Curiga

660 108 18
                                    

Happy Reading 💞

....

"Aku hanya mengatakan sebuah fakta yang mungkin terjadi, Ibu. Jika ibu lupa. Maka aku akan kembali mengingatkan kalian tentang pemberitaan kasus pembunuhan yang terjadi disekitar, Jihoon. Wanita pertama Mina, dan kedua lawan mainnya!" seru Sung Eun sambil menatap ke arah Hyun Wook dengan mata memerah menahan emosi yang muncul di dalam hatinya.

"Aku memaklumi kecemasanmu. Tapi keputusanku sudah bulat, jadi tolong terima ini dan dukung aku, Sung Eun." Hyun Wook mencoba memberikan adik tirinya pengertian agar memahami keputusannya.

Namun Sung Eun sudah tak tahan berlama-lama di ruangan ini. Sehingga ia lebih memilih bangkit meninggalkan semua orang untuk mencari aman. Ia tak mampu menahan gejolak kebenciannya kepada Hyun Wook, setelah mengetahui fakta bahwa lelaki sialan itu mau menikahi kekasihnya.

Sungguh gila.

Hyun Wook sangat gila. Sehingga membuat keputusan yang pada akhirnya akan menciptakan malapetaka ke dalam dunianya. Menikahi, Jihoon?

Tidak.

Sampai matipun Sung Eun tak akan membiarkan kekasihnya di miliki oleh orang lain. Jihoon itu menyukai Sung Eun. Itulah fakta yang tak orang-orang sadari, namun Sung Eun menyadarinya.

Karena itu, ia terus menerus menyingkirkan semua orang yang berpotensi merusak hubungannya bersama Jihoon.

Aku akan menyingkirkan Hyun Wook dengan tanganku, gumam Sung Eun sesudah sampai di dalam kamarnya. Ia benar-benar mengabaikan panggilan Hyun Wook, berserta kedua orang tuanya ketika bangkit meninggalkan ruang tamu.

Sekarang kepala Sung Eun sudah terasa sangat panas. Ia perlu menenangkan diri dengan berendam bersama air hangat dan aroma terapi di kamar mandi.

Sementara Hyun Wook bersama kedua orang tuanya masih berada di ruang tamu setelah kepergian Sung Eun. Mereka tampak sibuk akan pemikirannya masing-masing, karena setelah mendengar kebenaran yang keluar dari mulut Sung Eun. Itu benaran adanya.

Menikahi Jihoon sama saja dengan menyerahkan nyawamu secara sukarela kepada orang yang terobsesi kepadanya.

"Pikirkan lagi keputusanmu, Hyun Wook. Ayah dan ibu tidak akan menyetujuinya, karena seperti yang Sung Eun bilang ' nyawamu mungkin akan jadi taruhannya '. Dan, ayah tidak mau kehilangan putra." Tegas ayah Hyun Wook langsung berdiri menyudahi pembicaraan ini secara sepihak.

"Ayah ...."

"Ayah benar. Ibu mendukung keputusan ayah, dan Sung Eun. Jadi tolong Hyun Wook ubah keinginanmu. Atau tahan sampai peneror Jihoon tertangkap, dan mendapatkan hukumannya." Ibu tirinya berusaha memberikan Hyun Wook saran.

Namun, Hyun Wook menolak saran itu karena ia tidak mau mundur. Keputusannya untuk mencoba ide ini sudah final. Sehingga ibu tirinya hanya bisa pasrah membiarkan Hyun Wook melakukan keinginannya.

Cuman dengan perjanjian bahwa ia akan baik-baik saja. Hyun Wook mengangguk menyetujui keinginan ibunya. Sehingga wanita itu pun akhirnya pamit pergi untuk membujuk suaminya agar mau mendukung Hyun Wook.

Sedangkan Hyun Wook lebih memilih mendatangi kamar adiknya untuk memberikan Sung Eun pengertian agar mau menerima keputusannya. Ia  perlu dukungan sang adik untuk meminta saran tentang beberapa hal yang berhubungan dengan Jihoon.

Toh, Sung Eun sudah lama mengidolakan lelaki itu. Jadi ia pasti banyak mengetahui tentang hal yang disukai Jihoon.

Tok tok.

Sesampainya di lantai atas Hyun Wook mencoba mengetuk pintu kamar adiknya. Tapi tak ada sedikitpun jawaban. Namun, ia tidak pergi.

Hyun Wook mencoba membuka pintu kamarnya, dan berhasil. Pintunya tak dikunci. Lalu, saat ia sudah di dalam. Ia mendengar suara air mengalir dari kamar mandi.

Jadi Hyun Wook memutuskan menunggu Sung Eun keluar dari sana sambil melihat beberapa foto Jihoon di dinding kamar. Setelah itu, ia mengecek meja rias adiknya. Di atas sana ada foto Jihoon juga, bahkan tanda tangan lelaki itu terlihat di bingkai oleh Sung Eun.

Tanpa sadar Hyun Wook tersenyum kecil melihat kebucinan adiknya. Sedangkan matanya masih tampak sibuk melihat semua barang-barang adiknya di atas meja rias itu dengan sesama.

Lalu ....

Senyuman yang awalnya terukir di wajah Hyun Wook sirna ketika matanya tak sengaja menangkap jepit rambut berukuran sedang dengan ukiran bunga mawar hitam sebagai hiasannya.

Ini??

Hyun Wook mengambil jepitan itu untuk memastikan sesuatu. Dan, matanya langsung melebar sempurna saat melihat ukiran huruf yang ada di jepit itu.

Mina.

Klekkk.

Sung Eun keluar dari kamar mandi mengunakan jubah mandinya. Sedangkan Hyun Wook segera menyimpan jepit rambut ditangannya ke dalam saku. Saat mendengar kata suara pintu terbuka.

Setelah itu, ia berbalik menghadap ke arah Sung Eun yang sedang berdiri menatap matanya dengan tatapan dingin. "Kenapa kau masuk ke kamarku tanpa izin?!" tanya Sung Eun sambil berjalan ke arah Hyun Wook untuk mendorongnya menjauhi meja rias berisi foto Jihoon, dan tanda tangannya.

"Aku naik karena ingin bicara empat mata bersamamu," ucap Hyun Wook masih berusaha menyembunyikan kenyataan yang baru saja mengusik ulu hatinya.

"Jika ini tentang rencana kau untuk menikahi, Jihoon. Lebih baik lupakan!" seru Sung Eun sembari memegang erat pigura foto Jihoon di depannya.

Hyun Wook menyadari gerakan Sung Eun. Ia mampu melihat seberapa kesal wanita di depannya saat ini. Namun, ia masih berusaha membuang pemikiran buruknya tentang Sung Eun.

"Baiklah. Aku tidak akan membicarakan tentang masalah ini. Tapi, aku tetap ingin berpegang pada keputusanku. Jadi aku harus kau mengerti." Hyun Wook sengaja mengatakan kalimat ini karena ia mau melihat reaksi Sung Eun untuknya.

Sung Eun langsung berbalik menghadap ke arah Hyun Wook dengan tatapan tajam. Bahkan sorot mata itu--- terlihat begitu menakutkan, sehingga Hyun Wook tak mampu mengabaikan keraguan yang muncul di dalam hatinya.

"Jika kau yakin kepada keputusanmu. Maka lakukan, aku akan hadir menjadi saksi di pernikahanmu. Untuk pertama dan terakhir kalinya, Oppa," ucap Sung Eun dengan smirk kecil di wajahnya.

"Itu tidak akan menjadi akhir Sung Eun. Karena aku akan terus bersama Jihoon, sekarang ataupun selamanya. Kau harus tahu kenyataan itu," jawab Hyun Wook penuh penekanan di setiap kalimatnya.

Sung Eun mengepalkan tinjunya dengan tatapan yang di penuhi oleh kemarahan. "Aku harap kenyataan yang kau yakini. Tidak akan hancur, Oppa."

"Tidak akan. Jika kau sudah paham. Aku akan pergi sekarang, tolong jangan pengaruhi ibu dan ayah. Agar mereka tidak menentang keputusan ini," ucap Hyun Wook, langsung memutuskan keluar dari kamar Sung Eun.

Sementara Sung Eun masih berdiri di tempatnya sambil menatap Hyun Wook menutup pintunya. Setelah itu, Sung Eun mencoba mengecek keberadaan Hyun Wook yang terlihat sedang menuruni tangga dengan wajah tertunduk memikirkan sesuatu.

"Dia pasti melihat jepit rambut milik Mina!" seru Sung Eun ketika menyadari kalau benda itu sudah menghilang dari meja riasnya. "Manusia merepotkan sepertinya tak layak hidup lebih lama," lanjut Sung Eun langsung kembali ke kamar untuk berganti pakaian.

Karena malam ini ia akan membuat sebuah rencana menyenangkan. Di mana Hyun Wook akan muncul sebagai pemeran pendukung di altar pernikahannya bersama Jihoon.

TBC 🖤

Love Above The Wounds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang