Part 41

255 51 0
                                    

Quella dapat melihat Charles yang terjatuh dari jendela ruangan tempat dirinya berada. Ia pun bersiul sebelum akhirnya tersenyum puas.

"Akhir yang menarik dari seorang Milverton." Ucap Quella lalu mengalihkan tatapannya pada Jacqueline yang sedang terikat oleh benang-benang miliknya. "Nah, apa yang harus kulakukan padamu? Kau sudah membuat tanganku melepuh seperti ini."

Jacqueline berusaha meronta tapi ia sama sekali tidak bisa melepaskan diri dari benang-benang milik Quella.

"Lepaskan aku!" Ucap Jacqueline yang membuat Quella menghela nafas melihat itu.

Quella menyadari Jacqueline hanyalah iblis muda yang masih membutuhkan perhatian. Dan Jacqueline menginginkan perhatian dari Quella, orang yang dirinya kagumi.

'Meski tubuhnya seperti orang dewasa, jiwanya masih seperti anak-anak.' Pikir Quella.

Quella pun menggerakkan tangannya yang membuat Jacqueline langsung memejamkan mata dan bersiap menerima kematiannya, tapi bukannya berakhir dengan tubuh terpotong-potong, tubuh Jacqueline malah terlepas dari benang.

"Kembalilah ke dunia iblis dan temui Mark. Dia akan memberikan pekerjaan yang sesuai denganmu." Ucap Quella lalu berjalan pergi sedangkan Jacqueline menatapnya tak percaya.

"Kau tidak membunuhku?" Ucap Jacqueline yang membuat Quella menghentikan langkahnya dan tersenyum menyeringai menatap dirinya.

"Sayang sekali kalau membunuhmu. Kurasa kau akan berguna untukku dengan kemampuanmu membuat racun." Ucap Quella lalu kembali meneruskan langkahnya sedangkan Jacqueline masih merasa tak percaya.

Secara tidak langsung, bukankah Quella kini jadi memperhatikan dirinya?

"Aku...pasti bermimpi..." Ucap Jacqueline tapi begitu ia mencubit pipinya, ia dapat merasakan sakit di area yang dicubit. "Ini bukan mimpi. Nona Quella menerimaku setelah apa yang kulakukan."

Jika Quella yang dulu, ia pasti sudah membunuh Jacqueline. Sepertinya sejak mengenal William, ia jadi sedikit melunak. Bahkan pada manusia yang dulu menggoda William saja tidak dia bunuh.

Kembali pada William yang kini mengarahkan pistolnya pada Sherlock.

"Sampai sekarang pun, aku masih tidak bisa membuktikan kalau kaulah sang Raja Kriminal. Kau membuatku menjadi seorang pahlawan yang mengungkap perbuatan keji para bangsawan." Ucap Sherlock lalu meletakkan pistolnya di atas meja. "Aku selalu berada di belakangmu dan kau selalu mengendalikan setiap tindakanku."

Sherlock pun menyalakan rokoknya dengan korek api lalu melemparkan korek itu asal, menyebabkan gorden terbakar oleh api itu.

"Tapi..." Ucap Sherlock lalu menghembuskan asap rokoknya. "Kau pun pasti tidak akan menyangka kalau aku akan membunuh Milverton, bukan? Jangan pikir semuanya akan berjalan sesuai dengan keinginanmu. Tidak akan kubiarkan! Pertarungan kita yang sesungguhnya baru dimulai, Liam! Aku pasti akan mengungkap semua tentangmu dan menangkapmu dengan caraku!"

"Jawabanku untuk pernyataanmu itu tetap tidak berubah. 'Catch me if you can, Sherlock'." Ucap William sambil tersenyum iblis.

"Ya, itu pasti!" Ucap Sherlock.

William lalu pergi dari sana dan menemui Quella yang sudah menunggunya di luar ruangan.

"Tanganmu!" Ucap William yang khawatir saat melihat tangan Quella yang melepuh.

"Ah...ini bukan apa-apa. Akan sembuh dengan sendirinya, kok." Ucap Quella dengan santai seolah lukanya tidak berarti apa-apa.

William dengan hati-hati meraih tangan Quella dan menatapnya lekat.

The Devil (Moriarty the Patriot x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang