Part 39

260 41 0
                                    

Mary pun menceritakan pada Sherlock, John dan Nyonya Hudson tentang masalah yang dirinya alami.

"Mungkin karena jenuh dengan kehidupan di asrama sekolah yang serba terbatas, timbullah keinginan untuk melihat dunia luar, sehingga kuputuskan untuk berkuliah di Paris. Disana, aku merasakan kebebasan yang selama ini tidak pernah kubayangkan. Lalu, aku yang tidak mengerti apa-apa terpengaruh orang-orang sekitar dan bergabung dengan sebuah kelompok pergerakan mahasiswa. Lagipula, yang kulakukan disana hanya membagikan selebaran. Tapi, akhirnya aku mengetahui kalau petinggi organisasi itu merencanakan sabotase. Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba aku didatangi oleh orang bernama Milverton dan katanya namaku tercantum di dalam daftar nama anggota organisasi itu." Ucap Mary.

"Tu-Tunggu dulu! Bukankah Milverton adalah pengusaha yang menguasai banyak media besar itu? Kenapa dia melakukan hal seperti itu?" Ucap John.

"Benar dugaanku. Charles Augustus Milverton. Di dunia hitam, dia terkenal dengan julukan lain, yaitu sang Raja Pemeras." Ucap Sherlock yang membuat mereka terkejut mendengar itu. "Milverton adalah pria yang sangat suka melihat kehancuran orang lain. Dia seorang sampah."

"Aku tidak akan mempersoalkannya, Mary. Meski seluruh dunia mengetahui soal itu, aku tidak akan membatalkan pernikahan kita." Ucap John sambil menggenggam tangan Mary.

"John bisa berpikir begitu, tapi tidak dengan Pemerintah Prancis. Kalau mereka memutuskan untuk memisahkan kalian secara paksa, kalian tidak akan bisa menjalani kehidupan pernikahan." Ucap Sherlock.

John sama sekali tidak suka memikirkan hal itu karena ia begitu mencintai Mary.

"Tapi, harta karun itu kan sudah tidak ada. Kalau tidak bisa memenuhi permintaannya..." Ucap Nyonya Hudson yang terhenti karena mendengar suara ketukan pintu.

Sherlock pun melihat keluar jendela dan terlihatlah sebuah kereta kuda disana juga Charles dan anak buahnya.

"Waktu kedatangannya pas sekali." Ucap Sherlock.

Mereka pun mempersilahkan Charles untuk masuk.

"Selamat datang dan terima kasih telah mampir ke kantorku, Tuan Milverton." Ucap Sherlock.

"Akhirnya kita bisa bertemu juga, Tuan Holmes." Ucap Charles lalu menatap John. "Pria yang disana itu..."

"John H. Watson." Ucap John sambil menatap tak suka pada Charles.

"Ah, rupanya anda tunangannya Nona Morstan. Masalah ini pasti sangat berat bagi anda." Ucap Charles.

'Pria ini...benar-benar menampakkan niat busuknya!' Pikir John.

"Baiklah, maksud kedatanganku kemari sudah cukup jelas. Aku sudah dengar soal Harta Karun Agra yang tenggelam di Sungai Thames." Ucap Charles.

"Begini, apa benar nama Nona Morstan tercantum dalam daftar nama anggota organisasi itu? Bisa aku memastikannya?" Ucap Sherlock.

Charles pun mengeluarkan sebuah kertas dari saku jasnya dan memberikannya pada Sherlock. Di kertas itu terdapat berbagai nama orang termasuk nama Mary.

Mary yang syok melihat itu secara langsung akhirnya kehilangan kesadaran. Untung saja John segera menahan tubuhnya sebelum menyentuh lantai. Charles sendiri tertawa melihat itu.

"Kalau bukti daftar nama itu tidak ada, seharusnya dia tidak perlu takut dengan ancaman tersebut. Jadi sungguh disayangkan. Tentu saja itu hanya salinannya. Barang aslinya sudah tersimpan dengan sangat hati-hati. Sekarang, soal negosiasinya. Aku tidak akan mengubah permintaanku. Aku menginap di Hotel Langham hingga sabtu siang. Batas waktunya sampai aku meninggalkan hotel. Berjuanglah untuk mencarinya hingga ke dasar Sungai Thames. Kalau begitu, aku pergi dulu." Ucap Charles lalu pergi dari sana.

"Sialan! Si Milverton itu benar-benar hina!" Ucap John marah.

"'Barang aslinya sudah tersimpan dengan sangat hati-hati', ya? Saat sedang di London, dia selalu menyewa satu lantai penuh Hotel Langham, tapi barang bukti yang dipakainya untuk memeras tersimpan di rumah tepi lautnya di Brighton." Ucap Sherlock lalu duduk di kursinya. "Aku harus membalas perbuatannya. Aku harus menyelinap ke rumahnya sebelum dia kembali dan mencuri barang buktinya, jadi serahkan saja padaku."

"Tung-" Ucap Nyonya Hudson.

"Menyerahkannya padamu? Jangan main-main, Sherlock! Aku akan ikut denganmu! Aku sudah membulatkan tekad! Lagipula, dari awal ini adalah masalahku dan Mary!" Ucap John yang membuat Sherlock terkejut mendengar itu sampai tak bisa berkata-kata. "Bukankah kita ini partner? Mau itu memecahkan misteri atau masuk penjara, kita akan melakukannya bersama!"

Sherlock pun tersenyum mendengar itu.

"Di penjara pun kita akan tetap sekamar, ya? Yah, sepertinya memang menarik. Tapi maaf saja, harapanmu tidak akan terpenuhi. Itu karena aku juga punya bakat untuk menjadi seorang kriminal." Ucap Sherlock lalu tersenyum menyeringai.

-///-

Di malam dengan cuaca yang mendung dan angin yang bertiup kencang seperti akan terjadi badai, Sherlock dan John pergi ke rumah tepi laut milik Charles.

"Sepertinya kita tidak bisa mendekat dari sisi timur. Untuk berjaga-jaga, kita akan memutar dari sisi barat. Ada sesuatu yang bersinar!" Ucap Sherlock saat melihat sekilas cahaya dari rumah Charles. "Di lantai satu sisi barat!"

"Eh? Harusnya tidak ada orang, kan?" Ucap John.

Tak lama kemudian, terdengar suara tembakan.

"Suara tembakan!" Ucap John yang terkejut mendengar itu. "Sepertinya ada orang di dalam sana. Kita harus bagaimana, Sherlock?"

Sherlock sendiri sibuk dengan pikirannya yang sedang merangkai setiap kasus rumit dengan dalang yang belum dirinya ketahui identitasnya.

"Jadi begitu, ya? Dia salah membaca situasi." Ucap Sherlock.

"Apa maksudmu?" Ucap John.

"John, aku ingin kau kembali ke kota dan segera memanggil polisi." Ucap Sherlock.

"Tapi, bagaimana denganmu?" Ucap John.

"Aku akan memeriksa keadaannya. Kalau kau memanggil polisi, kita bisa menyembunyikan barang buktinya selama proses penyelidikan." Ucap Sherlock.

"Baiklah, tapi jangan bertindak sendirian, ya, Sherlock." Ucap John.

"Iya, jangan lama-lama." Ucap Sherlock sambil tersenyum.

Begitu John pergi, Sherlock pun menyusup masuk ke rumah itu.

"Kumohon, tolong turunkan senjatamu." Ucap Charles yang membuat Sherlock segera menghampiri asal suara itu. "Bukannya kita bisa bicara baik-baik? Bisa tolong dengarkan penjelasanku dulu?"

Sherlock lalu mengintip ke ruangan dimana suara itu berasal sebelum akhirnya membuka sedikit pintu itu.

"Akhirnya kau datang juga. Persis sesuai dugaanku." Ucap Charles yang menyadari kedatangan Sherlock.

Sherlock pun masuk ke ruangan itu.

"Andai terlambat sedikit saja, sebentar lagi dahiku pasti akan berlubang, Sherlock Holmes." Ucap Charles dengan kedua tangan terangkat ke atas karena seseorang yang menodongkan pistol padanya. "Untuk kalian yang tidak mengerti dengan situasi ini, biar kujelaskan dari awal."

"Itu tidak perlu." Ucap Sherlock lalu menodongkan pistol juga pada Charles. "Caramu itu terlalu berputar-putar, bukankah begitu, Milverton? Kau memeras Mary yang notabene tunangan John dan membuatku terlibat dalam kasus ini. Lalu, membuatku tidak punya pilihan selain mendapatkan bukti yang kau gunakan untuk memerasnya dengan cara paksa demi menyelesaikan masalah ini dan memancingku datang kemari."

Charles pun tertawa mendengar itu.

"Dugaanmu sangat tepat. Saat mendengar soal Harta Karun Agra yang dibuang di sungai, aku tertawa terbahak-bahak." Ucap Charles.

"Kurasa kau juga memaksanya kemari dengan menggunakan cara serupa, bukan?" Ucap Sherlock.

"Itu benar. Itu artinya kau sudah bisa menebak alasanku memanggilmu kemari, bukan? Peranmu adalah menangkap orang yang ada di depanmu itu. Biar kuperkenalkan. Dialah penjahat besar Kerajaan Inggris, sang Raja Kriminal." Ucap Charles sambil menatap William yang menodongkan pistol di depannya.

To be continued

The Devil (Moriarty the Patriot x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang