Keep your friend close, but your enemy closer.
✨
🤍
🤍
🤍
🤍
✨Acrux membuka pintu rumah megahnya dengan malas, wajahnya datar. Memang sudah biasa dia seperti itu, tetapi, kali ini ada sedikit raut 'asem' yang terpampang di wajahnya.
Saat pintu sudah terbuka lebar, Acrux membiarkan dirinya untuk berdiri diam di tengah-tengah pintu. Ia sedikit heran karena tidak ada Draco disekitaran pintu masuk, padahal pria itu biasanya sudah standby disini.
"Rius?"
Acrux menatap Rhea yang kini berjalan menghampirinya. "Mana Draco?"
"Loh? Tumben? Biasanya nanyain Lea."
"Lo ada di depan mata gue. Ngapain masih nanyain lo?"
"Hehe ... paman Draco keatas tadi, ke ruang kerjanya."
"Oh."
Rhea menyernyitkan dahinya. "Rius kenapa? Kok mukanya kayak bad mood gitu."
Acrux menjawab dengan menolehkan kepalanya ke belakang, lalu ia kembali menatap Rhea, dan menghembuskan nafasnya.
Dengan sedikit memiringkan kepalanya, Rhea pun berhasil melihat apa yang Acrux maksud. Dia kembali menatap lelaki dihadapannya.
"Kok ada kak Zennith? Yang ibu-ibu itu siapa?"
"Ibu gue."
Jawaban singkat dari Acrux membuat Rhea membelalakkan matanya kaget. Seketika dia panik!! Oh ayolah! Dia belum berdandan, belum menyiapkan makanan, dan belum berpakaian rapi. Lihat saja, kali ini dia sedang memakai piyama bergambar beruang!!!
"Hi, Rhea!" sapa Zennith dengan tersenyum lebar.
Rhea menunjukkan senyuman kakunya. "H-hai juga Kak ...."
"Oh, jadi ini yang namanya Rhea?"
Tatapan Rhea beralih pada seorang wanita yang terlihat anggun. "I-iya Bu." gugupnya.
"Kenalin, Ibu ini Ibunya Alux. Ibu-"
"Ngobrolnya lanjut di dalem aja." sela Acrux. Dia hanya merasa aneh saja saat mengobrol di tengah pintu, menghalangi jalan, bukan?
Zennith berdecak kagum pada desain rumah Acrux. Ada dua kategori untuk menggambarkan rumah itu. Misterius dan keren. Sepertinya memang cocok untuk Acrux.
"Ini rumah yang dikasih cowok yang udah meninggal itu?"
Acrux berdehem. "Hm. Bang Alta." Dia menunjuk ruang TV yang ada di sisi kanan. "Duduk disana."
"Rius mau kemana?"
"Bi Odah."
"Lea aja!" Rhea mencekal lengan Acrux. Lalu sedetik kemudian Acrux mengangguk. Dia berjalan menuju ruang televisi diikuti oleh Ibunya dan juga Zennith.
Acrux menghempaskan badan kekarnya di sofa. Ia bernafas lega, akhirnya dia bisa duduk juga.
"Rux, lo kerja apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE GIRL
RomanceAcrux Sirius, lelaki dingin yang terlihat kuat dan keras itu ternyata memiliki banyak kejadian pahit yang menimpa kehidupannya sejak kecil. Hatinya hampa dan sakit kala secara perlahan satu demi satu orang yang ia sayang meninggalkannya, hingga suat...