Part 28

362 54 5
                                    

Malamnya, para polisi dan penduduk melakukan jaga malam. Saat salah satu polisi meniup peluit, polisi-polisi lain dan para penduduk langsung berlari menuju lokasi.

"Mana bisa kami menyerahkan kasus ini pada polisi! Kami sendiri yang akan melindungi kota kami!"

Para penduduk pun mengarahkan senjata pada para polisi sedangkan para polisi bersikap waspada. Begitu terdengar teriakan, mereka langsung melihat ke arah asal suara dimana Jack ada disana dan menusuk tubuh seorang perempuan. Ia lalu tertawa keras layaknya orang gila.

"Akulah Jack the Ripper yang namanya begitu ditakuti! Semakin lama kulihat, semakin aneh rasanya. Apa kalian melupakanku dan berniat memulai perang di White Chapel ini?" Ucap Jack yang membuat kedua belah pihak tersadar apa yang mereka lakukan. "Baguslah kalau memang begitu. Berarti aku bisa terus membunuh sepuasku!"

Jack lagi-lagi tertawa sedangkan para polisi dan penduduk terdiam menatapnya. Ia kemudian melompat dan mendarat di hadapan mereka.

"Ada apa? Bukankah kalian ingin menangkapku?" Ucap Jack lalu melarikan diri sedangkan para polisi dan penduduk mengejarnya.

Flashback on

"Begitu rupanya. Pak tua akan berperan sebagai musuh bersama yang membuat polisi dan massa saling bekerjasama, ya?" Ucap Sebastian.

"Benar. Fred, tolong siapkan tiga jasad yang sudah diautopsi dari kamar mayat." Ucap William.

"Dimengerti." Ucap Fred sambil menganggukkan kepalanya. "Aku juga akan menyiapkan darah untuk pertunjukannya."

"Moran dan Bond, aku ingin kalian mengambil senjata dari Herder." Ucap William.

"Herder? Siapa dia?" Ucap James.

"Dia rekan kita, penggemar senjata nomor satu di London." Ucap Sebastian.

"Dengan kata lain, maniak senjata." Ucap Quella.

"Saat Jack the Ripper muncul, para pelaku pasti akan berkumpul untuk mendiskusikan langkah yang akan mereka ambil. Itulah kesempatan kita." Ucap William.

"Tapi, bagaimana cara kita mengetahui tempatnya?" Ucap James.

"Kak Albert akan memberikan informasi yang dimiliki Intelijen Angkatan Darat. Aku ingin guru mengulur waktu sampai aku bisa memastikan tempat mereka berkumpul." Ucap William.

"Begitu rupanya. Bukan petak umpet, tapi aku akan bermain kejar-kejaran, ya?" Ucap Jack.

"Meski terus lari, lawannya adalah polisi dan massa yang jumlahnya sekitar tiga ratus orang. Apalagi tidak bisa membunuh." Ucap Sebastian.

"Tentu kita tidak mau ada yang terbunuh dan sebisa mungkin kita tidak melawan balik." Ucap William.

"Hal itu akan sangat sulit. Kalau aku, mungkin hanya bisa sepuluh menit." Ucap Sebastian.

"Sepertinya aku bisa bertahan selama setengah jam." Ucap Jack.

"Dua jam. Tidak, tolong beri aku waktu setidaknya selama satu jam." Ucap William.

Flashback off

Jack terus berlari menghindari orang-orang yang mengejarnya. Meski nafasnya sudah terengah-engah, ia tetap berlari dan tidak menurunkan kecepatannya. Semua berkat pengalamannya di medan perang.

Saat Jack akan ditembak dengan senapan, Sebastian membantu dari jarak jauh dengan menembak senjata yang digunakan oleh orang-orang itu sehingga mereka tidak bisa melukai Jack dari jarak jauh.

"Kau bisa mengenai sasaran dari jarak sejauh ini dengan mata telanjang, ya?" Ucap James yang melihat menggunakan teropong dan menemani Sebastian.

James menemani Sebastian kalau-kalau terjadi sesuatu saat Sebastian menembak.

The Devil (Moriarty the Patriot x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang