Happy Reading.
>>>>>>
Jinyoung mencari keberadaan Sung Eun di seluruh tempat. Ia juga selalu memperhatikan berapa banyak anak buah mereka, karena wanita yang telah merenggut hatinya menyewa banyak orang demi memastikan rencananya berjalan baik.
Tapi.
Jinyoung akan merusak rencana wanita itu. Sekarang ia sudah menemukan Sung Eun yang sibuk mendekorasi satu ruangan demi melaksanakan acara pernikahannya. Wanita itu juga menyewa orang untuk membuat ruangan kosong itu berubah menjadi indah. Jinyoung berdiri di dekat sofa memperhatikan Sung Eun berbicara bersama wanita yang bertugas mendekor area yang akan dijadikan tempat pernikahan itu dengan wajah datar.
Sementara di daerah itu ada lima lelaki berbadan besar yang berdiri menjaga tempatnya masing-masing. Ini akan sulit jika menarik paksa Sung Eun untuk ikut bersamanya, pikir Jinyoung sambil memikirkan sebuah ide.
Lalu dia ingat tentang suntikan bius yang tersisa di dalam tasnya. Jinyoung harus mengunakan itu untuk membuat Sung Eun tertidur. Itulah keputusannya sembari segera berbalik menuju ke kamarnya. Tetapi?? Sung Eun berhasil menangkap kehadiran Jinyoung yang sangat mencurigakan. Sehingga wanita itu pun pamit untuk mengejar langkah sahabat sekaligus tangan kanannya itu menuju ke kamar.
Sung Eun mengikutinya dengan langkah hati-hati. Sesampainya di dekat kamar lelaki itu. Ia mulai mengintip untuk melihat apa yang Jinyoung lakukan. Beruntung lelaki itu tak menutup rapat pintu kamarnya. Sehingga Sung Eun bisa melihat Jinyoung mengambil suntikan bius yang tersisa di lelaki itu.
Sebenarnya benda itu ingin digunakan untuk Jihoon. Tetapi mereka mengubahnya menjadi sapu tangan yang berisi obat bius. Namun??
Kenapa Jinyoung mengambil suntikan itu. Sung Eun merasa curiga kepada Jinyoung. Hanya saja ia memilih untuk tidak mempertanyakannya dan kembali ke aula. Selama perjalanan ke sana Sung Eun mengirimkan pesan kepada orang bayarannya untuk datang di sekitar aula. Lalu ia mendapatkan balasan yang mengatakan kalau Jinyoung memerintahkan mereka untuk beristirahat selama lima belas menit.
Senyuman licik terukir jelas di sudut bibirnya ketika membaca pesan itu. Apa kau akan menjadi pahlawan Jinyoung???
Pikirannya saat sudah kembali ke ruangan yang akan dijadikan tempat pernikahannya yang sudah kosong. Jinyoung benar-benar menghubungi mereka untuk menyuruhnya pergi. Namun??
Sung Eun sudah mengubah perintah itu. Ia meminta enam orang anak buahnya datang dan bersembunyi di sekitar ruangan ini.
Sung Eun.
Suara Jinyoung pun muncul di belakang punggungnya. Sehingga sang wanita segera berbalik untuk melihat Jinyoung yang tersenyum menyambut kehadirannya. "Kau sudah mengikat Jihoon?? Kenapa kau membutuhkan waktu yang lama?" tanya wanita itu sembari mendekati Jinyoung dengan kondisi siaga.
Jinyoung memperhatikan gerak-gerik Sung Eun yang sedang berjalan ke arahnya. "Aku tadi ke dapur dulu untuk mengambil minum," jawabnya lalu melihat sekeliling ruangan yang sudah sepi karena permintaannya.
Sung Eun tersenyum kecil mendengar jawaban Jinyoung. Sedangkan matanya tampak sibuk memperhatikan tangan kanan lelaki itu yang dimasukkan ke dalam saku jasnya.
"Jika seperti itu. Ayo ikut membantuku mendekorasi, karena beberapa orang tiba-tiba menghilang saat aku ke kamar mandi," bohong Sung Eun yang langsung di percayai oleh Jinyoung.
"Baiklah," jawabnya sambil melangkah maju ketika melihat Sung Eun berbalik ingin berjalan menuju ruangan di depan mereka berdua.
Jinyoung mengambil langkah tempat di belakang wanita itu. Ia juga sudah mempersiapkan diri untuk melaksanakan rencananya. Lalu saat di rasa cukup aman. Jinyoung secara perlahan mengeluarkan benda itu dan bersiap ingin mengarahkan suntikan itu ke pundak Sung Eun. Tetapi seorang pengawal tiba-tiba keluar dari sisi belakang mereka sembari berlari.
Brakkk.
Dia menabrak tubuh Jinyoung hingga tersungkur ke lantai. Dan Sung Eun ikut terjatuh karena posisi mereka. Suntikan yang berada di tangan Jinyoung juga terlepas dari genggamannya.
Sampai membuat dia memandang lelaki yang mendorongnya dengan tatapan marah.
Sial!!! Serunya berusaha mengambil suntikan itu. Tetapi berhasil digagalkan karena satu persatu pengawal Sung Eun mulai keluar. Dan di saat bersamaan ia mulai menyadari bahwa wanita yang berada di sampingnya sudah mengetahui rencananya. Sehingga ia buru-buru memberikan perlawanan.
Jinyoung menghajar lelaki di depannya yang mulai ingin menangkapnya. Ada sekitar empat orang di sana. Sehingga akan cukup sulit bagi Jinyoung melakukan pertahanan. Tetapi, ia Jinyoung.
Sebisa mungkin ia berusaha melarikan diri dari tempat ini. Saat berhasil merobohkan dua lelaki dengan tinjunya. Lalu saat mendapatkan cela melarikan diri, ia ingin meraih tangan Sung Eun untuk memaksanya ikut. Tetapi, usahanya tidak berjalan mulus karena dua pengawal di sisi Sung Eun.
Mereka melindungi wanita itu. Sementara Jinyoung terus mengeluarkan usahanya untuk menjatuhkan mereka. Namun, sebuah tusukan berhasil menghentikan pergerakannya.
"Cukup bodoh!!" Itu ulah Sung Eun. Jinyoung berbalik untuk menatap mata wanita itu saat merasakan pisau menusuk punggung bagian bawahnya.
Pisau berlumuran darah masih berada di tangan Sung Eun. "Aku bilang ini sudah cukup," ulang wanita itu sambil mendekati Jinyoung.
Namun Jinyoung mendorong tubuh Sung Eun yang langsung ditangkap oleh satu lelaki yang masih sanggup berdiri. Sedangkan tiga lagi sudah Jinyoung lumpuhkan.
"Aku tidak bisa," jawab Jinyoung langsung berlari ke kamar Jihoon dalam kondisi tidak baik. Darah masih mengalir di tubuhnya. Saat sudah sampai di depan kamar itu Jinyoung langsung masuk dan mengunci pintunya dari dalam.
Lalu ia mendengar ponselnya berdering. Jinyoung mengangkat panggilan itu dan berkata,
Jangan tanyakan apapun. Cukup datang secepatnya, karena aku tidak bisa menghentikan Sung Eun, katanya saat tahu Hyun Wook yang sudah menghubunginya.
Setelah itu ia kembali membangunkan Jihoon dengan ponsel di telinganya.
"Cepat bangun!!!" Jinyoung memukul pipi Jihoon dengan wajah khawatir akan nasibnya.
Aku bilang bangun!! Jinyoung memukulnya lagi. Kali ini lebih keras. Dan berhasil membuat Jihoon sadar dalam kondisi bingung awalnya. Tetapi kesadarannya langsung muncul ketika merasakan tarikan dari Jinyoung yang memintanya ikut bersamanya. "Cepat kita tidak punya waktu," katanya segera berlari ke jendela saat mendengar tendangan di pintu.
Saat sudah berhasil keluar dari jendela Jinyoung berkata,
Kau harus cepat ... karena aku tertusuk. Dan tidak akan bisa bertahan lebih lama. Setelah mengatakan itu Jinyoung langsung menutup panggilannya dan berlari bersama Jihoon menuju mobil.
TBC 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Above The Wounds
Short StoryHalo, Cerita ini Ica buat karena g bisa move on dari drama Weak hero. Jadi enjoy. ⚠️Bxb area ⚠️