42 - Cake

1.3K 119 19
                                    

Variasi adalah bumbu kehidupan


🤍
🤍
🤍
🤍

"MAKSUD LO APA HAH?!" teriak Izar tepat di wajah Acrux.

Acrux hanya menatap Izar dengan matanya yang tajam dan dingin. Tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya, rahang tegasnya menandakan bahwa ia sedang menahan amarah.

Tangan Izar terkepal kuat. "LO ITU GAK GUNA TANPA GUE RUX! LO KIRA SELAMA INI SIAPA YANG BANTUIN LO? GUE!!"

Bibir Acrux tersenyum miring, dia mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. Satu sifat yang ia benci ternyata dimiliki oleh temannya sendiri, Pengungkit. Acrux benci akan hal itu, ia hanya heran, mengapa mau membantu jika kelak akan diungkit? Berarti bantuan yang diberikan bersifat tidak dari hati, kan?

"Bukan cuma lo yang bantuin si Acrux, kita semua juga bantuin dia. Jangan ngerasa paling hebat jadi orang." timpal Gemma, ia sudah tidak tahan melihat teman seperjuangannya di teriaki seperti itu. Seakan-akan Acrux memiliki gangguan pendengaran.

Izar melirik Gemma. "Lo diem. Gue gak ngajak lo." geramnya sembari menunjuk Gemma.

"Dia temen gue." seru Gemma. Wajahnya terangkat sehingga ia terlihat angkuh dan menantang.

Izar berdecih. "Cih! Dia juga temen gue!"

"Mana ada temen yang ngungkit-ngungkit kebaikkannya?" tanya Gemma.

"Gue ngungkit biar dia sadar!"

"Tanpa lo sadarin si Acrux juga udah sadar kali." ucap Gemma.

Izar berjalan cepat menghampiri Gemma yang tengah duduk di kursi, ia menarik kerah baju lelaki itu sehingga berdiri dari duduknya. Tangan kanan izar yang terkepal melayang pada rahang Gemma.

BUGH!

Gemma memegang pipi kirinya yang berdenyut, bahkan wajahnya pun sampai tertoleh. Ia mengarahkan bola matanya kepada Izar, tatapan sengit ia layangkan.

"Gue udah bilang sama lo tadi. Diem. Gue gak ngajak lo, sialan." tekan Izar pelan.

BUGH!

Tendangan kuat melayang di perut Izar, membuat lelaki itu terbatuk-batuk dan menunduk sembari meremas bagian perutnya. "Anjing." lirihnya geram.

Kale berdiri, dia berniat memisahkan kedua orang yang tengah berkelahi itu, namun, Acrux menahannya. Seniornya itu menggelengkan kepalanya pertanda bahwa dia tidak diijinkan untuk menghentikkan Izar dan Gemna.

Melihat Kale yang ditahan Acrux, Arkan lantas berdiri. Dia melangkahkan kedua kakinya menuju dua orang lelaki yang masih saling menghunuskan tatapan pedangnya.

"DIAM!" bentak Acrux. Jari telunjuknya sedikit bergetar saat menunjuk Arkan. Getaran ditangan dan wajahnya bukan mengartikan sebuah kegugupan apalagi ketakutan, tetapi kemarahan.

"Gue mau misahin mereka, Rux."

"DIAM!!"

Kale yang trauma dengan kata 'diam' pun segera menjauhkan dirinya dari Acrux, ia duduk kembali di tempatnya tadi. Kepalanya menunduk dan menggeleng, ia memegang kepalanya yang terasa berputar dan mendatangkan berbagai memori yang menyayat hatinya.

LITTLE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang