Part 25

389 60 1
                                    

Di dalam kereta kuda...

"Sherlock, apa kau menemukan sesuatu disana?" Ucap John.

"Iya. Kemungkinan besar pelakunya adalah orang kidal berbadan pendek." Ucap Sherlock.

"Kenapa begitu?" Ucap Quella.

"Pada lukisan itu, coretan di bagian atasnya hanya sedikit, sedangkan ada lebih banyak coretan di bagian bawah. Kemungkinan dia sudah menggunakan tangga, tapi tetap tidak terjangkau olehnya. Ditambah, ada garis tipis di bagian bawah coretan saat pelaku merusak lukisan itu dengan kuas. Lengan baju pelaku pasti terkena cat saat dia menggerakkan tangannya dengan susah payah. Sayangnya, aku belum tau motif dari si pelaku." Ucap Sherlock lalu menatap William. "Liam, kenapa tadi kau ingin berjabat tangan dengan Cubid?"

William pun tersenyum mendengar itu.

"Bukankah berjabat tangan saat pertama kali bertemu seseorang adalah hal yang lazim?" Ucap William.

"Menurutku bukan itu alasannya. Kalau benar Cubid sudah melukis selama bertahun-tahun, seharusnya pasti ada noda cat pada tangannya, tapi tidak. Dengan kata lain, dia bukanlah pelukisnya. Bukankah kau melakukan itu untuk memastikannya? Kau tau sesuatu soal ini, kan?" Ucap Sherlock sambil menatap William langsung pada matanya, berusaha mencari tau apa yang William pikirkan.

"Tidak. Saya hanya ingin melihat lukisan Tuan Cubid sebagai seorang penggemarnya. Bukankah anda yang justru sedang menyembunyikan sesuatu, Tuan Holmes?" Ucap William lalu menatap tangan Sherlock yang dimasukkan ke dalam saku celananya. "Di dalam saku celana anda itu."

"Ketahuan, ya? Kau memang hebat." Ucap Sherlock lalu mengeluarkan benda yang ia dapatkan tadi.

Secarik kertas dengan noda cat dan tulisan angka dimana angka yang besar menunjuk pada angka yang lebih kecil.

"Ini terselip di dalam buku sketsanya. Ada angka-angka beserta noda cat yang sama dengan yang digunakan pelaku. Dengan kata lain, itu adalah pesan dari pelakunya." Ucap Sherlock.

"Ini...bukannya angka-angka yang menunjukkan harga dari lukisannya?" Ucap Quella yang membuat mereka semua terkejut mendengar itu.

"Kenapa kau bisa berpikir begitu?" Ucap Sherlock.

"Habisnya, Baron Cubid menjual lukisannya, kan? Jadi kupikir angka ini adalah harga lukisannya. Tapi ada yang aneh, angka yang besar menunjuk ke angka yang kecil. Itu artinya harga aslinya jauh lebih besar dari uang yang seharusnya diterima, kan?" Ucap Quella lalu tersenyum menyeringai. "Ada saat dimana manusia akan menjadi serakah."

Sherlock dan John pun memutuskan untuk memeriksa angka itu sesuai dugaan Quella. Sedangkan William, Louis dan Quella kembali ke hotel sembari jalan-jalan.

"Louis, Quella, maaf sudah membuat kalian menuruti keinginanku." Ucap William.

"Jangan bilang begitu. Aku tidak apa-apa, kok." Ucap Louis.

"Tidak usah dipikirkan." Ucap Quella.

"Soal Tuan Cubid...saat melihat kakak, dia sama sekali tidak bereaksi apa-apa. Apa itu berarti..." Ucap Louis.

"Benar. Dia bukan Stanley." Ucap William lalu menghentikan langkahnya.

Louis dan Quella pun menghentikan langkah mereka dan menoleh menatap William.

"Louis, aku ingin minta tolong padamu." Ucap William.

-///-

Baron Cubid yang menerima surat dari seseorang pun pergi ke studio miliknya dimana si pengirim surat sudah menunggunya.

"Ini Cubid. Aku sudah menerima suratmu. Aku tidak tau anda siapa, tapi kenapa anda tau soal dia?" Ucap Baron Cubid.

"Kenapa kau ada disini?" Ucap Luke, anak pengantar surat yang pernah William, Louis dan Quella lihat di museum.

The Devil (Moriarty the Patriot x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang