Siapapun yang menyampaikan fitnah kepadamu, dia bisa memfitnahmu.
✨
🤍
🤍
🤍
🤍
✨"Rux dia lanjut sekolah disini?" tanya Izar setelah menghembuskan asap rokok favoritnya, ia menatap Acrux dengan sebelah alis terangkat, menunggu jawaban yang sialnya tidak kunjung ia dapatkan. Geblek!
Elio terkekeh mengejek. "Kamu nanya?" ledeknya dengan raut muka yang cocok sekali untuk di beri air selokan.
BUK!
Izar melempar bantal pada temannya yang berambut ikal itu. "Nyaut aja lo kutu!"
"Daripada lo dikacangin." sahut Elio masih dengan nada yang mengejek, enak saja wajah manisnya di lempari bantal. "Rux? Lo budek apa bisu?" tanyanya karena ia pun kepo, ingin tahu jawaban dari Acrux yang kini hanya menatapnya datar, lalu ia kembali bermain game di handphone iphone seharga harga dirinya. Just kidding!
Elio menoleh pada Izar, mereka saling tatap dan kemudian jatuh cinta ... no! Mereka saling tatap dan kemudian Izar mengangkat dagunya ke arah samping kiri Elio dan saat Elio menatap kearah yang di tunjuk Izar ... ia pun bergidik ngeri.
Mulut Elio berkata 'Lo aja!' tanpa suara, dan seketika ia menganga kaget karena teman bodohnya itu benar-benar melakukan hal itu. Ia menatap Izar dengan tatapan horror.
Yang di tatap hanya menggendikkan bahunya acuh tak menyadari tatapan tajam dari sosok yang ia lempar menggunakan bantal.
"Fuck." Suara berat disertai geraman terdengar pelan namun itu justru menambah kesan seram bagi yang mendengarnya.
Dua sejoli gesrek itu pun menoleh secara hampir bersamaan pada sang pemilik suara. "Hehe ... gue di suruh Elio suer!" Izar menunjuk Elio lalu jari telunjuk dan tengahnya ia acungkan menjadi bergaya peace.
Elio melotot kaget. "Apaan lo bawa-bawa gue!!"
"Emang elo yang nyuruh."
Acrux menatap Elio, matanya menyipit curiga. "Bukan gue anjir! Muka lo kondisikan napa!" Elio mengalihkan pandangannya kearah lain, "Serem amat." lanjutnya dengan volume yang dipelankan.
Tak mau mendengar aksi tuduh menuduh yang mungkin akan merusak gendang telinganya, Acrux lantas berdiri dan pergi meninggalkan kedua temannya begitu saja.
Elio dan Izar cengo melihatnya. "Temen lo beneran budek sama bisu?" tanya Izar dengan bodohnya, jelas-jelas dia tahu bahwa Acrux tidak tuli ataupun bisu. Tetapi dingin.
"Kamu nanya?"
Izar berdecih kesal. "Kimi ninyi? Birtinyi-tinyi? Sini iki kisih-"
BUK!
Ucapan menye-menye Izar terpotong kala dihantam benda empuk namun bisa membuat wajahnya perih karena si pelempar melemparnya dengan begitu emosi. "BANGSAT MUKA GUE!!"
Elio seketika berdiri dan melangkah untuk memegang knop pintu yang terbuka dari tadi, ia berdiri ditengah-tengah pintu sembari menatap Izar dengan rona merah karena malu- eh bukan-bukan! Bukan gais!! Wajahnya memerah akibat menahan kesal. "MUKA LO EMANG BANGSAT!" teriaknya keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE GIRL
RomanceAcrux Sirius, lelaki dingin yang terlihat kuat dan keras itu ternyata memiliki banyak kejadian pahit yang menimpa kehidupannya sejak kecil. Hatinya hampa dan sakit kala secara perlahan satu demi satu orang yang ia sayang meninggalkannya, hingga suat...