Kenapa???

647 87 23
                                    

Happy Reading.

....

Setelah melihat Jihoon tak sadarkan diri di hadapannya. Sung Eun memerintahkan Jiyoung untuk membawa tubuh lelaki itu ke sebuah rumah yang sudah di siapkan sebelum melaksanakan keinginannya.

Sung Eun benar-benar sudah memperhitungkan semua aspek-- demi mendapatkan apa yang dia mau. Bahkan jikalau memang harus!! Sung Eun pasti akan membunuh Hyun Wook, agar tidak ada lagi orang yang bisa menghalanginya mendapatkan Jihoon.

Sudah banyak waktu dan pengorbanan yang Sung Eun keluarkan untuk lelaki itu. Bukan, tidak adil, jika dia hanya mendapatkan hikmahnya, tetapi tidak orangnya!

Tidak.

Sung Eun tak akan melepaskan Jihoon dari hidupnya. Dia terlalu mencintai lelaki itu, sampai berani mengeluarkan banyak pengorbanan dan perjuangan untuk bisa menggapai Jihoon.

Akan tetapi, Hyun Wook hadir dan mengacaukan seluruh keinginannya. Padahal setelah membunuh semua orang di sekeliling Jihoon. Sung Eun berencana datang menjadi seorang malaikat yang akan datang mengenggam tangan Jihoon.

Namun, semua itu berakhir dengan kisah ini. Sebuah kisah di mana Jihoon harus dipaksa untuk menikahinya.

"Apa yang akan kau lakukan dengan Hyun Wook dan orang tuamu?" Jiyoung bertanya setelah mereka berada di mobil menuju ke lokasi penyekapan Jihoon.

Sung Eun menoleh menatap jendela mobil di sisinya. Sembari tersenyum kecil memikirkan apa yang harus di lakukan kepada mereka.

"Mungkin membunuhnya?" ujarnya kepada Jiyoung.

"Sung Eun ...."

"Jika mereka tidak ikut campur aku akan diam. Tetapi, kalau mereka berani mengacaukan semua keinginanku. Aku akan memecahkan kepala mereka. Lalu membuangnya ke tempat sampah. Agar kematian keluargaku, menjadi topik hangat," jawab Sung Eun sembari tersenyum membayangkan situasi itu.

Sementara Jinyoung hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar perkataan sahabatnya, itu. Dia tahu betapa gilanya Sung Eun. Sehingga Jiyoung pun menyarankan sebuah ide untuknya. "Lebih baik kau pergi ke luar negeri. Aku akan membantumu untuk kabur."

"Setelah pernikahan. Aku akan pergi dari tempat ini."

"Sung Eun. Lebih baik kau langsung pergi. Kita tidak tahu, rencana apa yang akan Hyun Wook ambil untukmu."

"Aku tidak takut. Jadi jangan lemah. Hyun Wook bukan lawanku, dia hanyalah manusia menyebalkan!" seru Sung Eun penuh keyakinan.

Jiyoung hanya menghela nafas mendengar jawaban Sung Eun. Dia sudah mengenal wanita itu, jadi Jiyoung paham sekeras kepala apa dirinya. Dan Sialnya!! Sung Eun adalah sahabat terbaik Jiyoung. Sehingga dia mau membantu wanita itu sampai ke tahap ini.

"Semoga keyakinanmu berakhir indah," sahut Jiyoung semakin menambah kecepatan kendaraannya menembus jalan raya.

.....

Sesampainya di apartemen Jihoon.
Jiyeon langsung melangkahkan kakinya menuju ke lantai unit Jihoon. Dia membawa beberapa makanan di tangan kanannya untuk mereka santap bersama.

Namun, di saat langkah Jiyeon semakin dekat dengan unit Jihoon. Matanya mulai melebar sempurna ketika melihat pintu apartemen itu terbuka dengan lebar. "Apa yang terjadi?" batin Jiyeon langsung berlari memeriksa keadaan di dalam apartemen.

Dia terus berlari memeriksa satu demi satu ruangan. Sembari meneriakkan nama Jihoon dengan kuat. Tetapi, nihil. Tak ada siapapun di tempat ini. Sehingga membuat kaki Jiyeon tiba-tiba menjadi lemas. Jantungnya berdetak kencang memikirkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi kepada Jihoon.

"Tidak, aku harus tenang," kata Jiyeon sambil menguatkan dirinya untuk mengambil ponselnya menghubungi nomor Hyun Wook.

Beruntung, hanya satu kali panggilan. Lelaki itu sudah menjawab panggilannya.

( "Halo ...." )

"Jihoon tak ada di apartemen. Pintu unitnya juga terbuka saat aku datang. Hyun Wook bagaimana ini??" ucap Jiyeon dengan wajah ketakutan dan suara bergetar.

( "Apa kau sudah memeriksa semua ruangan? Ponselnya? Apa kau tidak menghubunginya?" Hyun Wook menghentikan mobilnya. Saat mendapatkan berita ini )

Jiyeon melirik sekeliling ketika mendengar kalimat ponsel dari mulut Hyun Wook. Tepat di meja di samping di terduduk, Jiyeon melihat ponsel Jihoon tergeletak dengan rapi. "Ponselnya ada di rumah," lirih Jiyeon.

( Hyun Wook menggenggam erat kemudi mobilnya saat mendengar perkataan Jiyeon. )

"Hyun Wook? Apa yang harus aku lakukan??" Jiyeon bertanya, karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari lelaki di seberang sana.

( "Kau tidak perlu khawatir. Aku pasti akan membawa Jihoon kembali," ucap Hyun Wook langsung memutuskan panggilan itu. )

Sementara Jiyeon hanya bisa terduduk di lantai apartemen Jihoon dengan wajah ketakutan. Dan juga menyesal, karena datang begitu lambat. Sehingga Jihoon menghilang dari pandangannya.

" Di mana kau Jihoon??" Jiyeon mulai menangis dengan keras.

....

Setelah mengakhiri panggilan dengan Jiyeon. Hyun Wook segera menghubungi nomor adiknya. Dia terus menelepon nomor itu. Meskipun beberapa kali Hyun Wook menerima penolakan dari sang empunya ponsel.

Akan tetapi, Hyun Wook tak menyerah. Dia tetap menelepon Sung Eun. Sampai akhirnya dia mendengar jawaban dari waktu itu.

"Wae???" tanya Sung Eun santai

"Di mana Jihoon?" Hyun Wook langsung tutup poin. Dia tak mau bertele-tele karena Sung Eun pasti sudah menyadari bahwa dia mengetahui segalanya.

"Ah, suamiku? Kenapa, Oppa menanyakannya?" Sung Eun bertanya.

"Sung Eun!" Hyun Wook berteriak membentak adiknya.

"Hahahaha. Kau terlalu tegang, Oppa."

"Jangan banyak bicara! Sekarang katakan di mana Jihoon!" Amarah Hyun Wook mulai naik melihat respon santai adiknya.

"Kau ingin tahu?? Baiklah. Aku akan berbaik hati mengatakan di mana kami. Tapi dengan satu syarat," ujar Sung Eun dengan smirk-nya. Mungkin jika Hyun Wook melihatnya, dia akan merinding ketakutan.

"Apa maumu?"

"Kepala Park Daniel. Jika kau mau Jihoon. Serahkan kepala Hyungnya. Karena jika aku gagal dalam permainan ini. Kau juga harus gagal bersamaku," ucap Sung Eun.

TBC 🖤

Love Above The Wounds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang