Part 38

261 35 0
                                    

Setelah kepergian Thaddeus, Sherlock menatap John dan Mary.

"Baiklah. Sekaranglah saatnya bagi kita untuk mundur dari kasus ini." Ucap Sherlock.

"Apa maksudmu, Sherlock?" Ucap John.

"Kemungkinan orang yang ditakuti oleh Mayor Sholto adalah orang yang sama dengan pembunuh putranya, Bartholomew. Ini adalah bukti yang menunjukkan kalau pelakunya mengincar harta karun tersebut. Terlebih, mereka akan menggunakan cara apa saja untuk mendapatkannya. Kalau kita kejar, tidak ada jaminan kita bisa terus melindungi Nona Morstan. Karena itulah kita harus berhenti sampai disini. Selain itu, tujuan awalnya bukanlah untuk mendapatkan harta karun tersebut." Ucap Sherlock.

"Kau benar, kita tidak boleh sampai membahayakan Mary. Aku juga ingin tau siapa pelakunya, tapi kau sudah mengetahui soal ayahmu dan juga mutiara itu, jadi lebih baik kita pulang dan menyerahkan sisanya pada polisi." Ucap John.

Namun, Mary hanya diam dan meneguk ludah gugup.

"Aku...kalau kita biarkan, kurasa kita atau Tuan Thaddeus lah yang akan dituduh sebagai pembunuh Tuan Bartholomew." Ucap Mary yang membuat John dan Sherlock terkejut mendengar itu. "Kita masuk ke rumah ini tanpa izin dan pintu dari kamar ini pun tadinya terkunci. Kita bertiga memang bisa saling membuktikan alibi masing-masing, tapi kalau kita tidak berbuat apa-apa Tuan Thaddeus lah yang selanjutnya akan dituduh. Demi Tuan Thaddeus, kita harus menemukan pelaku yang sebenarnya!"

'Jadi itu caramu? Memanfaatkan dalih 'menolong orang lain'. Dia berniat menemukan harta tersebut dengan cara menangkap pelakunya, ya? Dari awal, tujuan Mary adalah mendapatkan harta tersebut! Karena diselundupkan saat dinas militer, benda itu bisa dikatakan ilegal. Kalau memang dia sudah berniat menggunakan uang dari harta tersebut, berarti kemungkinan besar Mary terlibat dalam suatu kejahatan. Dia menyembunyikan hal itu dan berniat menikah dengan John. Artinya aku tidak boleh membeberkan kebenaran tersebut. Ini demi kebaikan John juga.' Pikir Sherlock.

"Berarti kita hanya perlu membuktikan kalau ada orang lain yang datang kemari selain kita, kan? Kalau cuma itu, buktinya sudah ada." Ucap Sherlock yang membuat Mary dan John terkejut mendengar itu. "Pertama, pelaku yang membunuh Bartholomew berjumlah dua orang. Saat mengamati tanah yang berada persis di luar kamar ini, aku menemukan jejak sepatu dan jejak benda berbentuk bulat secara berdampingan. Kemungkinan itu adalah jejak orang berkaki palsu yang ditakuti oleh Pak Tua Sholto. Juga di bingkai jendela, terdapat bekas gesekan tali. Dilihat dari jejak kakinya di ruangan ini, pelaku yang satunya lagi merupakan orang bertubuh kecil. Dialah yang memanjat dan menyelinap ke kamar ini melalui jendela, menurunkan kotak berisi harta karun yang ada disini dengan menggunakan tali, lalu pria berkaki satu yang menerimanya dari bawah. Jejak-jejak tersebut jelas menunjukkan kalau pelakunya merupakan pihak ketiga."

"Berarti bukankah pelakunya Small dan Tonga yang namanya tercantum dalam kertas itu?" Ucap Mary.

"Apa katamu?" Ucap John.

"Ayahku ditugaskan untuk memimpin sebuah pasukan lokal di India. Dari situlah aku menduga kalau kemungkinan dua orang itu adalah bawahan ayahku. Bukankah tanda silang yang ada di kertas itu semacam bentuk perjanjian?" Ucap Mary.

"Berarti Mayor Sholto yang memonopoli harta itu takut kalau ada yang dendam padanya, ya?" Ucap John.

"Tapi, bagaimana cara kita mengejar para pelakunya?" Ucap Mary.

"Mudah saja. Saat menurunkan kotak harta tersebut, pelakunya menjatuhkan botol berisi kreosot secara tidak sengaja. Sulit untuk menghilangkan baunya yang cukup tajam itu." Ucap Sherlock.

Setelahnya, Sherlock menunjukkan seekor anjing di hadapan John dan Mary.

"Perkenalkan, anjing pelacak yang sudah membantu memecahkan berbagai kasus sulit dengan penciumannya yang tajam, Toby." Ucap Sherlock lalu menatap Wiggins, anak yang membawa anjing itu. "Kerja bagus, Wiggins."

The Devil (Moriarty the Patriot x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang