Berbagi Cerita

806 139 10
                                    

Happy Reading 💞🥰

....

Setelah memutuskan untuk berdamai bersama Park Jihoon. Hyun Wook mulai mencoba menggali informasi tentang masalah teror yang di alami oleh lelaki imut di sampingnya.

Soalnya, saat ini mereka berdua memutuskan untuk beristirahat di bawah sungai han. Jihoon menolak untuk kembali ke apartemen Hyun Wook karena ia  perlu mencari healing untuk mengalihkan pikiran kacaunya.

Hyun Wook pun menawarkan tempat ini kepada Jihoon. Sehingga saat ini mereka berdua sedang duduk di dalam mobil sembari menatap pemandangan sungai di depannya dengan tatapan yang terarah ke pemandangan indah di depannya.

“Tempat ini cukup baik.” Jihoon memuji pilihan lokasi yang Hyun Wook pilihkan untuknya. Dengan wajah tersenyum bahagia.

“Aku tahu,” jawab Hyun Wook tanpa menatap Jihoon. “Tapi, aku membawamu ke sini bukan hanya untuk menikmati pemandangan, Jihoon,” sambung Hyun Wook langsung menoleh menatap lembut mata Jihoon.

Jihoon langsung paham akan maksud Hyun Wook. Sehingga ia mulai menggigit bibir bawahnya, sedangkan tangannya tampak bergerak gelisah. Hyun Wook yang melihat reaksi Jihoon pun mencoba untuk meraih tangan lelaki itu, lalu berkata, “Kau tidak perlu takut menceritakan segalanya,” katanya terdengar begitu tulus.

“Aku tidak takut. Tapi, Hyun Wook. A-aku ... aku hanya gugup untuk mengatakan kebenarannya, kepadamu.” Jihoon benar-benar harus menarik nafasnya, lalu menghembuskannya. Hanya untuk sekadar menghilangkan semua rasa cemasnya.

Hyun Wook menaikkan alisnya tak memahami maksud ucapan Park Jihoon. “Kenapa harus gugup? Apakah, kau jatuh cinta kepadaku. Karena itu kau gugup?” goda Hyun Wook.

Park Jihoon mengedipkan matanya beberapa kali mendengar perkataan Hyun Wook. “Hah?

“Aku hanya bercanda. Sekarang cepat katakan, aku perlu mendengar semuanya. Baru setelah itu kita bisa menangani permasalahan ini bersama-sama,” kata Hyun Wook masih dalam posisi menatap Jihoon dengan tatapan tak sabar.

Jihoon mulai meraih ujung bajunya. Lalu menggenggamnya erat, setelah itu ia menoleh menatap mata Hyun Wook untuk memulai ceritanya.

Awalnya, aku hanya mengira bahwa teror itu terjadi karena popularitasku di industri ini. Sebab sebagai seorang publik figur, aku memang sering mendapatkan hadiah dari fans atau pun para pembenci.

Jadi aku tidak terlalu memperdulikan kado-kado itu. Namun, semakin hari, hadiah menyeramkan yang aku terima mulai terasa aneh. Soalnya, saat manager memeriksa kiriman hadiah itu. Ada sebuah inisial cs di setiap kotaknya.

Namun aku tetap tidak ambil pusing, akan tetapi, segalanya menjadi semakin menyulitkan bagiku.

“Menyulitkan?” Hyun Wook memotong ucapan Jihoon secara spontan. “Ah, maaf,” kata Hyun Wook kembali fokus memandang wajah Jihoon yang terlihat sangat tertekan karena menceritakan tentang masalah ini.

Jihoon menghembus nafasnya dalam-dalam. Setelah itu dia mulai kembali melanjutkan ceritanya.

Aku tidak hanya menerima kotak hadiah yang bertulisan menyeramkan, dan darah. Tetapi, aku juga mendapatkan teror pesan dan telepon dari seorang wanita.

Setiap kali wanita itu menghubungiku, dia mengatakan kalau dia adalah istriku. Aku hanya boleh mencintainya, sang penelepon juga melarangku untuk memandang atau pun berbuat baik kepada fans-fans.

Tetapi aku tidak mempedulikannya, karena aku sudah melaporkan permasalahan ini ke kantor polisi.

Namun setelah aku melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. Seorang pria datang mengetuk pintu rumahku. Dia mengatakan kalau aku tetap berusaha menghindari wanita itu, aku akan menyesalinya.

Love Above The Wounds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang