25 - Idiot

1.9K 141 5
                                    

Aku benci orang yang bermuka dua. Sulit memutuskan muka mana yang harus kutampar terlebih dulu.


🤍
🤍
🤍
🤍

"Rius? Udah boleh dibuka gak matanya?" tanya Rhea sembari menutup kedua matanya yang terpejam menggunakan tangannya yang mungil.

Acrux menuntun Rhea dengan merangkul bahu gadis kecil itu. Setiap ada lubang, batu atau benda kecil apapun yang menghalangi jalan Rhea, Acrux akan mengangkat tubuh itu dengan mudahnya. Dan, jika yang menghalanginya adalah sesuatu yang besar, -seperti kendaraan, tembok, dan lainnya- maka lelaki itu akan menggeser tubuh Rhea ke tempat yang lebih aman.

Sudah sekian kalinya Rhea bertanya tentang 'kapan sampainya?' atau 'masih lama?' dan 'matanya udah boleh dibuka?'. Acrux sampai lelah menjawabnya berulang kali.

"Buka." titah Acrux saat mereka sudah sampai di tempat tujuan. Acrux berharap gadis itu senang dengan kejutannya. Meskipun ia tidak yakin.

Rhea menoleh pada sumber suara dengan mata yang masih terpejam. "Buka apa maksudnya?"

"Baju."

"APA?! RIUS BAWA LEA KE HOTEL YA?!!!"

Acrux mendatarkan ekspresinya. Lama-lama stok kesabarannya bisa habis juga. Ya ... jangan lupakan jika ia tetaplah manusia biasa.

"Bukan. Buka mata."

Rhea menggeleng keras. "GAMAU!" teriaknya dengan suara melengking. Sepertinya sangat mudah membodohi gadis itu. Sangat di sayangkan, wajahnya cantik namun otaknya minim. Just kidding!

"Buka dulu. Atau lo bakal nyesel." ancam Acrux dengan suara beratnya.

Akhirnya, secara perlahan Lea menjauhkan tangannya yang menutupi mata, lalu ia pun membuka matanya dengan hati-hati. Saat mata Rhea sudah sepenuhnya terbuka, gadis itu mengerjapkan matanya. Ia mencoba untuk menyesuaikan cahaya matahari yang bersilau di sore hari.

Ketika pandangannya sudah jelas, sedetik kemudian mata Rhea membola kaget. Bahkan Acrux sampai sempat bergidik ngeri melihat mata gadis itu yang seperti ingin keluar dari kantungnya.

"I-ini, kan ..."

Acrux mengangguk. "Ya. Ini rumah ayah lo."

"Rius kenapa gak ngasih tau Lea dulu? Emangnya Rius udah bilang ke ayah kalo kita mau kesini? Gimana kalo ayah marah lagi sama Lea?" tanya Rhea beruntun. Ia panik. Perasaan takut pada ayahnya sendiri masih hinggap di benaknya.

"Tenang. Ada gue."

Entah apa yang akan terjadi setelah mereka memasuki rumah sederhana yang dimiliki oleh ayah Rhea, namun, semoga saja tidak terulang kejadian buruk lagi.

"Assalamualaikum ... ayah?" panggil Rhea setelah mengetuk pintu tiga kali. Ketukannya terdengar lemah, karena Rhea sedang merasa gugup.

Siapa yang tidak gugup atau canggung saat bertemu dengan seseorang yang sudah lama tidak kita jumpai? Kecanggungan sedikit apapun pasti ada.

Ceklek!

Pintu terbuka, muncul lah seorang wanita berpakaian daster dengan sapu di tangan kanannya.

LITTLE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang