40 - Drama

1.4K 113 26
                                    

Gagal itu wajar, kembali bangkit adalah luar biasa.


🤍
🤍
🤍
🤍

Murid-murid SMA Proteus baik yang kelas sepuluh, sebelas, maupun dua belas, sama-sama menatap heran kepada kedua sejoli yang seperti tergesa-gesa. Wajah lelaki dan perempuan itu terlihat sedikit gelisah.

"Rius, lebih cepet lagi dong!" titah Rhea dengan nafasnya yang ngos-ngosan.

Acrux memutar bola matanya malas. "Perasaan dia yang lelet." heran Acrux di dalam hatinya. Ya, bagaimana tidak heran? Acrux berjalan cepat, sedangkan Rhea berlari-lari kecil. Namun, gadis itu masih saja tertinggal.

Rhea menghapus peluh yang membasahi keningnya, ia bingung, mengapa jarak dari kelas ke kantin secara tiba-tiba terasa jauh? Begitulah, kini ia dan Acrux tengah terburu-buru menuju kantin. Kali ini mereka bertekad untuk berhasil duduk di kursi kantin!

Mereka khawatir bel masuk akan berbunyi, karena itu, mereka ingin cepat sampai di kantin. Sungguh ... ingin pergi ke kantin saja rasanya seperti ibu-ibu yang tak sabar mengambil jatah sembako karena takut kehabisan.

"Rius, lari doooong!" Rhea menoleh geram pada Acrux yang menatapnya datar.

"Kalo gue lari, lo bakal ngesot." ketus Acrux. Gadis itu tidak tahu saja seberapa cepat ia berlari dengan kaki panjangnya. Jika sampai Rhea tahu, mungkin gadis itu akan kapok.

Rhea menyernyit. "Kok ngesot?"

"Gak."

Jawaban singkat dari Acrux membuat Rhea secara otomatis menarik ujung seragam lelaki itu yang sudah keluar dari celana abunya. Langkah mereka pun terhenti.

"Yang bener, Rius! Kok ngesot?"

Acrux berdecak. "Ck. Fokus jalan aja, Lea!"

Rhea menggeleng. "Gak! Ngesot kenapa dulu?!"

"Lea." tegur Acrux dengan suara seraknya.

"Jelasin Rius!! Kenapa bisa ngesot? Lea gak ngerti."

"Gue jalan cepet aja lo lari-lari sampe keringetan. Apalagi kalo gue lari? Yang ada lo bisa aja kesandung, atau nubruk orang, atau kecapean. Nanti ujung-ujungnya lo ngesot saking capenya. Paham, lo?!" jelas Acrux panjang lebar.

Rhea ber-oh ria. "Ouh ... paham-paham."

"Udah, ayo lanjut. Lo buat kita berhenti tiga menit, Lea. Waktu terus jalan."

"Emang sekarang jam berapa?" kepo Rhea.

Acrux segera mengecek arloji di tangan kirinya. "Tujuh menit lagi masuk."

Mata Rhea membelalak. "APA?!" jeritnya. Ia merapatkan kembali mulutnya yang sempat menganga beberapa detik. "Lagian sekolahnya luas banget, sih?!"

"Namanya juga sekolah elit."

"Udah kayak kebun binatang aja luasnya. Cuma bedanya, ini isinya manusia bukan binatang." oceh Rhea. "Iya, bener. Ini mah kebun manusia."

"Udah?"

Rhea mendongak menatap Acrux dengan raut polosnya. "Apanya yang udah?"

LITTLE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang