ucap Choi Hyun Wook kepada Park Jihoon.
Hisk.
Isakan lembut mulai terdengar dari bibir lelaki yang sedang terbaring ini. "Hanya sebentar, biarkan posisi kita seperti ini," bisik Park Jihoon sambil memejamkan matanya berusaha menekan rasa sakit di dadanya.
Choi Hyun Wook tidak merespon permintaan Park Jihoon. Dia hanya diam dalam posisi yang tidak nyaman, karena Park Jihoon memeluknya begitu erat. Jadi untuk melindungi tubuh Jihoon agar tak terhimpit, Choi Hyun Wook menggunakan tangan kanannya untuk menahan beban tubuhnya.
Dia terlihat begitu kesakitan, gumam Choi Hyun Wook ketika merasakan tubuh Park Jihoon bergetar hebat karena berusaha menyembunyikan suara tangisannya
TBC 🖤.
Jangan lupa follow, vote, dan komen. Biar author rajin update.
Btw, sorry telat banget update-nya.🤭🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Above The Wounds
Short StoryHalo, Cerita ini Ica buat karena g bisa move on dari drama Weak hero. Jadi enjoy. ⚠️Bxb area ⚠️