22 - Berdua

2.3K 131 14
                                    

Memiliki seseorang yang membantumu tidak berarti kamu gagal. Itu hanya berarti kamu tidak sendirian.


🤍
🤍
🤍
🤍

Acrux merebahkan tubuhnya di kasur king size-nya. Jum'at sore ini cuaca begitu mendung, angin berhembus kencang menimbulkan suara bising akibat daun dan ranting yang saling bergesekan. Langit tak kalah bising, gemuruh petirnya terus terdengar silih berganti.

Kamar bernuansa hitam tak membuat Acrux merasa takut akan apa yang terjadi diluar rumahnya. Justru lelaki itu malah menutup semua gorden dan pintu, lalu mematikan lampunya. Tidak ada kata cukup gelap, yang ada adalah sangat gelap. Dan di kegelapan itu Acrux mulai memejamkan matanya dengan tenang dan damai.

"AAAAAAA"

Teriakan menggema dari kamar di depannya membuat Acrux terbangun seketika, ia segera berdiri dan membuka pintu kamarnya. Gelap. Seluruh ruangan gelap.

"RIUUUUUUS!!" panggilan nyaring terdengar tepat di depan Acrux. Ia terkekeh. Gadis itu pasti takut. Sepertinya Rhea lupa jika tiga puluh detik setelah lampu padam maka lampu akan menyala kembali. Acrux tentu punya cukup uang untuk membeli listrik otomatis.

Ide jahil muncul di kepala iblisnya, Acrux memegang knop pintu kamar Rhea, dan membukanya secara perlahan. Ia tidak ingin menimbulkan suara sedikitpun. Kebetulan sekali saat Acrux sudah membuka pintu lebar-lebar dengan tubuhnya yang menjulang tinggi di tengah pintu, lampu pun menyala.

"AAAAAAA!" Rhea kembali menjerit saat matanya melihat seorang lelaki yang berdiri mematung di tengah pintu. Meskipun lampu sudah menyala, tetapi ia tetap takut. Gadis itu lantas kembali menenggelamkan seluruh badannya dengan selimut.

Tangan mungil Rhea menggenggam erat ujung selimut di atas kepalanya saat ia mendengar suara langkah kaki. Air matanya sudah keluar entah dari kapan. Badannya bergetar takut saat langkah tersebut berhenti tepat di sampingnya. "Rius ... tolongin Lea!" pintanya dalam hati.

Acrux menepuk-nepuk lengan Lea yang tertutupi selimut. Sepertinya ia harus menyudahi kejahilannya ini karena Rhea sudah gemetaran. "Lea! Buka selimutnya, gerah!"

Dengan perlahan Lea pun membuka selimutnya masih dengan mata yang terpejam. Saat selimut sudah terbuka sampai ke leher, ia pun ikut membuka matanya pelan-pelan.

"Huh ..." lega Rhea. Ternyata lelaki tadi adalah Acrux, ia pikir hantu. "Rius bikin Lea kaget aja!"

Tak ada sahutan dari Acrux, lelaki itu malah memutari kasur Rhea dan merangkak naik hingga ia berhasil duduk di samping gadis itu. Ia menyandarkan punggungnya di kepala kasur. "Lo juga bikin gue kaget."

"Kapan?"

Acrux mendatarkan ekspresinya. "Tadi siapa yang jerit-jerit?"

"Hehe ... ya wajar lah! Kaget tiba-tiba mati lampu." Rhea menjeda ucapannya. "Untung lampunya otomatis."

CETAR!!

"AAAAAA"

"What the fuck!"

Kedua sejoli itu sama-sama kaget, tapi berbeda alasan. Rhea kaget dengan suara petir, Acrux kaget dengan jeritan Rhea. Gadis itu jika menjerit suaranya jadi seperti dolphin. Sangat melengking dan sedikit membuat telinganya berdenging.

LITTLE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang