Berdamai

857 153 15
                                    

Happy Reading.

....

Diam-diam Choi Hyun Wook terus memperhatikan Park Jihoon, mata lelaki itu tampak murung dan wajahnya terlihat sangat lelah. Padahal saat di apartemen tadi dia terlihat baik-baik saja, tapi setelah tiba di kantor polisi. Park Jihoon sepertinya tidak bisa menyembunyikan seluruh raut kecemasan di wajahnya. “Haruskah aku memanggil beberapa bodyguard tambahan untuk menemani kita hari ini?” Choi Hyun Wook bertanya sambil memegang lengan Jihoon yang berdiri di sisinya.

Park Jihoon menoleh menatap mata lelaki di sisinya. “Tidak. Aku hanya memerlukan kau, jadi tidak perlu memanggil siapa pun,” ucap Park Jihoon tanpa sadar.

Choi Hyun Wook membulatkan matanya terkejut mendengar penuturan Park Jihoon. “Apa dia sadar mengatakan kalimat itu?” gumam Hyun Wook di dalam hatinya.

Tak lama setelahnya polisi yang menangani kasus Park Jihoon datang menghampiri mereka. Lelaki berusia kisaran 40 tahunan itu mengajak Park Jihoon untuk masuk ke dalam menandatangani beberapa berkas. Namun sebelum mereka melangkah memasuki ruangan di sisi kirinya, tangan Park Jihoon bergerak  menahan lengan pak polisi itu. “Aku ingin melihat mayat lelaki itu. Bisakah, aku melakukan itu?” tanya Park Jihoon secara tiba-tiba.

Petugas kepolisian itu melepaskan tangan Park Jihoon dari lengannya. Lalu dia memutar badannya kembali menghadap lelaki di belakangnya. “Tidak, bisa. Saat ini jenazah sudah berada di ruang jenazah, dan orang yang tidak berkepentingan di larang untuk melihatnya. Kami juga sudah mencari anggota keluarganya, namun sepertinya dia hidup seorang diri. Jadi setelah kau menandatangani surat penutup kasus pihak kepolisian akan membantu mengurus kremasinya,” ujar pak polisi itu kepada Park Jihoon.

“Tapi aku tetap tidak ingin mencabut laporan ini. Bisakah kalian tetap melanjutkan kasusnya? Lelaki itu pasti memiliki komplotan, dan orang dibelakangnya. Aku sangat yakin pak, tolong coba selidiki kasus ini lebih dalam,” ujar Park Jihoon dengan mata memohon.

“Pihak penyidik sudah mengumpulkan bukti terkait masalah ini anak muda. Tapi kami tidak menemukan bukti untuk memperkuat kecurigaanmu akan tuduhan bahwa lelaki itu memiliki komplotan. Kasus ini murni pembunuhan dan pembobolan saja, dia bergerak secara individu. Jadi kami tidak bisa melanjutkan kasus ini, aku benar-benar minta maaf.” Pak polisi itu tampak tidak mempercayai perkataan Park Jihoon. Dia berpikir bahwa kasus ini hanyalah kasus pembunuhan biasa yang dilakukan oleh satu orang saja.

Mata Park Jihoon mulai berkaca-kaca mendengar perkataan petugas di depannya. Tangannya tampak terkepal erat karena menahan amarahnya. Choi Hyun Wook yang melihat kejadian itu langsung bergerak ke sisi Park Jihoon dan menggenggam tangan lelaki itu untuk menguatkannya. “Tenanglah,” ucap Hyun Wook dengan tatapan lembut.

Setelah itu ia menatap petugas di depannya dengan wajah serius. “Apakah kematian lelaki itu murni kecelakaan saja? Kalau kita lihat lebih teliti, kematiannya sangat tidak wajar, Pak. Jadi tidak bisa kalian tetap melanjutkan penyidikan ini?” Choi Hyun Wook memohon kepada lelaki di depannya.

Pak polisi itu memegang pundak Choi Hyun Wook dengan wajah bersalah. “Aku benar-benar minta maaf. Namun kasus ini harus kita tutup, karena pihak pelapor tidak memiliki bukti yang kuat untuk melanjutkan penyidikan. Dan, tersangka juga sudah tewas akibat kecelakaan. Itu murni kecelakaan. Jadi saat ini kita tidak bisa membantumu dalam hal ini.”

Choi Hyun Wook menoleh menatap mata Park Jihoon yang terlihat sangat kecewa akan keputusan ini. Sedangkan pengacara mereka juga mulai maju untuk meyakinkan Jihoon agar mau bekerja sama untuk mempermudah proses. Sehingga akhirnya Park Jihoon mau menandatangani beberapa berkas untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Sesudah menyelesaikan segalanya. Park Jihoon keluar dari ruangan itu bersama pengacara dan Jiyeon. Sedangkan Choi Hyun Wook lebih memilih menunggu di luar ruangan.

Love Above The Wounds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang