20 - 5W1H

2.6K 166 67
                                    

Jangan membenci dirimu sendiri, karena itu tugas orang lain.


🤍
🤍
🤍
🤍

Rhea memutuskan untuk pergi ke kamar mandi terlebih dulu setelah makan di kantin bersama Karina. Saat sudah selesai dengan istirahatnya mereka berdua berpisah karena berbeda angakatan. Rhea kelas sepuluh dan Karina kelas sebelas.

Tadinya gadis itu berencana akan langsung ke kelas setelah makan agar saat guru yang mengajar dikelasnya datang, Rhea sudah ada di kursinya. Tetapi apa daya jika Tuhan berkehendak lain? Tiba-tiba saja perutnya terasa mules, ia ingin buang air kecil ...

"Hahh ... akhirnya ..." lega Rhea setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi.

Gadis itu pun segera berjalan menuju kelasnya, namun saat akan sampai di tangga ia lantas berhenti. Rhea menyembunyikan tubuh mungilnya di balik pilar yang cukup besar. Untuk apa ia bersembunyi? Itu karena ia mendengar sesuatu yang membuatnya tersentak kaget.

"Anjing! Berani-beraninya dia nyuruh gue! Acrux sialan."

Rhea mengintip-intip sedikit, ia ingin melihat sosok yang menyebut nama Acrux. Dan ia melihatnya -seorang lelaki tinggi yang berjalan tergesa-gesa- lelaki itu berwajah sangar.

"Leader anjing!"

Mata gadis itu membola kaget. Leader? Dia ... anggota geng Aster?

"Just wait and see, Acrux. I will kill you."

"Hei! Lea?"

Panggilan serta tepukan ringan yang Acrux berikan seketika membuat lamunan Rhea buyar. Gadis itu refleks menatapnya.

"E-eh ... iya kenapa?"

Acrux duduk disamping Rhea. "Kenapa?"

"Hm? Ouh hehe ... gak apa-apa kok." Rhea tersenyum kaku.

Jawaban yang Rhea ucapkan menjadikan suasana kembali hening. Acrux merasa ada yang aneh dengan gadis itu. Tetapi, sepertinya Rhea tidak ingin memberitahunya.

Acrux bisa saja mendesak Rhea agar berkata jujur, tetapi lelaki itu tidak ingin Rhea tertekan. Gadis itu terlihat murung, dan sangat tidak adil jika ia memaksanya untuk berbicara.

Tangan kanan Acrux yang berotot dan panjang pun bergerak untuk merangkul bahu Rhea. "Gue harap lo mau jujur. Jangan nakal, oke?"

Rhea menatap ragu pada Acrux, netra indahnya tiba-tiba meredup. "Iya ...." lirihnya. Gadis itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia tidak kuat menatap mata tajam namun penuh kasih sayang itu. Entah mengapa ia merasa Acrux masih polos, lelaki itu hanya menyembunyikannya dengan sikap dinginnya.

"Rius?"

Acrux menoleh. "Hm?"

"Em ... enggak jadi hehe."

Tak lama dari ucapan Rhea, Acrux pun berdiri. Ia mengulurkan tangannya. "Ayo."

"Kemana?"

"Ayo."

Rhea menerima uluran tangan besar Acrux, ia ikut berdiri di samping Acrux. Lalu lelaki itu pun mulai melangkah dengan menarik pelan tangan Rhea. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan, siapapun yang melihatnya akan merasakan cinta diantara keduanya. Tindakan dan tatapan mereka pada satu sama lain jelas menyatakan bahwa itu 'cinta'.

LITTLE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang