Part 37

273 41 0
                                    

Sherlock saat ini sedang membaca berita di surat kabar dimana berita utama di surat kabar itu adalah mengenai Adam Whiteley yang dibunuh oleh Raja Kriminal.

'Raja Kriminal membunuh Whiteley. Itu berarti...' Pikir Sherlock sambil duduk di kursi dengan kedua kaki yang ia tekuk ke atas kursi, gaya khasnya saat sedang berpikir keras.

Suara ketukan pintu pada akhirnya menyadarkan dirinya dari lamunan. Ia pun melihat ke arah pintu dimana Nyonya Hudson berdiri disana bersama John.

"Nyonya Hudson? Ada apa?" Ucap Sherlock lalu melihat John yang juga ada disana berdiri bersama seorang wanita yang tidak ia kenal. "John? Siapa dia?"

"Kenalkan, dia Mary Morstan. Dia tinggal sekaligus bekerja di rumah Nyonya Forester sebagai seorang pengajar." Ucap John yang memperkenalkan Mary.

Mary sendiri hanya tersenyum pada Sherlock.

"Mungkin agak terlambat aku mengatakannya, sebenarnya kami akan menikah." Ucap John.

"Hah?" Ucap Sherlock yang terkejut mendengar hal itu.

Mereka lalu duduk dan dihidangkan cemilan juga teh oleh Nyonya Hudson agar lebih nyaman dalam berbincang.

"Nyonya Forester itu yang datang kemari sekitar dua bulan lalu, kan?" Ucap Sherlock.

"Benar. Beliau mengundang kita makan malam setelah kasusnya selesai, tapi hanya aku yang datang. Pada saat itulah aku bertemu dengannya." Ucap John.

"Iya. Saat mengetahui Tuan Holmes tidak bisa datang ke acara makan malamnya, Nyonya Forester merasa agak kecewa." Ucap Mary.

"Tapi, untung saja aku tetap pergi. Karena itulah aku bisa bertemu dengan Mary." Ucap John lalu tertawa.

Sherlock yang dari tadi mengamati Mary menyadari bahwa Mary ingin mengatakan sesuatu.

"Lalu? Selain memberitahukan pernikahanmu, ada yang ingin kau bicarakan, bukan?" Ucap Sherlock.

"Hei, kenapa tiba-tiba kau bicara seperti itu, Sherlock?" Ucap Nyonya Hudson.

"Sherlock, dia hanya ingin-" Ucap John tapi ucapannya dipotong oleh Mary.

"John, benar kata Tuan Holmes." Ucap Mary yang membuat John sedikit terkejut mendengar itu. "Tapi, aku merasa kalau permintaanku ini akan terdengar kurang sopan."

"Ceritakan saja." Ucap Sherlock.

"Silakan lihat ini dulu." Ucap Mary sambil membuka kotak yang dirinya bawa dan terdapat 6 mutiara berukuran besar di dalam kotak itu.

"Hebat! Aku belum pernah melihat mutiara sebesar ini." Ucap Nyonya Hudson yang terkagum melihat mutiara itu.

"Dari ukurannya, sepertinya satu butirnya bisa menghidupimu selama setengah tahun." Ucap Sherlock.

"Sejak enam tahun lalu, tiba-tiba saja aku mulai menerima satu butir mutiara ini setiap tahunnya." Ucap Mary.

Sherlock pun memeriksa bungkus paket yang juga dibawa oleh Mary.

"Nama pengirimnya tidak tercantum di tanda terima, ya?" Ucap Sherlock lalu menatap Mary. "Bisa kau ceritakan awal mula kejadiannya?"

"Baik. Tapi sebelum itu, aku harus menceritakan soal ayahku terlebih dahulu. Ayahku ditugaskan sebagai seorang perwira di India, sementara ibuku meninggal saat aku masih muda. Aku pun tinggal di sebuah asrama sekolah khusus putri. Sepuluh tahun lalu, ayahku kembali ke Inggris untuk berlibur, lantas melalui telegram beliau memintaku untuk menemuinya di hotel tempatnya menginap. Tadinya aku sangat senang karena bisa bertemu dengannya lagi setelah sekian lama. Tapi ayahku menghilang dan meninggalkan barang-barangnya begitu saja di hotel. Sejak saat itu, keberadaannya masih belum diketahui bahkan sampai sekarang." Ucap Mary.

The Devil (Moriarty the Patriot x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang